7. Found

6.6K 612 86
                                    

MARK

Jangan-jangan...

"Bantu aku mencari info Nathan se-spesifik mungkin."

Jaebum menganggukkan kepalanya dan melangkahkan kaki pergi dari ruanganku. Aku masih terus memikirkan Nathan. Begitu banyak dugaan yang tertempel dalam otakku. Aku tidak mau gegabah sebelum menemukan bukti yang sebenarnya.

Tok.. Tok..

Kudengar suara ketukan pintu yang menghamburkan lamunanku. "Masuk."

Disana berdiri Aom, sekretarisku. Dia masuk dan menyapaku dengan sopan "Pertemuan Anda dengan Mr. Kewley lima menit lagi." Aku melihat jam tanganku dan benar saja, hanya tinggal lima menit lagi. Aku pun menganggukkan kepalaku dan berjalan keluar ruanganku. Aom menunduk sopan dan mengikutiku di belakang.

"Sudah kau siapkan semuanya?" tanyaku pada Aom tanpa menoleh ke arahnya.

"Sudah, Pak." Kudengar suaranya dengan jelas di belakangku. Aku tak perlu menjawab balasannya. Aku terus melangkahkan kakiku hingga ke ruang rapat. Saat sampai disana, Mr. Kewley dan jajarannya sedang duduk menunggu. Mereka tersenyum sopan padaku. Kami pun memulai pertemuan dan pembicaraan yang sempat aku tunda beberapa hari lalu.

***

"Mark, kemungkinan besar Nath adalah anakmu." Aku yang sedang meminum segelas air menyemburkannya begitu saja karena kaget.

"Jorok," kata Jaebum sambil meringis jijik.

"Kau sudah mendapatkan buktinya?" Aku mengelap bibirku dengan selembar tissue.

"Belum."

"Lantas darimana kau dapat kesimpulan seperti itu, huh?" Aku bertanya sedikit heran. Bisa-bisanya dia menarik kesimpulan seenaknya. Sudah kubilang, aku tidak mau gegabah. Aku memerlukan bukti yang pasti.

"Itu kan 'mungkin'. Aku tidak bilang itu 'pasti', bodoh!" balasnya

"Aku perlu bukti secepatnya, Jae."

"Kau kira itu mudah? Tidak semudah itu mendapatkan bukti pasti siapa Nathan sebenarnya." Jaebum menaikkan volume suaranya. Aku tahu mungkin dia sudah kesal atau muak terhadapku. Tapi dia jenius. Tentu mengurusi hal seperti ini tidak begitu sulit baginya.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

Jaebum menjelaskan dan memberikan saran padaku tentang aku yang harus melakukan apa saja untuk mendapatkan bukti pasti tersebut. Aku mendengarkannya dengan serius. Kemudian, aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti.

***

"Om ganteng."

Aku mengalihkan pandanganku dari segelas kopi yang kugenggam ke arah suara yang sepertinya aku kenal. Dan benar saja, disana ada Nathan sedang berdiri dengan senyum cerianya. Aku pun tersenyum padanya, kemudian dia menghampiriku dan duduk di bangku kosong di depanku.

Aku sedang berada di Kimju restoran, sebelum pulang ke rumah aku menyempatkan diriku untuk kesini terlebih dulu. Lalu, kenapa Nathan bisa disini? Ah, pucuk di cinta ulam pun tiba. Aku tidak perlu mencari-cari dimana dia. Nathan sendiri yang mendekat padaku.

"Om ganteng kok disini?" tanyanya masih dengan tersenyum lebar.

"Iya." Aku menyunggingkan senyum.

"Nathan disini sama siapa?"

"Ini kan restoran Yai," jawab Nath polos.

Oh, jadi Kimju adalah restoran milik neneknya Nathan. Itu berarti, restoran ini milik orang tuanya Bambam. Tapi dulu aku pernah melihatnya menjadi pelayan disini. Ah, mungkin saja dia hanya ingin membantu Ibunya pada saat itu. Aku mengangguk-anggukkan kepalaku mengerti.

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang