15

180 5 2
                                    

Apa ini sebuah permainan? Atau aku sedang berada dalam pertunjukkan drama? Kenapa ini terlalu oh shit!

Setelah pertemuanku dengan stev dan mendengarkan semua penjelasannya aku tidak bisa berhenti memikirkan itu. Maksudku, apa maunya? It's done. Dan.. Aku sudah tidak bisa berfikir. Sedikit lagi, setelah lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Aku akan menggapai impianku. Dan dimana aku sekarang? Terjabak di masa lalu dan christian.

Ohya christian. Where is him?

Aku duduk menatap kota new york di siang hari. Padat dan wow! Ini.. Hebat. Maksudku, bagaimana matahari terlihat begitu indah dan berbeda di sini. Aku memikirkan segalanya... Apa! Oh sial, apa aku sudah gila sekarang. Dan apa yang sedang aku bicarakan

"Anna?!" Teriak seseorang di balik punggungku. Itu suara christian. Dengan malas aku berbalik dan melihat wajahnya. Dan---Kenapa dia terlihat-hm--marah

"WHAT ARE YOU DOING WITH HIM!!! STOP TO TALKING WITH HIM!!!" dia berteriak kepadaku. Mataku menangkap hal yang aneh. Dia hanya tidak marah sekarang tapi. Begitu. Hm berantakan.
"Apa yang kau bicarakan?" Alisku terangkat tak mengerti maksudnya
"Kau berbicara dengan bajingan itu! Aku rasa kau belum betul membaik sekarang. Dia ikut menyakitimu malam itu! Dengar anna! Kau tidak mau aku membunuhnya sekarang bukan! Jadi stop! Stop untuk berbicara dengannya!" Tunggu, apa dia gila? Dia memerintahku? Dan dia baru saja membahas tentang stev? Oh tentu saja, dia punya akses apapun yang dia mau. Bahkan aku tidak bisa lari kebelahan dunia manapun dengan kekuasaannya.
"apa hak anda mr.swift!Aku rasa ini masalahku dan stev. Berhenti memerintahku! Aku bukan pelacur atau bawahanmu! Aku pergi sekarang" aku berjalan cepat menuju pintu. Melewati christian. Tangan kanannya memegang erat dasinya. Bagaikan jika dia melakukan itu, semua akan bisa berubah seperti keinginannya.

"SELANGKAH KAU MENINGGALKAN PINTU ITU ANNA AKU TIDAK AKAN SEGAN UNTUK MEMBUAT BRENGSEK UNTUK MERASAKAN KESAKITAN! Kau bisa mendengarku dengan baik" dia mengeram.

Ancaman. Sial.

"WHAT DO YOU MEAN?"
"i believes, you know what i mean anna" dia berbalik menatapku tajam. Sorotan matanya menggambarkan api kemarahan.
"Kau tidak ada hak atas apapun tentangku christian. Tidak dengan masalahku! Bahkan dengan hidupku" suaraku membesar. Amarahku meluap. Dia tidak bisa mengontrolku semaunya. Ini hidupku dan apa pedulinya
"Kau milikku sekarang dan sebaliknya!"

Apa?

Apa ini lelucon? Apa aku sedang dalam area drama? Oh shit. Aku benci ini.

"Apa-apaan ini!" Pekikku menggema seluruh ruangan
"Jangan! Oh sht!" Dia berjalan mendekatiku. Menatapku dengan sorotan matanya. Aku tidak bisa mengerti. Apa maunya? Apa haknya? Kenapa dia harus mengklim semua yang dia mau seenaknya.

Tangannya memegang pipiku. Bibirnya menempel pada milikku. Membuat getaran entah darimana asalnya melemahkanku. Bibir lembutnya menghisap bibir bawahku. Begitu lembut. Begitu pelan. Dan menggentarkan. Aku hanya diam merasakan sentuhannya. Otakku terlalu lambat untuk memproses semuanya apa yang terjadi.

Beberapa menit yang lalu dia marah dan membentakku. Sekarang dia malah menciumku.
Mataku menutup perlahan.

Kini bibirnya berusaha menjelajahi semuanya. Mendesak mencari lidahku. Aku tidak tau, tapi yang pasti aku membalas ciumannya. Lidahku dan lidahnya menyatu dengan sempurna. Saling melumat, menggigit. Tangannya tidak diam. Tangan kanannya tetap memegang pipiku lembut, tangan kirinya turun ke pinggangku. Membuat tubuhku semakin erat dengan tubuhnya. Bagaikan dunia jatuh saat ini. Aku betul-betul tidak berdaya

------

"Kau mau makan apa?" Senyumnya di sampingku. Kami sedang berada dalam kamarnya. Dia memelukku erat. Aku hanya diam menatap ke arah matanya. Christian, siapa kau sebenarnya?
"Tidak. Aku tidak lapar christian" aku mencium kilat bibir tipisnya.

Apa? apa aku baru saja menciumnya?

"Kau harus makan okay? Setelah itu kita akan kembali ke boston"
"Aku tidak lapar christian. Aku hanya butuh. Sedikit. Ya sedikit jalan-jalan" aku memberikan senyum palsu. Aku tidak bisa seperti ini. Bagaimana kalau aku jatuh cinta padanya? Pada kakak sahabatku sendiri. Dan aku akan melupakan impianku, balas dendamku.

"Kau mau kemana hum? Aku akan membawamu kemanapun. Australia? Atau kau ingin berkeliling eropa? Hum, katakan" tangannya lembut bermain dengan rambutku. Ada rasa nyaman di sini. Bagaikan rumah.
"Tidak. Aku tidak segila itu, akan membuang uangmu hanya karna berJalan-jalan. Keliling newyork. Aku kau melihat matahari tenggelam di mahattan"
"Kemauanmu adalah perintah untukku tuan putri" dia tertawa renyah. Mataku melebar. Dadaku berdetak sekuat tenaga. Bagaikan angin pegunungan, di kelilingi oleh taman bunga. Sial.

Aku jatuh cinta padanya

Maaf banget yah baru update. U know, banyak tugas yang gue selesain. Dan persiapan gue lomba bulan ini seindo. Gilak gue belajar gila-gilaan.
Lagian gue sibuk juga nih sama teman baru😭😭
Tapi nanti aku update lagi. Usahain malam ini deh.
Makasih yah udah baca ceritaku yang absurt ini. Ga jelas sekarang ceritanya kemana. Kalau udah selesai aku rencana buat lagi.
Dan jangan lupa vote and commen kekurangannya supaya aku bisa lebih baik lagi.
Dan typo banyak berkeliaran di sini. So, pls sabaran bacanya yah
Okey thanks:*

MapsWhere stories live. Discover now