Jungkook masih tidak bergerak dari tempatnya ketika pemuda yang bersama Seulyoung melambaikan tangan untuk meminta pelayan mendekat. Jimin yang melihatnya pun lantas menghampiri Jungkook dan menepuk pundaknya.
"Biar aku saja." Tangan Jimin berusaha meraih buku menu yang Jungkook pegang. Tapi itu tidak berhasil karena Jungkook menjauhkan tangannya.
"Tidak hyung. Biar aku saja."
Jimin menghela nafasnya dan melihat bagaimana Jungkook berjalan dengan langkah berat mengampiri Seulyoung dan pemuda itu. Mungkin Jungkook sedang mencoba untuk bersikap professional karena ini adalah pekerjaannya.
"Bisa aku catat pesanan Anda, Tuan?" Jungkook segera menyiapkan catatan dan pulpen dengan kepala yang ia tundukkan. Sebisa mungkin tidak melihat pemandangan yang ada di depan matanya.
Jungkook bahkan mungkin tidak tahu bahwa sekarang Seulyoung sedang menunduk menahan tangisnya. Perasaan bersalah dan takut muncul begitu saja dalam hati Seulyoung saat melihat Jungkook di hadapannya. Jujur saja ia merasa takut jika nantinya Jungkook akan membencinya karena telah melakukan ini. Tapi dia sadar, dia memang pantas dibenci.
Diam-diam, Wooshin juga memperhatikan pemuda berseragam pelayan ini. Sepertinya ia merasa tidak asing dan pernah melihatnya.
"Aku tidak mau pesan apapun." Suara Seulyoung itu mengalihkan perhatian Wooshin dari Jungkook.
"Kenapa?" Tanya Wooshin.
Seulyoung menggeleng pelan, "Tidak apa-apa." Jawabnya singkat dan lirih.
"Cepatlah pesan Wooshin! Aku ingin pulang!" Lanjut Seulyoung. Rasa bersalahnya akan semakin besar jika Wooshin terlalu lama memesan dan menahan Jungkook di sini.
"Oh baiklah. Aku pesan Cheese Cake dan Vanilla Latte untuk di bawa pulang."
"Cheese Cake dan Vanilla Latte. Ada yang lain?" Tanya Jungkook setelah mencatat pesanan Wooshin.
"Tidak. Itu saja."
"Baiklah. Mohon tunggu pesanannya."
Sebelum pergi dari sana Jungkook menyempatkan diri untuk melirik ke arah Seulyoung yang ternyata masih menundukkan kepalanya. Meskipun ia baru saja melihat kekasihnya bersama pemuda lain, tapi rasa rindu Jungkook karna tidak bertemu Seulyoung selama kurang lebih seminggu tidak berkurang sama sekali. Justru yang sekarang ingin ia lakukan adalah membawa Seulyoung untuk duduk berdua dengannya dan membicarakan semua masalah yang membuatnya bingung.
Tentu saja Jungkook bingung. Seulyoung meninggalkan apartemennya tanpa pamit dan hanya meninggalkan satu pesan. Setelah itu dia seakan menghilang dan sekarang tiba-tiba muncul bersama seorang pemuda yang bersikap bahwa Seulyoung adalah kekasihnya.
-----
"Aku harap kau tidak mengingkari janjimu Wooshin!" Seulyoung berkata dengan penekanan di setiap katanya dan Wooshin tersenyum melihatnya.
"Aku tidak akan lupa. Kau pikir karna aku terus bersamamu, aku tidak mengurus masalah itu?"
Seulyoung hanya menanggapi pertanyaan Wooshin dengan sebuah helaan nafas.
"Ah ya, yang tadi di kafe itu.. Jeon Jungkook?"
"Kenapa?" Nada bicara Seulyoung berubah menjadi sangat ketus ketika Wooshin menanyakan Jungkook.
"Jangan urusi Jungkook! Urus saja perusahaan ayahnya!" Lanjut Seulyoung memperingati Wooshin agar tak berbuat macam-macam pada Jungkook. Namun yang diperingati malah terlihat meremehkannya.
"Selama aku bisa menepati janjiku, kau akan tetap bersamaku kan?"
Untuk pertanyaan Wooshin yang satu ini Seuyoung hanya bisa diam. Tak ingin menjanjikan bahwa ia akan terus bersama dengan pemuda yang sedang menyetir mobilnya itu. Ia, Seulyoung sungguh tidak yakin bahwa perasaannya akan berubah meskipun ia bersama Wooshin setiap hari. Jungkook masihlah yang terpenting untuknya. Hanya Jungkook.
.
.
.
Jungkook segera berdiri dengan tegak saat sebuah mobil berhenti di depan rumah keluarga Lee. Ya, ia sekarang ada di rumah Seulyoung. Bukan di dalam, dia ada di depan gerbang. Berdiri dan menunggu Seulyoung sejak satu jam yang lalu. Dan setelah satu jam menunggu, akhirnya mereka datang, maksudnya Seulyoung dan pemuda yang belum dikenalnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YoungKook Series (COMPLETED)
FanfictionLee Seul Young and Jeon Jung Kook "When you fallin' love with your bestfriend.."