26. Us

5.5K 383 105
                                    

Please vote and comment.

Happy reading ^^

***

"I, Mark Yien Tuan, take you, Kunpimook Bhuwakul, to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish; from this day forward until death do us part."

"I, Kunpimook Bhuwakul, take you, Mark Yien Tuan, to be my husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish; from this day forward until death do us part."

Janji setia telah diucapkan.

Pria tampan dengan kemeja putih berbalut tuxedo hitam dan pria manis dengan setelan serba putih ditubuhnya saling menatap penuh sayang.

Mereka berdua seakan tertelan dalam dunia yang berbeda. Sepi, tak ada seorang pun didekatnya. Hanya ada hijau pepohonan dengan bunga liar yang menyembul dibalik rumput. Sepoi angin menambah tenang, menghanyutkan.

Dua mempelai itu saling bertukar senyum. Hingga bibir mereka pun bertemu. Saling menyentuh, menikmati betapa damai hati dan perasaan mereka saat ini.

Suara tepuk tangan seakan menyadarkan keduanya. Mereka melepas ciuman lembut penuh kasih sayang itu seraya menatap penuh kebahagiaan.

Disana, didepan mereka. Keluarga dan sahabat berkumpul untuk mendoakan. Tak ada yang lebih bahagia disaat orang tersayang berada dekat dalam jangkauan.

***

MARK POV

"Daddy." Aku mendengar teriakan mungil yang sudah sangat kukenal.

Dylan dengan tuxedo mini berwarna putih mendekat dengan langkah cepat, menghampiriku. Rambut hitam kelam miliknya disisir rapi ke belakang. Dengan senyuman lebar Dylan berlari ke arahku. Tak sadar kalau dasi kupu-kupu yang ia kenakan sudah miring tak beraturan.

Aku tertawa geli melihatnya.

"Hai, tampan," ucapku seraya berjongkok dan merapikan dasi yang tergantung dilehernya.

Dylan memberikan senyuman lebih lebar. Tangannya meraih leherku, membenamkan wajah dibahu.

Sungguh menggemaskan.

"Daddy sama Papa kelen banget hali ini." Bocah cadel berumur empat tahun itu berucap antusias saat melepaskan pelukan. Bahkan kedua jempolnya ia perlihatkan padaku dengan semangat.

"Oh ya? Jadi kerennya hari ini aja? Kemarin-kemarin nggak, hm?" godaku.

"Hmm..." Ku lihat dia berpikir keras seraya mengetuk jari telunjuk di dagunya yang menggantung seperti sarang lebah.

"Kelen, kok. Tapi hali ini lebih kelen," ucapnya jujur.

Aku tersenyum dengan tangan yang mengusap surai hitamnya lembut.

"Kesana, yuk." Dylan mengangguk. Aku pun berdiri sambil menggenggam erat tangan mungil milik anakku.

Aku dan Bambam baru saja mengucap janji pernikahan di tempat kelahiranku, Los Angeles. Sengaja kami memilih LA sebagai saksi cinta kami. Mengundang seluruh keluarga dan kerabat untuk datang kesini.

Masalah tiket pesawat dan lain sebagainya sudah diselesaikan oleh Jaebum. Ya, tentu saja seluruh biaya aku yang tanggung.

Sore ini adalah pesta pernikahan kami. Setelah berhasil melewati acara sakral di pagi hari, sekarang saatnya menikmati pesta berharga yang hanya terjadi satu kali.

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang