21. Dinner

4.8K 508 75
                                    

Vote dulu biar makin sayang :*

***

Selamat membaca ^^

***

MARK POV

Aku tidak tahu dan tidak mengerti kenapa aku bisa gugup seperti itu di depan dia. Ini semua gara-gara Mama. Coba saja wanita tersayangku itu tidak berbicara aneh-aneh. Apa-apaan seenaknya ingin menikahkanku dengan Bambam. Dan setelah berhasil membuatku shock, Mama bilang hanya bercanda.

Bercanda macam apa?

Menyandarkan punggungku, aku menghela napas kasar.

Kalau saja Mama tidak memaksaku mengajak Bambam makan malam, aku pasti tidak akan mau menemui Bambam seperti tadi. Bayangkan saja, kalau menolak aku diancam mengantar Mama belanja setiap minggu. Nooo. Tentu saja aku lebih memilih makan bersama keluarga Bambam dari pada bersusah payah menjadi pelayan sang Nyonya besar.

"Kusut sekali."

Aku mendengar suara Jaebum yang membuat pikiranku semakin runyam seketika. Bahkan dia masuk tanpa mengetuk pintu. Lihat, sekarang dia berjalan dengan santai dan duduk di sebelahku.

"Oh, Mark. Malang sekali wajahmu itu."

"Shut up!"

"Wow. Sepertinya aku harus diam kalau tidak mau mati diterkam harimau di sampingku."

Ya, bagus sekali, Im Jaebum. Akhirnya, kau sadar juga. Tadinya aku memang berniat akan memakanmu sampai habis kalau saja kau tidak berhenti mengoceh disana. Ucapku dalam hati.

"Ada apa?" tanyaku langsung.

Jaebum berdecak. "Junior terbukti bersalah."

Aku mengangguk. Kemudian, Jaebum menjelaskan secara rinci berapa lama hukuman yang diterima Junior. He deserved it. Aku cukup tahu saja tanpa memperdulikan bagaimana selanjutnya.

Jaebum berdiri, lalu bergegas keluar. Namun saat dia sampai di depan pintu, Jaebum menoleh padaku.

"Jangan lupa. Dua hari lagi kau akan ke Oslo!" teriaknya

Aku berdecih sebal, lalu memutar bola mata. Aku tidak setua itu sampai tidak ingat kalau dua hari lagi aku akan ke Oslo, Norwegia untuk menghadiri pertemuan penting disana.

Pintu tertutup, dan Jaebum sudah benar-benar pergi dari sini. Syukurlah.

***

Pekerjaanku sudah selesai. Aku berdiri seraya meregangkan ototku yang terasa pegal. Aku menelpon seseorang, supir pribadiku. Ya, hari ini aku sedang malas dan lelah membawa mobil sendiri. Ditambah lagi ini sudah malam. Aku takut tidak bisa menahan kantuk yang bisa berakibat fatal nantinya.

Aku keluar ruangan, dan mendapati Aom menunduk sopan di depanku. Aku mengangguk, lalu bergegas keluar kantor.

Supir pribadiku menunggu di depan sana. Aku berjalan mendekat ke arah mobil. Dia membukakan pintu, aku pun masuk kedalam.

"Ke rumah Mama," titahku.

"Baik, Tuan."

Benar sekali. Malam ini aku tidak pulang ke apartemenku, melainkan kerumah orang tuaku. Tentu saja ini perintah Nyonya besar alias Mama. Mustahil aku bisa menolaknya.

Setelah sampai, aku segera keluar dari mobil, dan melangkahkan kakiku cepat kedalam rumah. Seorang pelayan yang membukakan pintu menunduk sopan padaku. Aku hanya terus berjalan tanpa menghiraukannya.

Aku melemparkan tas dan jas ke sembarang arah saat sudah sampai di ruang tamu. Kakiku melangkah menuju dapur seraya melonggarkan dasi. Aku membuka lemari es, lalu mengambil minuman dingin, dan meneguknya rakus.

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang