Home • Satu
Aku dan Louis masuk ke dalam mobil Louis. Aku dan dia selalu begini, maksudnya, pulang bersama.
Louis William Tomlinson,
Dia sahabatku sejak kecil, jadi kita sangat dekat. Ralat, aku dan dia sangat dekat. Karena aku dan dia gak bakal pernah jadi 'kita'.Dia salah satu orang terpenting buat aku. Dia selalu ada buat aku. Dia yang jadi sandaran kalau aku sedih. Dia yang bikin aku ketawa disaat aku aja malas buat senyum.
"Liv, woy Oliv!" panggilan Louis membuyarkan lamunanku.
"Mhmm?" aku berdeham lalu membenarkan posisi dudukku.
"Lo ngelamunin ap--" Louis tidak menyelesaikan kalimatnya, dia malah mencondongkan tubuhnya ke arahku.
Louis mau ngapain lo, anjing.
Deg. Wajah Louis dan wajahku tinggal tersisa beberapa inchi lagi. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya mengenai pipiku.
Dia memasangkan seat beltku.
Oh ya, tentu saja.
"Lo mah kebiasaan nyet, seat belt kaga dipasang," ucap Louis lalu mulai menyalakan mobilnya.
Aku hanya nyengir. "Iya bawel ah!"
"Langsung balik?" tanya Louis.
"Lo laper ya?" tanyaku, menonjok pelan lengannya.
"McD yuk, lapar gue."
Anjir yes!
"Yuk!" balasku antusias.
Aku juga lapar.
»»»«««
"Liv, lo mau apa?" tanya Louis menyenggol lenganku.
Aku melihat menu di atas,
Gue pengen 2 cheese burgers, 1 original burger, nasi sepaket, 2 milo, 1 coca cola.
"Hmm, samain aja deh!" sahutku, yeah.
Aku tipe cewek yang seneng makan, like, bener-bener seneng makan.
Louis tertawa, "Hahahahaha, so jaim lo njing." Lalu mengacak-acak rambutku.
"Anjing rese lo! Berantakan kan ah, Louiiiiiiiissss!!!" Ucapku setengah berteriak. Mengerucutkan bibirku.
Kalau ini bukan di tempat umum Louis pasti sudah habis ku kelitiki.
Beruntung kau, Tomlinson!"Jangan ngambek gitu ah, babe." ucapnya, tersenyum.
Senyam-senyum senyam-senyum lo njing. Please.
BABE?!
»»»«««
"Anjir kenyang bat gue, thanks ya Lou!" ucapku bersemangat karena aku sudah menyantap makananku. Ya, porsinya tidak sedikit.
"Nyantai aja kali, lo kaya yang kesiapa aja," ucap Louis menyenderkan punggungnya ke sofa.
Aku dan Louis sudah sampai ke rumah. Eh, bukan rumah aku dan dia. Rumahku, tepatnya.
Aku juga ikut duduk di sebelahnya.
"Liv," panggil Louis.
Aku memposisikan tubuhku agak miring ke arahnya, melipat kedua kakiku. Aku menaikkan satu alisku, mempersilahkan Louis melanjutkan kalimatnya.
"Lo tau Megan kan?"
Deg.
»»»«««
Sorry yaaa, short chapter, hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
home » lwt
Fiksi Penggemar"Home is whenever I'm with you" [[cringe bgt aww mngis]]