BAGIAN DELAPAN BELAS

714 97 85
                                    

Vote!

"Tidak terima kasih. Aku akan kembali ke homestead" Sean berdiri dan mulai berjalan.

KLEKK

Sial. Aku menginjak sebuah ranting.

Sean diam dan menoleh ke arahku, untung aku langsung menundukkan kepala.

"Kau mendengarnya, John?"

"Mendengar apa?"

"Mungkin aku salah dengar. Sampai jumpa besok dan jangan minum terlalu banyak"

Sean pergi.

Hampir saja.

***

"Untuk apa, Mag?"

"Ayolah, Jane. Besok aku harus pergi berburu dan aku tak memiliki anak panah. Boleh aku minta enam?"

"Tapi kau kan bisa minta besok. Besok kau dan aku kan sama-sama berburu"

"Aku ingin sekarang, hehe" kataku menutupi kebohonganku.

"Baiklah, aku beri delapan karena aku sedang baik hati"

"Terima kasih, Jane! You're the best!"

"Sama-sama, Mag" balasnya tersenyum.

"Oh ya, apa aku bisa meminta bantuanmu?"

"Apa?"

"Bisa kau berikan surat ini pada Sean?"

Sebenarnya aku agak ragu menyuruh Jane, tapi kurasa ia bisa diandalkan.

"Memangnya ada apa?"

"Aku dan Sean sedang ada masalah. Bisa kan? Satu hal lagi, tolong jangan buka surat itu"

"Baiklah. Kapan aku memberikannya?"

"Di saat yang tepat"

"Bagaimana aku tahu?"

"Kau akan tahu"

Jane menunjukkan ekspresi bingung tapi tak lama kemudian ia mengangguk.

***

Pagi sudah datang, itu artinya aku harus segera meninggalkan Hearth. Kuperiksa lagi semua barang bawaanku, kurasa tak ada yang kurang.

Aku mengambil kain yang disebut jaket di belakang pintu, memakainya lalu memasang sepatu boot pemberian Sean ketika pertama kali aku menjadi seorang hunter.

"Mag, kau mau ke mana?" tanya Lucy (akhirnya setelah berpuluh-puluh abad, si kecil Lucy nongol lagi. Bagi yg uda lupa, Lucy itu temennya Mag, dia masih kecil. Lucy juga satu homestead sama Mag)

Aduh, jika begini aku pasti akan terlambat dan semua pasti akan menyadari kepergianku.

"Aku akan pergi berburu"

"Membawa tas sebesar itu?"

"Lebih baik kau tidur lagi. Ini masih terlalu pagi. Aku menyayangimu, Lucy. Jaga dirimu baik-baik"

"Aku juga menyayangimu, Mag. Kau bagaikan ibu bagiku. Kau janji tak akan meninggalkanku, kan?"

Aku tak janji karena kita tak akan pernah bertemu lagi.

"Aku janji" balasku tersenyum.

Setelah memastikan Lucy sudah tertidur, aku keluar homestead.

Yah, aku sedikit kesiangan. Beberapa hunter sudah berkumpul dan bersiap untuk berangkat.

Aku berusaha semaksimal mungkin agar tak ada yang melihatku. Kini aku telah sampai di gerbang yang belum terbuka. Aku menoleh ke arah hunters, dan aku bisa melihat Sean dengan jelas.

Hearth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang