.
.
Hellooo...
IPe balik lagi...
Gomawo vote nya ya..
capcus yuk cin....
.
.
.
Tao masih memejamkan matanya. Sesuatu yang lembut terasa menyentuh wajahnya.
"Hmm..." Tao tahu pasti, ini pasti sentuhan Soby, istrinya.
Dengan sigap Tao memeluk tubuh yang berada di atasnya.
"Aaaa....!!"
Suara anak kecil mengejutkan Tao. Dengan cepat namja tampan itu membuka matanya lebar-lebar.
TJ, anaknya yang masih balita sedang berada dalam dekapannya di atas tempat tidur. Tergencet di pelukan Tao yang erat.
"Ouuh.... mianhe sayang..." Tao melonggarkan pelukannya. Ditatapnya wajah menggemaskan TJ yang sedang berbaring di dadanya.
"Appaaa....!" seru TJ tertawa senang.
"Kenapa kau ada di sini, huh?" Tao mengangkat tubuh TJ tinggi-tinggi, membuat selimut yang menutupi tubuhnya bergeser kebawah memperlihatkan tubuh polosnya.
"Yeobo, pakai celanamu dulu," tegur Soby yang sedang duduk di depan meja rias.
Tao terkekeh geli.
Diletakkannya TJ di atas ranjang begitu saja, lalu dia turun dari ranjang dan mengambil boxernya yang terlempar jauh di dekat pintu kamar mandi.
Bugggh!!
Sesuatu berdebum jatuh.
"TJ!!" jerit Soby histeris.
Kini terdengar tangisan TJ yang menyayat hati. Balita itu meraung keras akibat jatuh dari ranjang.
"Oh.. TJ sayang... kau tidak apa-apa kan sayang..." Soby memeluk TJ dan menatap seluruh tubuh TJ.
"TJ kwaenchanna?" tanya Tao panik.
"Salahmu!" seru Soby geram. "Harusnya tak kau tinggalkan dia sendiri di atas ranjang,"
"Bukankah kau yang menyuruhku memakai celana?" sungut Tao sambil memakai boxernya. "Dan kaulah yang melemparkan boxerku sejauh itu," sambungnya lagi.
Soby mendengus kesal. Sambil menggendong TJ yang masih menangis, Soby membawanya keluar kamar.
Sepertinya TJ tidak apa-apa. Anak itu hanya terkejut saat jatuh.
Tao masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya di bawah pancuran shower.
Selesai mandi, namja berwajah tampan sedikit seram itu memakai kaos berwarna abu-abu corak abstrak dengan celana jeans biru tua.
"TJ sudah tidak apa-apa?" tanya Tao sambil duduk di meja makan.
"Dia hanya kaget," sahut Soby sambil membelai rambut TJ. "Omo, ada sedikit memar di dahinya," keluh Soby cemas.
"Mana?" Tao segera memeriksa kening buah hatinya itu.
"Memar dan sedikit benjol," katanya lirih.
"Kita bawa ke dokter saja," ujar Soby cepat-cepat menghabiskan sarapannya.
Tao dan Soby bersiap-siap membawa TJ ke dokter saat bel berbunyi.
"Ada tamu?" kening Tao berkerut. Pagi-pagi begini?