♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
.
.
.
Park Chanyeol, namja jangkung bermata cerah itu duduk dengan gelisah. Gadis yang ditunggunya belum datang juga. Chanyeol menghela nafasnya, lalu menatap jari tangan kirinya. sebuah cincin melingkar indah di jari manisnya.
Namja tampan itu tersenyum samar.
"Annyeonghaseyo. Mianhe aku terlambat..."
Chanyeol mendongak. Didapatinya wajah manis Shioli tengah menatapnya.
"Kwaenchanna. Duduklah," ucap Chanyeol lembut.
Shioli menundukkan wajahnya.
Kembali Chanyeol tersenyum samar. Pertanda buruk, batinnya sedih.
Shioli mengeluarkan sesuatu dari tas tangannya. Sebuah kotak beludru kecil berwarna hitam. Shioli menyodorkannya pada Chanyeol.
"Igo.. aku tidak bisa menerimanya. Jeosonghamnida..." ucap Shioli pelan.
Chanyeol mengangguk samar. Benar. Pertanda itu benar. Sepertinya Shioli ingin mengakhiri hubungan mereka.
Chanyeol membuka kotak kecil itu. Sebuah cincin cantik tersemat didalamnya.
Chanyeol meraih cincin itu lalu menyematkannya di jari kelingkingnya, bersebelahan dengan cincinnya sendiri yang terpasang di jari manis.
Shioli menatap Chanyeol dengan perasaan bersalah.
"Jadi kau akan kembali padanya?" tanya Chanyeol sambil terus menatap jari-jarinya yang mengenakan dua cincin.
"Eoh," jawab Shioli mengangguk, "Mianhe.."
Chanyeol hanya bisa meratapi nasibnya dalam hati. Mereka berdua memang belum memulainya.
Lebih baik mengakhiri sekarang daripada kelak akan lebih sakit lagi.
"Baiklah. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini. Jongmal gomawo. Kau pernah singgah dihatiku dan membuat hari-hariku berwarna walau hanya sesaat," ucap Chanyeol tulus.
Shioli semakin merasa bersalah. Dia tak menyangka akan bertemu dengan Baekhyun disaat dia sudah mulai bisa membuka hatinya untuk seseorang. Untuk Chanyeol.
"Jangan membenciku. Jebal.." bisik Shioli lirih. Setetes airmata mulai menggenang dipelupuk matanya.
Seandainya saja kondisi Baekhyun tidak seperti ini, mungkin Shioli akan tetap memilih Chanyeol. Namja jangkung yang telah mencairkan hatinya dengan happy virusnya.
Mengingat Baekhyun membuat Shioli ingin menangis. Namja yang sangat dirindukannya itu kini masih terbaring koma di rumah sakit. Tidak ada yang diharapkan Shioli selain melihat Baekhyun membuka matanya. Hanya itu.
Berhari-hari Shioli menjaga Baekhyun dan menggenggam tangan namja itu. Berharap ada gerakan di tangan lentik itu. Berharap Baekhyun bangun dan memanggil namanya walau hanya sekali.
Seorang pelayan mengantar minuman ke hadapan Shioli, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.
Shioli mengangguk sopan dan mengucapkan terima kasih pada pelayan itu.
"Baekhyun ssi, apakah dia belum sadar?" tanya Chanyeol hati-hati.
Shioli mengangguk pelan. Hatinya sedih mengingat kondisi Baekhyun.
"Semoga dia cepat sadar. Kau harus terus menemaninya," sambung Chanyeol.
"Chanyeol ssi.. Kwaenchanna?" tanya Shioli.