Jungkook benar-benar mencoba untuk tidak peduli lagi pada Seulyoung sejak malam itu. Kalian tahu? Kado yang Seulyoung berikan bahkan belum dibukanya. Kado itu masih tergeletak di meja belajarnya. Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah dalam diri Jungkook. Tapi entahlah, rasa kecewa lebih menguasai dirinya untuk saat ini.
Seulyoung pun tak berusaha banyak untuk memperbaiki keadaan. Ia takut Jungkook masih marah dan akan berkata dengan nada tinggi lagi padanya. Dan hal itu membuat Yoonji jengah. Ingin sekali ia membantu mencairkan suasana ini. Tapi Seulyoung selalu melarangnya.
"Seulyoung, setidaknya kau harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu." Entah sudah berapa kali Yoonji menasehati Seulyoung tapi gadis itu tetap pada pendiriannya.
"Kau pikir dia akan percaya pada kata-kataku disaat keadaan seperti ini?" Dan Yoonji selalu dibuat terdiam dengan jawaban yang Seulyoung berikan.
"Itu hanya akan membuat diriku terlihat lebih buruk di matanya, Yoonji." Lirih Seulyoung dengan senyuman mirisnya.
Seulyoung yang seperti ini yang kadang membuat Yoonji kesal dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
------
'Aku ada janji dengan temanku hari ini. Jangan menungguku.'
Itu adalah bunyi pesan Hyejin yang diterima Jungkook saat ia baru keluar kelasnya. Jungkook memasukkan ponselnya kembali setelah membalas bahwa ia mengerti dan menyuruh Hyejin untuk hati-hati. Ia lantas melanjutkan langkahnya menuju tempat parkir.
Hari ini sepertinya Seulyoung mendapatkan sedikit kesialan. Ban sepedanya kempes. Sekolah sudah sedikit sepi, ia bingung harus minta tolong pada siapa. Tidak banyak orang yang Seulyoung kenal disini. Seulyoung sedikit introvert, ingat?
"Aish! Bagaimana ini?" Gumamnya karna frustasi.
Seulyoung sempat berpikir untuk menelfon Chanhee tapi kemudian ia ingat bahwa Chanhee mengatakan sedang ada ujian di kampusnya. Yoonji? Gadis itu sudah pulang bersama kekasihnya.
Di tengah kebingungannya, mata Seulyoung melihat Jungkook yang baru keluar dari sekolah. Mata mereka bertemu namun Seulyoung memutuskannya terlebih dahulu. Jungkook menatapnya dengan tajam dan juga ekspresi wajahnya sangat dingin tadi, itu membuat Seulyoung berpikir bahwa Jungkook masih marah padanya. Niat Seulyoung yang ingin meminta bantuan pada Jungkook pun ia urungkan.
Jungkook sendiri pun tidak peduli dengan apa yang sedang Seulyoung lakukan. Ia sama sekali tak berniat menyapa gadis itu atau menanyakan sesuatu padanya. Jungkook justru lebih memilih berjalan menuju motornya lalu pergi.
Seulyoung menatap kepergian Jungkook dengan sendu. Ia merasa sesak di dadanya. Apa Jungkook benar-benar sudah tidak menganggap keberadaannya? Jadi, persahabatan yang selama ini ingin Jungkook pertahankan seperti ini akhirnya?
-----
Jungkook menatap rintik hujan yang mulai deras dari jendela kamarnya. Bersyukur karena hujan turun saat dirinya sudah sampai dirumah. Ia lalu mendudukkan dirinya di pinggir jendela. Masih mengamati hujan. Langitnya benar-benar gelap.
"Seulyoung.."
Pikirannya tiba-tiba tertuju pada gadis itu. Dia ingat Seulyoung pulang dengan membawa sepeda dan jika ia tidak salah lihat, ban sepeda gadis itu kempes tadi. Ia melihatnya, ia tahu, rapi ia terlalu mementingkan egonya untuk tidak peduli pada gadis itu.
Jungkook kembali menatap jendela. Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia memastikan keadaan Seulyoung sekarang?
Sebuah helaan nafas panjang terdengar dari pemuda itu. Matanya terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
YoungKook Series (COMPLETED)
FanfictionLee Seul Young and Jeon Jung Kook "When you fallin' love with your bestfriend.."