17. No words

5.3K 491 218
                                    

***

BAMBAM POV

"Bam." Jackson menatapku lekat.

Aku menghela napas perlahan. "Kenapa kau tidak bilang padaku tentang semua ini?" tanyaku sedikit kecewa padanya.

Bagaimana aku tidak kecewa. Ternyata pria yang sudah menjadi suamiku selama dua tahun itu sudah tahu tentang apa yang diderita olehnya, tapi Jackson menyembunyikan hal penting itu padaku. Dan yang paling membuatku terkejut tidak percaya adalah sebenarnya Jackson ingat betul kejadian dimana dia hampir saja membunuhku dan Nathan.

Dugaan dokter tentang Jackson mengidap Dissociative Identity Disorder ternyata tidak terbukti. Setelah melakukan pemeriksaan selama beberapa minggu ini, dokter mengatakan bahwa Jackson hanya memiliki trauma dan ketakutan berlebih akan sesuatu. Takut ditinggalkan. Takut dikhianati. Takut dengan apa yang dia miliki akan diambil oleh orang lain.

Ini sesuai dengan pengakuan Jackson sendiri. Dia ingat dengan jelas kalau beberapa tahun yang lalu dia pernah melakukan hal yang sama dengan mantan kekasihnya. Saat mantannya berhianat, Jackson hampir saja membunuhnya.

Dokter menjelaskan bahwa siapapun yang mengidap Dissociative Identity Disorder tidak akan ingat dengan apa yang telah dilakukan oleh kepribadian keduanya. Tapi, Jackson ingat betul dengan apa yang ia lakukan pada siapapun yang membuatnya panik berlebihan. Dan alasan itu sudah membuktikan bahwa Jackson tidak memiliki Dissociative Identity Disorder.

"Apa lagi yang kau sembunyikan padaku, Jack?"

Jackson terlihat kesal. "Bukankah kau sendiri yang menyembunyikan sesuatu dariku?"

Mataku membulat terkejut. Tidakkah dia sadar cemburunya yang berlebihan itu hampir saja melenyapkan aku dan Nathan dari dunia ini.

"Aku tidak menyembunyikan apapun darimu!" jawabku kesal.

"Oh ya? Bagaimana dengan Mark?"

"Bukankah aku sudah memberitahumu, Mark hanya pria mabuk yang menghamiliku empat tahun yang lalu," jelasku.

Aku melihat kemarahan di wajahnya. Aku sedikit takut. Walaupun sudah beberapa minggu berlalu, tapi masih ada rasa trauma dan takut saat melihatnya kesal seperti itu.

"Tetap saja. Dia menyentuhmu. Menyentuh milikku," katanya setengah teriak.

"Stop! Berhenti berbicara seperti itu. Aku bukan objek. Aku manusia."

"Aku tahu. Tapi kau itu suamiku, Bam. Aku milikmu, dan kau milikku. Seperti itu kan konsep pernikahan? Keduanya saling memiliki!" balasnya.

Menghela napas, aku mencoba bersabar sebisa mungkin. "Oke. Aku milikmu."

"Tapi kau harus ingat, kejadian dimana Mark menyentuhku adalah empat tahun lalu. Dan itu jauh sebelum aku mengenalmu," jelasku.

Dia berdecak sebal. "Dan kau tidak memberitahuku kalau ayah Nathan adalah temanku sendiri. Oh, bekas temanku sepertinya."

Entah apa yang harus aku lakukan untuk meyakininya. Aku dan Mark tidak ada hubungan lebih selain tentang Nathan. Aku dan Mark berkomunikasi hanya untuk Nathan.

Aku tahu betul kalau Jackson marah besar bukan karena ada seseorang yang menyentuhku sebelum dirinya. Tapi karena yang menyentuhku adalah temannya sendiri. Mark. Dan aku sadar akan hal itu.

Jujur, dulu aku ingin sekali memberitahu Jackson tentang Mark secepat yang aku bisa. Namun, baru saja aku ingin memberitahunya, secara tidak sengaja Nathan sudah memberitahu Jackson terlebih dulu. Dan aku akui, itu memang kesalahanku. Salahku yang selalu menunda-nunda hal penting seperti itu.

Ma Babies [ MarkBam JackBam ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang