17. An amazing plans

174 5 0
                                    

Kakiku rasanya ingin lepas dari tempatnya. Jam menunjukkan 10 malam tapi chistian tak kunjung pulang dari pertemuannya bersama neneknya.

Setiap ku pejamkan mataku rasanya seperti melihat kejadian tadi sore di mahattan. Dia menciumku. Rasa lembut dari bibirnya masih terasa. Huh, bagaimana dia bisa membuatku seperti ini. Aku menggelengkan kepalaku cepat. Oh tidak tidak!! Apa yang aku fikirkan. Aku tidak boleh menyukainya. Demi apapun! Jangan!

Ponselku berdering. Aku harap itu christian. Dengan cepat aku mengambilnya tepat di sebelahku. Sebenarnya aku sengaja menyimpannya di sana untuk lebih mudah mengangkat telfon. Sebenarnya, telfon dari christian.

Namun sayangnya yang tertera di sana bukan orang yang aku harapkan.

"Apa maunya?" Dengan malas aku mengangkat telfon.

--------------------------------

Christian pov*
mataku tidak bisa berhenti melihat jam tanganku. Jam sudah menunjukkan jam 11. Aku ingin cepat pulang dan bertemu anna. Memeluk dia. Mencium bibir merah membuatku mabuk. Merasakan setiap inci tubuhnya. Mataku menutup merasakan sensasinya.

Ketukan meja mengagetkanku. Ku buka mataku dan melihat beberapa arsip dan foto di depanku. Alisku berkerut ke arah nenekku. Umurnya tidak bisa di bilang muda lagi. Dia sudah terlalu tua untuk bekerja. Tapi, tenaganya tidak seperti tubuhnya. Mungkin waktu dapat memakan tubuhnya tapi tidak dengan semangatnya.

Dia memberikan tatapan yang sangat dingin. Bibirnya tegas membuat garis lurus pada bibirnya. Mata abu abunya memberikan sinar ke tegasan disana. Sampai saat inipun aku tidak berani membatah apapun yang dia katakan.

"Christian. Kau lihat itu?" Matanya menatap foto dan berkas yang ada di depanku. Aku mengambil foto dan melihat siapa yang ada di dalam foto itu. Tak satupun aku mengenal para gadis di foto itu. Dan berkas yang berisi identitas dari gadis yang berada dalam foto foto tersebut. Aku tidak mengerti.

"Nenek. Apa maksudnya?" Tanyaku heran. Dia masih menatapku. Seperti dia bisa membakarku dengan tatapan itu.
"Tinggalkan gadis itu."
"Apa? Siapa?" Tanyaku lebih heran. Apa yang dia maksud adalah
"Christian, aku sudah mencari tau identitas gadis itu. Kau tau, ibunya pelacur. Dia tidak punya apapun." Kata nenekku tegas. Rambut ubannya tertata rapi. Kerutannya terlihat jelas. Matanya memberikan perintah. Perintah untuk mendengarkan apapun yang dia katakan.

Aku tidak peduli apapun tentang dirinya. Dari awal aku bertemu, aku sudah suka. Dan apapun tentangnya tidak akan membuatku mundur.

"Nek dengarkan aku.."
"aku harap kau mau meninggalkan dia. Dia hanya ingin hartamu." Dia lalu berdiri dari kursinya. Asistennya mengikuti setiap langkahnya hingga ia hilang dia balik pintu. Mataku menatap pintu yang tertutup.
Tinggalkan dia. Gadis ituz
Suaranya masih terdengar memenuhi otakku.

--------------------------

Sebuah sentuhan membangunkanku. Dalam gelap aku tak bisa melihat siapa itu. Tangannya erat memelukku dari belakang. Sial, aku tadi menunggu christian di dapur sampai aku tertidur di kursi.
Bibirnya menyusuri setiap inci dari leherku. Tak ada yang tersisa. Dengan mudahnya dia memutar kursi sehingga aku tepat berhadapan dengannya. Bau farfumnya memasukki hidungku. Bagaikan bau surga. Menyenangkan. Tangannya mengacak rambutku. Aku hanya bisa pasrah sedangkan bibirnya mendekati telingaku.

"I have an amazing plans" lalu dia tersenyum. Tersenyum seperti iblis. Dia membenamkan bibirnya menyelami setiap sudut bibirku. Lidahnya mendesak ingin bertemu dengan lidahku. Tanganku meremas keras kera bajunya memberikan dorongan pada tubuhnya untuk lebih dalam menyentuhku.

Tangannya tak diam saja. Tangan kanannya bermain pada rambutku. Mendorong wajahku untuk lebih dekat dengannya sehingga bibir kami menyatuh. Tangan kirinya meraba halus daerah kewanitaanku.

Lidah kami bermain. Bibir kami saling hisap menghasilkan bunyi indah. Bagaikan alunan musik. Badanku yang mungil dengan mudahnya dia angkat. Aku tidak tau dia ingin membawaku kemana. Aku masih sibuk menghisap lidahnya. Menggigit bibir merahnya. Hembusan nafasnya semakin menggairahkanku. Tanganku merangkul lehernya.

Dia menurunkanku. Lalu dengan cepat melepas semua pakaiannya. Hanya tersisa celana hitam bermerk CK. Kejantannya telah mengeras berada di bayang bayang celana hitamnya. Darahku mengalir deras. Tangan kokohnya menarikku kembali ke dalam pelukkannya. Bibirnya menyentuh bibirku. Sangat lembuh. Sangat. Aku. Aku lupa diriku.

"Buka bajumu sekarang anna atau aku merobeknya sehingga kau tidak bisa memakainya lagi" suaranya di antara ciuman kami. Aku malah mendengarnya seperti desahan. Desahan yang menggairahkan. Membuat darahku berdesir. Seperti aku ingin dia. Sekarang. Memenuhiku.

Dengan cepat aku melepaskan semua pakaianku. Tidak begitu susah karna aku hanya memakai baju tipis dan bra hitam.

"Pertama aku butuh mandi" katanya sambil tersenyum jahil. Dia menutup pintu kamar mandi. Lalu berjalan ke arah shower. Dia menatapku penuh gairah.
"Dan kedua aku terlalu lelah untuk membersihkan diriku. Kau ingin membersihkannya untukku hum?"
Sweet jesus!? Dia bisa membuatku merinding.

Kakiku berjalan ke arahnya. Sekarang tidak ada yang membalutku. Sebenangpun. Badanku yang sintal terakses penuh. Dia menyalakan airnya. Badannya yang tegak, berotot pas untuk tubuhnya tidak berlebih dan tidak juga kurang. Six packnya membuatku semakin bergairah saat aliran air menyentuhnya. Membuatnya bagaikan surga.

Malam ini akan menjadi malam indah.
Bercinta di kamar mandi. Memberikan sensasi tiada taranya. Membawaku ke surga.

Maaf updatenya dikit doang. Bingung mau cerita gimana soal hum yg itu tuh. Aduh ga ada khayalan di bagian itu deh. Addeh please inspirasi datang datang.

PLEASE KOMEN AND VOTE. Nanti update lagi kalau pembacanya udah 50 an di part ini. Doain dan bantu ya! Soalnya cerita ini niatnya selesai bulan juni atau mei. Jadi please please komen dan vote :(:( #NOKACANG! Thanks:)

MapsWhere stories live. Discover now