BAGIAN SEPULUH: MEMORI

659 107 21
                                    


Double update!! :)
Play the audio to make the story feels live!

"Brittany, aku ingin gulali itu. Lihat, warnanya merah muda! Aku suka merah muda"

"Mom melarangmu makan itu, jadi aku tak akan membelikanmu"

"Ayolah Brittany, aku lapar dan aku ingin makan gulali" rengek gadis kecil itu.

"Sekali aku bilang tidak, ya tidak. Mengertilah, Mag. Aku akan pulang. Kau ingin tetap di sini atau pulang bersamaku?"

Gadis itu tak bergerak dan kakaknya, Brittany meninggalkannya di taman itu. Taman itu hanya berjarak sekitar sepuluh meter dari rumah mereka, jadi gadis kecil itu tak mungkin tersesat.

Gadis itu menangis, terus merengek minta dibelikan gulali padahal sang kakak sudah pulang.

"Brittany, aku ingin gulali" katanya sambil menunjuk ke arah vendor itu.

"Hai"

"Kau siapa?" tanya gadis itu di tengah isakannya.

"Aku malaikat kecilmu"

"Malaikat kecil? Apa kau seperti malaikat dari surga?"

"Bukan, aku bukan dari surga. Aku dari blok D. Ibuku sering memanggilku malaikat"

"Tapi siapa nama aslimu?"

"Aku Minho"

"Senang bertemu denganmu, Minho. Aku Margareth, panggil saja Mag" kata Mag menjabat tangan laki-laki itu.

"Kenapa kau menangis?" tanya Minho menghapus air mata Mag.

"Aku ingin gulali itu. Kakakku tak mau membelikannya untukku" Mag mulai menangis lagi.

"Kau benar-benar ingin gulali itu?"

Mag mengangguk sambil terus mengangguk.

"Aku punya uang. Ayo kubelikan"

Minho menarik tangan gadis itu ke vendor itu lalu membelikan satu gulali untuknya.

"Bagaimana rasanya? Enak?"

"Tentu saja. Kau mau?"

Ia menggeleng.

"Untukmu saja, Mag"

"Terima kasih, malaikat"

"Sama-sama, gulali"

Gadis itu terus melahap gulali yang sudah dia inginkan dari dulu.

"Minho, aku ingin menjadi pacarmu ketika kita dewasa nanti"

"Apa kau yakin?"

"Tentu saja. Memangnya tidak boleh, ya?" katanya sambil terus memakan gulali itu.

"Boleh, lah. Ngomong-ngomong, ibuku sudah menyuruhku pulang. Sampai jumpa, Mag"

"Tunggu. Berjanjilah padaku bahwa kita akan bertemu lagi dan kau akan menjadi pacarku"

"Aku berjanji"

"Pinky swear?"

"Pinky swear"

Laki-laki itu berlalu.

"Aku janji, kita akan bertemu suatu saat nanti, malaikat"



Hearth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang