6. A close call

6.4K 573 60
                                    

MARK POV

"Mau kemana?" Suara Papa menahan langkahku.

"Keluar," jawabku singkat.

Aku tidak mempedulikan apa yang dia katakan selanjutnya. Aku langsung keluar rumah menuju mobil mewah yang sudah menunggu di depan. Aku membuka pintu mobil dan mulai masuk kedalamnya, kemudian menyalakan mobil dan segera megendarainya menjauh dari rumah. Kulihat jam di pergelangan tangan, sudah jam tujuh malam. Aku pun mempercepat laju mobilku menembus keramaian di Bangkok.

Satu jam kemudian, aku sampai di tempat tujuan. Aku keluar dari mobil dan menutup pintunya. Kemudian aku melangkahkan kakiku kedalam sebuah apartemen yang cukup mewah. Aku berhenti di depan lift, setelah lift terbuka aku masuk kedalam dan menuju lantai sembilan. Lift pun berhenti di lantai sembilan, aku keluar dari lift dan berjalan ke tempat yang aku tuju.

Aku sudah sampai di depan pintu, kemudian mengetuknya. Tak lama pintu terbuka menampilkan wajah seseorang yang sedikit terkejut saat melihatku. Seperti melihat makhluk dunia lain saja.

"Mau apa kau?" tanyanya.

"Setidaknya kau biarkan aku masuk dulu."

Dia membuka pintu dan membiarkanku masuk kedalam apartmennya. Aku pun duduk di kursi tanpa menunggu perintahnya.

"Ada apa?" Dia bertanya sambil duduk di sebelahku.

"Temani aku ke pesta reuni," jawabku tanpa basa-basi.

"Sesekali jangan minta aku temani. Ajak saja Jessica."

"Kau kan boyfriend-ku, Jae. Kita selalu bersama. So, aku harus mengajakmu."

"Aduh. Sakit sialan!" teriakku tiba-tiba saat tangan Jaebum mendarat bebas di kepalaku. Aku mengusap kepalaku sambil mengaduh kesakitan. Kulihat dia cuek tidak peduli.

"Cih. Najis punya kekasih sepertimu."

"Just joking, Jae. Aku normal, asal kau tahu saja. Jadi, please ikut aku kesana, ya." Aku memohon padanya. Sebenarnya terpaksa, karena aku tidak tahu harus mengajak siapa lagi.

"Oke.. Oke.." Dia mengiyakan dengan sangat terpaksa kemudian menghilang di pintu kamarnya. Aku pastikan dia sedang bersiap-siap merapikan dirinya.

Bukankah sudah kubilang sebelumnya, dia tidak akan menolak permintaanku, apapun itu.

***

Kami sudah sampai di restoran tempat diadakannya pesta reuni SMA ketika aku masih di LA. Jarang sekali kita bisa kumpul seperti ini, karena kebetulan sahabat-sahabatku sedang ada di Thailand, jadi salah satu dari mereka mengusulkan untuk temu kangen, katanya.

Jaebum berjalan di sampingku. Aku pun masuk ke dalam restoran dan mulai mencari-cari dimana mereka. Kemudian, mataku menangkap keberadaan mereka. Disana sudah lumayan ramai, rasanya aku yang paling terlambat datang. Aku dan Jaebum mendekat ke arah mereka.

"Mark! kau telat 20 menit, kau harus membayar semuanya!"

Aku kenal suara itu, si gila Jackson. Bukan berarti dia benar-benar gila. Hanya tingkahnya saja yang tidak bisa aku mengerti sampai sekarang. Berlebihan, kalau bisa kubilang.

"Sorry guys, biasalah, macet." Alasanku ketika sampai didekat mereka. Aku pun langsung duduk di tempat yang masih kosong, begitu pula Jaebum.

"Banyak alasan. Dari dulu tidak pernah berubah." Suara Andrew menyahut di seberang sana.

"Orang kaya, bebas melakukan apapun," balasku sedikit menyombongkan diri. Tapi tidak, sebenarnya hanya untuk bercanda. Ya walaupun kenyataannya begitu, sih.

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang