.
.Hai hai...
Kita lanjut yuk..
Langsung capcus aja cin..
Jangan lupa vote dan komennya ya sayang...
Love You.. ♡♡♡.
.
.
~☆~
.
.
.Taemin merasa kepalanya sakit.
Seseorang menggampar kepalanya dari belakang.
"Appo..." keluhnya sambil berbalik. Sehun menatapnya murka.
"Apa yang kau lihat hah?" semprotnya marah.
"Aku tidak sengaja..." Taemin membela diri.
Jiyoung sejak tadi sudah menutup payudaranya. Kasihan si bayi. Dia terpaksa berhenti menyusu karena payudara Jioyung dilepas paksa dari mulut kecilnya. Bayi itu megap-megap mencari puting susu ibunya, tapi yang dicarinya sudah disimpan rapi di dalam bra.
Setelah meletakkan bayinya di ranjang, Jiyoung menghampiri Taemin dan ikut menggampar kepala Taemin sekali lagi.
"Dasar mesum!" bentak Jiyoung kesal.
"Ampun!" rintih Taemin sambil menutupi kepalanya dengan tangan, "Aku tidak sengaja. Maafkan aku,"
Sehun menggiring Taemin ke ruang tengah. Jiyoung membanting pintu kamar lalu menguncinya. Sepertinya dia akan melanjutkan menyusui bayinya.
"Hyung.. aku benar-benar minta maaf.." Taemin memohon maaf dengan sungguh-sungguh.
"Kau persis Kai! Kurang ajar!" kata Sehun kesal. "Ayahmu itu juga suka sekali melihat wanita yang sedang menyusui bayi. Dasar otak mesum,"
"Ayahku suka melihat wanita menyusui? Jeongmal?" Taemin menahan senyumnya. Astaga Appa... batin Taemin geli.
"Hyung, aku mencarimu. Aku ada perlu denganmu,"
"Ada apa? Kenapa tidak lewat telpon saja!?" ketus Sehun. Rupanya dia masih kesal.
"Umm... tidak hyung.. ini tidak bisa dibicarakan lewat telpon. Kita harus bicara face to face. Karena ini menyangkut masa depanku,"
Sehun mengerutkan kening. "Masa depan?"
"Aku tidak mau jadi gay,"
"Mwo?" Sehun membelalakkan mata, "Apa maksudmu hah?"
"Sahabatku, ternyata dia gay dan dia menyukaiku. Eottokhe?"
"Kyuhyun? Astaga!"
"Bukan! Bukan Kuyuyun. Sahabatku yang lain,"
"Minho? Onew? Jonghyun? Ah.. pasti Jonghyun!"
"Tidak. Bukan. Bukan member Shinee,"
"Jadi siapa?"
"Woobin."
"Woobin?" Sehun mengeryitkan keningnya lagi. "Siapa dia? Aku tidak mengenalnya,"
"Dia sahabat baruku. Kau memang belum mengenalnya."
Sehun mengangguk. Dia memang belum mengenal Woobin. "Taemin, ini tidak benar. Jauhi saja dia. Oke?"
"Kau juga pernah mengalaminya kan? Kau pernah disukai sahabatmu yang gay,"
Sehun sedikit kaget.
"Taemin, apa kau sedang membicarakan ayahmu?" Sehun menatap Taemin kesal. Taemin seolah sedang mengatai ayahnya gay."Maafkan aku. Tapi justru ayahku sendiri yang menyuruhku bicara padamu. Bagaimana cara mengatasainya,"
"Gampang. Jauhi saja dia. Temanmu bukan cuma dia kan?"
Taemin mengerjap. "Hyung..."
"Wae?" sahut Sehun tak peduli. Yang dipedulikannya saat ini adalah Taemin sendiri. Sehun tidak mau bocah kesayangannya itu berbelok menjadi gay.