This is the last one ever.
Kepada: siapapun yang membaca tulisan ini.
Dari: Maggie Ritz
Hal: catatan harianku selama aku berjuang untuk hidup.
Aku tak pernah menyangka akan mengakhiri hidup sebagai seorang crank, aku bahkan tak yakin menyebut diriku sebagai 'seorang'. Haha, miris sekali hidupku. Ini adalah hari pertama aku berada di luar Hearth. Ya, aku meninggalkan surga dunia itu. Aku tak bisa membuat orang-orang lain tertular virus menjijikkan yang tinggal di umm-- otakku.Hari ini aku bertemu Sean, well lebih tepatnya hanya melihat. Aku melihatnya menangkap calon buruanku. Aku dan dia sama-sama membidik babi liar yang tengah mengorek-ngorek sesuatu di dekat danau itu. Haha, danau di mana ia menciumku pertama kali. Benar-benar konyol tapi aku merindukan momen itu. Aku jadi tertawa sendiri saat mengingatnya.
AKU BWJSHQOQPA >=§£>=>=>£^=?!£^=$=>0\(#61 AKU INGIN MATI.
Uh, maaf. Itu tulisanku saat otakku kacau. Ya, terkadang aku tak bisa menyelaraskan pikiran dan gerakan tubuhku.
Well, ini sudah hari ketiga, atau mungkin keempat. Entahlah, aku tak sadarkan diri beberapa saat. Yea, aku sempat mencoba membunuh diriku sendiri dengan masuk ke danau itu, tapi tak berhasil. Aku malah seperti bermimpi buruk sangat buruk saat aku pingsan. Aku bermimpi bahwa aku memang benar-benar mati, setidaknya begitu kata Kaya dan Sean menggila.
Dan saat aku terbangun, aku sudah ada di tepi danau entah bagaimana caranya. Ransel dan senjataku juga masih ada di sana, tak berpindah sedikit pun. Tapi kurasa burung-burung sudah mengobrak-abrik makananku. Tak ada pilihan lain selain berburu. Aku menemukan rusa. Rasanya enak sekali.
Ada sesuatu yang belum sempat kutulis, mengenai perubahan fisikku. Akan terdengar menjijikkan, tapi memang seperti ini faktanya. Luka-luka sudah memenuhi tubuhku, rambutku juga sudah banyak yang tercabut, bajuku sudah banyak yang kusobek untuk menutup lukaku, dan aku juga sudah tak bisa berburu lagi. Jadi aku hanya bisa makan burung-burung yang hinggap di tubuh busukku ini.
Sean.
Tiba-tiba nama itu terlintas di pikiranku. Uh, aku merindukan laki-laki itu. Aku ingin melihatnya untuk terakhir kalinya, sebelum semuanya terlambat. Aku ingin sekali menemuinya, tapi aku tak bisa membiarkannya bernasib sama sepertiku.
Satu-satunya pemberiannya yang masih melekat pada diriku adalah belatinya, entah mengapa aku sangat mengagumi belati itu. Flower crown? Umm, sudah kutinggal di ranselku. Ya, aku tak butuh roti dan ransel.
Aku merindukan laki-laki itu. Sean, muncullah sekali lagi di hadapanku maka aku akan menemuimu. Aku akan menampakkan diriku di depanmu sebagai seorang crank. Aku ingin memeluk tubuhnya sekali lagi sebelum aku melakukan rencanaku.
Selamat tinggal, Sean. Aku pasti akan mati, entah di tanganmu atau di tangan penyakit sialan ini. Aku mencintaimu. Sa
Laki-laki itu meneteskan air mata saat membaca tulisan yang ditulis ala kadarnya itu, tulisan yang penuh goresan tidak jelas, bahkan tulisan itu belum terselesaikan. Ia benar-benar merindukan si penulis catatan itu yang kini sudah terbaring tak bernyawa. [Sean ga kangen si penulis cerita ini? :( ]Aku pasti akan mati, entah di tanganmu atau di tangan penyakit sialan ini.
Kalimat itu terus terngiang di kepalanya. Bagaimana ia bisa dibodohi oleh seorang gadis yang notabene hampir menjadi seseorang yang tak waras? Bagaimana ia bisa-bisanya membunuh kekasihnya sendiri?
Ia meremas kertas-kertas usang itu dan berpaling ke gadisnya yang sudah tak bernyawa itu. Minho yang sedari tadi di sana, tetap tak berpindah. Ia khawatir Sean akan menggila lagi dan berujung pada hal-hal yang tak diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hearth ✔
Fanfiction"Sekalipun aku adalah crank?" "Sekalipun kau adalah crank. Aku mencintaimu, Mag" I do not own The Maze Runner series. The series belong to James Dashner. I only own Maggie Ritz and other characters that aren't in TMR series. © 2015 by cho-colate