15. Darkness

3.6K 405 100
                                    

Warning!! Drama eperiwereeee

~~~~~~~

MARK POV

"Jae, bagaimana?" tanyaku pada Jaebum yang dibalas dengan gelengan kepala.

"Shit!" umpatku kesal seraya memukul meja kerjaku.

Sudah dua hari aku mencari Bambam dan Nathan kemana-mana, tapi hasilnya nihil. Aku sudah berkunjung ke rumah Bambam dan bertemu dengan orang tuanya dan Jackson. Kami memilih mengesampingkan masalah pribadi dan lebih fokus mencari Bambam dan Nathan.

"Tenanglah sedikit," kata Jaebum menatapku cemas.

"Aku tidak bisa tenang, Jae. Anakku hilang!"

"Orang-orangku sedang mencari Junior. Jadi tenanglah."

Aku menghela napas, berusaha menenangkan diriku sendiri. Tapi tetap saja kekhawatiran dalam hatiku tidak hilang, malah semakin bertambah dari sebelumnya.

Junior. Satu nama yang aku curigai telah menculik Bambam dan Nathan. Kenapa? Karena dia otak dari penembakan anakku. Kurasa di benar-benar gila. Aku tidak tahu motif apa yang dia punya sampai berbuat sejauh ini.

Pintu terbuka, Jessica masuk dengan dandanan yang berlebihan. Bibirnya yang merah merona selaras dengan baju merah terang yang ia pakai. Tas bermerek menggantung indah di lengan kirinya. Jessi tersenyum melihat kami, yang dibalas dengan putaran bola mata olehku dan Jaebum.

"Kalian kenapa, sih? Masalah si pria jalang itu?"

"Tutup mulutmu, Jess!" teriakku kesal.

Sejak aku memberitahu siapa Bambam dan Nathan sebenarnya, wanita yang masih berstatus sebagai kekasihku ini bersikap menyebalkan dan membuat emosiku memuncak. Dia mengatakan Bambam yang tidak-tidak. Bahkan anakku pun terkena imbasnya. Aku tidak terima.

"Kau. Beraninya kau membentakku?!"

Aku mengacak rambut frustasi. Jaebum hanya duduk di sofa dan menyibukkan diri dengan ponselnya. Aku tahu, dia tidak mau terlibat dengan urusanku dan wanita di depanku ini.

"Bisakah kau keluar?" pintaku. Jessica membulatkan matanya seakan terkejut dengan kata-kataku tadi.

"Bahkan sekarang kau mengusirku, Mark?!" Aku hanya diam saja, tidak peduli dengannya.

"Mark!"

"Berhentilah berteriak dan keluar dari sini," titahku final.

Jessi memilih keluar sambil menahan kesal. Dia menghentakan kakinya dan melotot sebal pada kami. Ditutupnya pintu dengan sangat keras sampai terdengar suara dentuman disana. Aku berdecak sebal dan menoleh pada Jaebum yang sedang menahan tawa. Sialan.

"Puas? Tertawakan saja aku."

"Hahaha. Jangan marah, Mark. Aku hanya tidak percaya kau bisa bertahan lama dengan wanita seperti itu."

"Sudahlah. Ada kabar terbaru?" Jaebum memeriksa ponselnya dan menggelengkan kepala tanda tak ada.

***

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang