Home • Sembilan Belas
Aku merebahkan tubuhku di atas kasur. Rasanya badanku pegal-pegal. Belum lagi kakiku, masih terasa sakit karena terkilir tadi.
"Sayang?" aku mendengar seseorang membuka pintu kamarku dan mendongak, memunculkan sosok Mama.
Aku kemudian bangkit duduk di kasurku, "Iya, Ma?"
Mama ikut duduk bersamaku, "Mama udah denger soal Louis,"
Nafasku tercekat begitu kudengar namanya, "Anter Mama jenguk dia, yuk?"
Ah iya, aku baru ingat aku belum menjenguk Louis sejak kemarin.
Aku menyetujui ajakan Mama, "Iya, Oliv juga mau jenguk, Ma,"
Mama tersenyum lalu melebarkan tangannya, mempersilahkan aku untuk memeluknya.
Aku langsung menghambur ke pelukannya, ah Mama.
"Louis pasti baik-baik aja,"
>>><<<
"Oliv, ini apa?" tanya Mama selesai menyimpan buah-buahan untuk Louis di jok belakang.
Apa? Setahuku aku tidak menyimpan apa-apa di jok belakang.
"Apaan, Ma?" tanyaku, lalu melihat apa yang Mama pegang.
Aku mengernyit, lalu bertanya-tanya kenapa benda itu bisa ada di mobilku. Bunga? Siapa juga yang--oh. Luke.
Seketika perasaan bersalah itu muncul lagi. Menggerogoti hatiku. Luke, maafkan aku.
"Kok malah bengong?" ucap Mama membuyarkan lamunanku.
Aku segera menggeleng, dan membantah, "Nggak, Ma,"
Mama berdecak, "Iya, terserah kamu. Tapi ini, bunga kok ada disini? Udah layu lagi,"
"Bukannya kamu suka banget bunga ya, Liv?" Mama bertanya padaku.
Aku mengangguk, "Emang,"
"Terus kenapa kamu tinggalin disini?"
"Ini siapa yang ngasih?"
"Kapan dikasihnya?"
Aku dihujani pertanyaan, dan aku hanya menjawab dengan "Luke,"
Mama hanya melihat padaku, menyadari raut wajahku berubah, dan memberikan sebuket bunga itu padaku.
Luke, aku sampai lupa. Astaga.
Hari itu. Mungkin dia menyimpan bunganya di situ. Aku masih menggantungnya. Aku belum memberinya jawaban.
Apakah itu iya? Atau, tidak?
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, "Ma? Ayo,"
Mama mengangguk, dan masuk ke dalam mobil, ke bagian kemudi.
"Loh, Ma? Kan Oliv yang nyetir?" tanyaku bingung.
"Udah, gak apa-apa,"
Sepanjang perjalanan hening, aku atau Mama, tidak ada yang memulai percakapan. Sampai sekarang, kita sudah sampai di rumah sakit.
Aku berjalan beriringan bersama Mama, tapi Mama dan aku tidak kunjung ada yang bicara. Mama kenapa, ya? Biasanya dia mengajak aku bicara.
Ah, masa bodoh.
"Ma? Ini ruangannya," ucapku begitu sampai di depan ruangan Louis.
Mama hanya tersenyum, masih tidak bicara. Mama kenapa?
Aku mendorong pintunya, tapi kosong, tidak ada siapa-siapa. Louis? Dia juga tidak ada. Kemana Louis? Aku masuk dan langsung menuju kamar mandi, dia juga tidak ada disana. Aku ingat betul ini ruangannya.
"Ma, Louis kok nggak ada? Louis kemana, Ma?" tanyaku cemas.
Mama hanya diam dan tidak menjawab pertanyaanku.
Aku keluar dari ruangan itu dan bertanya pada Suster yang baru saja lewat.
"Sus, pasien yang di ruangan ini kemana, ya?" tanyaku terburu-buru.
Jantungku berdegup sangat cepat,Suster itu mengernyit lalu, "Oh, kemarin pasiennya dipindahkan ke ruang ICU,"
⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Hi, does anyone wants a double update?
Kalo sampe jam 12 votenya udah 5, gue update lagi ya hehe:)