24. Lightning McQueen

5.6K 471 208
                                    

Happy reading ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ^^

***

MARK POV

"Kau harus ikut." Sepertinya aku terdengar sedikit memaksa. Tapi tak apa. Karena kali ini aku ingin bersama dengannya.

Kulihat Bambam memandangku bingung. Tak lama kemudian ia pun melempar senyum. "Iya," ucapnya.

"Baiklah, akan kujemput besok." Aku tersenyum hangat seraya menurunkan Nathan dari gendonganku. Sedangkan Dylan masih betah memeluk leherku. Aku mengusap surai hitamnya pelan.

Nathan hanya diam saja melihatku yang lebih memilih menggendong adiknya. Mungkin bocah tampan itu sudah menyadari betapa berat bobot tubuhnya.

"Kalau begitu, aku pulang dulu," kataku pada Bambam. Dia mengangguk mengiyakan.

Mataku menyapu ruangan di restoran ini. Masih sepi seperti apa yang telah ku rencanakan. Sepertinya P'Shon berhasil mengurus semuanya.

Aku pamit pada Tuan dan Nyonya Bhuwakul. "Hati-hati, Mark," pesan mereka padaku.

Aku membalasnya dengan anggukan yang diiringi senyuman. Lalu bergegas keluar restoran. Dylan masih ada digendonganku. Bambam dan Nathan mengantarku sampai kami ada di dekat mobil

"Daddy, besok jangan telat!" ingat Nathan sembari menatapku penuh ancaman. Aku tersenyum geli melihatnya.

"Siap, Sir," balasku sedikit bercanda. Bocah itu menampilkan gigi-giginya ceria.

"Dy sayang, Dad mau pulang dulu, ya." Aku berucap pelan pada Dylan, lalu mengecup keningnya sayang. Bocah lucu itu cemberut memandangku.

"Dad ketini agi, kan?" tanya Dylan dengan cadelnya yang khas. Senyum mengembang diwajahku. Aku menoleh melihat Bambam yang juga sedang tersenyum melihat Dylan.

"Tentu," jawabku.

"Anji ya??"

"Janji."

Aku mengecup kening Dylan lagi, lalu menyerahkannya pada Bambam.

Berjongkok, aku mencium pipi Nathan seraya tersenyum lembut dengannya. Aku menoleh ke kiri sambil menunjuk-nunjuk pipi kananku, menyuruh Nathan segera mengecupnya. Tanpa ragu, dia mengecup pipiku dengan suara 'mmuah' disana.

Aku tertawa kecil, kemudian kembali berdiri.

"A-aku pulang. Sampai bertemu besok," ucapku pada Bambam. Dia mengangguk dan tersenyum.

Sebenarnya aku bingung harus apa. Yang bisa kulakukan hanya menggaruk tengkukku canggung, membalas senyumannya, lalu segera masuk kedalam mobil.

"Dadah, Daddy," teriak Nathan diluar sana. Kedua pengeran itu bahkan melambaikan tangannya semangat, membuatku tersenyum geli seraya ber'dadah' ria disana.

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang