the evening promises

669 10 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku dan mendapati Jack menatapku dari samping, aku tersentak. "Jack apa yang kau lakukan disini?!" bentakku menjauhi Jack. "mencarimu cantik" sahut Jack dengan senyuman nakalnya membuat aku takut. "dimana Justin?!" "kau tidak perlu risau Tameil cantik, dia akan mengerti jika aku meminjam apartemennya semalaman saja bersamamu" sahut Jack memegang daguku, Jack senyum nakal. "jangan sentuh aku! Pergi kau!" usirku mendorong dada Jack.

"mengapa kau menolakku Tameil? Aku tau hasratmu menginginkan aku" sahut Jack terkekeh sembari menaik-turunkan alisnya. "let's have cute babiess..." sahut Jack mendekatkan wajahnya denganku, aku menatap matanya yang biru kehijauan itu. Tatapan dan sentuhan itu menghipnotisku.

Di saat Jack ingin mencium bibirku "aku TIDAK menginginkanmu Jack!" sahutku dengan nada penekanan, Jack terkejut dan menatapku "jangan tolak aku Tameil! Aku akan memaksamu" ancam Jack lembut sembari mengelus wajahku. "aku tidak menginginkanmu Jack!" tolakku lagi. "aku tidak percaya dengan omong kosongmu! Ayo kita lakukan sekarang Tameil!" Jack mendekapku, aku mendorong dada Jack dengan kasar "aku bilang aku tidak menginginkanmu!!!!" bentakku "lalu siapa yang kau inginkan?!!" bentak Jack. "AKU MENGINGINKAN JUSTIN!" sahutku tiba-tiba membuat Jack terkejut.

"TIDAK AKAN AKU BIARKAN!" bentak Jack menindihku kasar di atas tempat tidur dan dengan buru nafas menciumku panas.

*****

"AKU MENGINGINKAN JUSTIN!" "TIDAK AKAN AKU BIARKAN!" Justin terkejut mendengar percakapan itu, "benarkah Tameil menginginkan aku?" sahut Justin di balik pintu kamar apartemennya. "ah? Apa yang aku pikirkan? Mengapa aku merasakan getaran aneh dibawah perutku? Mengapa aku bahagia ketika Tameil menginginkanku? Ah ada apa denganmu Justin?!!!" sahut Justin frustasi menjauh dari kamar apartemennya.

"PERGI JACK! JANGAN SENTUH AKU!!!!" pekik Tameil dalam kamar Justin, Justin berbalik untuk melihat apa yang terjadi di dalam sana "TAMEIL?" sahut Justin membuka pintu kamarnya dan terkejut melihat apa yang terjadi. Jack menindih Tameil "menjauh vampir sialan! Jangan rusak momen ini! Dia milikku sekarang!" Justin mendengar Jack berkata seperti itu di pikirannya. Jack tau Justin masuk jadi Jack cukup hanya berbicara dalam pikirannya dan Justin akan mengerti. Justin membanting pintu kamarnya karena kesal.

"mengapa hatiku begitu sakit melihatnya? Mengapa aku menyesal membantu Jack bertemu Tameil? Mengapa tidak aku saja? Aghhh jangan Justin jangan! Kau tidak boleh mencintainya! Jangan rusak rencana!!!" batin Justin. Justin duduk di sofa menunggu di luar kamar.

*****

Jack semakin menekan tubuhku di kasur. Amarahnya meledak saat ini, aku tidak tahu apa yang ia pikirkan, aku tidak ingin bercinta dengannya... tegakah ia melakukannya dengan keadaannya seperti kesetanan? Justin bantu aku! Aku tidak menginginkannya! Pekikku dalam hati.

Jack terus menciumku dengan panas, ia melepaskan bajunya dan melemparnya ke sembarang arah. Aku tak dapat melawan, Jack lebih kuat daripada aku. Jack tak membiarkan ciumannya lepas. Aku kehabisan nafas. Jack mencium leherku dan turun ke dadaku, entah mengapa aku lemah saat ini. Aku terbungkam. Jack mengelus dadaku lembut, emosinya mulai turun. Jack mengangkat pinggangku dan melepaskan helaian pakaianku ,melemparnya ke lantai. Jack memperlakukanku dengan lembut. Jack mendekapku , badannya hangat dan tatapannya lembut. Aku menatap mata biru kehijauan itu.

"Tameil.. aku mohon... jangan tolak aku.. aku benar-benar mencintaimu.. kau membuatku gila Tameil.. aku mohon... aku sendiri yang akan meruntuhkan prinsip itu.. KATAKANLAH KAU MENGINGINKAN AKU BUKAN DIA!" Sahut Jack lembut dengan memberi sedikit tekanan pada katanya, aku hanya diam menatap matanya. "aku mohon Tameil.. jadilah milikku seutuhnya" bisik Jack lembut di telingaku, aku merasakan buru nafasnya yang hangat.

"Aku menginginkanmu Jack!" sahutku seolah-olah terhipnotis oleh matanya dan menyetujuinya. Ku lihat senyum penuh kemenangan di wajah Jack "kau cantik Tameil" sahutnya menatapku. Jack kembali menciumku hanya saja lebih lembut dan penuh perasaan. Entah mengapa hatiku berteriak agar Jack terus melakukan aksinya. Apakah aku benar-benar menginginkan Jack?

Fantastic JourneyWhere stories live. Discover now