10

2.4K 414 111
                                    

HomeSepuluh

Hari ini 24 Desember, hari ulang tahun Louis.

Aku sudah siap dengan gaun hitam tanpa lengan selututku, aku berkaca untuk terakhir kalinya di cermin. Aku menyelipkan beberapa helai rambutku yang tergerai ke belakang telingaku. Dan untuk pertama kalinya aku memakai heels.

Aku akan menghadiri pesta ulang tahun Louis.

My boy is officially 17th today.

Aku membawa hadiah yang sudah kusiapkan untuk Louis dari beberapa hari yang lalu. Dan turun ke bawah.

"Aduh, anak Mama cantik banget sih," puji Mama begitu melihatku turun dari tangga.

Aku tersenyum, "Makasih, Ma,"

Aku dan Mama berjalan menuju ruang tamu.

"Udah siap?" tanya Luke padaku.

Iya, Luke mengajakku untuk pergi ke pesta ini bersamanya.

Astaga, Luke. Kurang apasih kamu ini?

Luke mengenakan skinny jeans dan t-shirt vans yang dibalut jaket warna hitam, lengannya ia gulung sesiku, gosh, it's getting hot in here.

Ia memperhatikanku dari atas sampai bawah,

Mama berbisik di telingaku, "Sayang, ganteng ih, Mama setuju,"

Aku terbelalak, aku langsung menyenggol lengan Mama.

Luke pasti mendengarnya karna sekarang ia mencoba menahan tawanya. Ugh, Mama.

Aku tersenyum canggung, "Berangkat sekarang?"

Luke mengangguk, "Oke. Tante, anaknya saya pinjem dulu ya," lalu tersenyum sopan.

Kaga usah senyam-senyum lo, njing. Plis, gakuat gue.

"I-iya ganteng, e-eh Luke maksud tante, hati-hati ya! Kalau dia ngerepotin atau dia nyus--" ucapan Mama segera kupotong,

"Iya iya Ma, Luke pasti ngerti kok! Udah ya? Berangkat, Ma!" sahutku.

Luke membukakan pintu mobil untukku, "Come on in, Princess,"

"Apaansi lo, Luke," ucapku, lalu terkekeh.

Luke berhenti ketika traffic light berubah menjadi merah, tanda berhenti.

Aku bisa merasakan dia memperhatikanku dari ekor mataku. Aku dengan segera menengok ke arahnya.

"Hayoo! Ketauan liatin gue kan lo?"

Luke hanya tertawa kecil, "Oops, gotcha,"

"Kenapa, sih? Oh iya, gue belajar dandan masa, gimana? Kaya tante-tante, ya? Gue emang bukan cewek feminine," aku mendengus di akhir kalimatku.

"Nggak, cantik kok, cantik," ucap Luke lalu menyelipkan rambut ke belakang telingaku, tersenyum.

"Ma-makasih, Luke,"

Aku yakin sekarang pipiku sudah lebih merah dari kepiting rebus.

Anjing, salting kan gue.

Luke mendekat ke arahku, entah setan apa yang mendorongku untuk menutup kedua mataku. Bibir Luke berada beberapa centi lagi dari milikku.

Dia memasangkan seat beltku.

Again?!?!?!?! Oh shit.

Dia tertawa, kencang, sampai suara
klakson mobil yang ditujukan ke mobil ini karena tidak maju-maju saja tersamarkan.

Aku hanya terdiam di tempatku, menutup wajahku dengan kedua tanganku.

Anjing.

BACA BABE!!!1!1!1!1!1

GUE KESERINGAN UPDATE YHA?

JAWAB HAYATI PLIS:')

home » lwtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang