Home • Empat Belas
Recommend Song;
Sorry - Justin Bieber (a.k.a tunangan gw)Louis's POV
Disinilah aku, berbaring di atas penderitaan, eh maksudku, berbaring di atas kasur.
Aku menutup kedua telingaku, agar suara-suara menyakitkan itu tidak bisa kudengar.
Itu terjadi lagi.
Orang tuaku memang sering sekali bertengkar, entah itu karena ulah kakakku yang nakal, dan adikku yang sakit keras, atau bahkan hal-hal lainnya.
Hal yang menurutku bisa diselesaikan dengan kepala dingin,
Saat rumahku sendiri sudah tidak terasa seperti rumah, aku biasanya pergi ke rumahku yang lain.
Olivia.
Hell yeah, she's my home.
Home is whenever I'm with her.
Dia selalu jadi tempatku kembali.
Biasanya, kalau ini terjadi, aku akan menyelinap keluar dari jendela kamarku, lalu pergi ke rumah Olivia.
Bersandar di pundaknya, atau bahkan memeluknya. Lalu meluapkan semua kekesalanku padanya.
Dia akan menenangkanku, meyakinkanku kalau aku dan semuanya akan baik-baik saja. Menyedihkan, kupikir.
Aku menyedihkan.
Kehilangan sahabatku, kehilangan juga cintaku.
Dasar pengecut.
Kalau aku tidak menyakitinya dan menyadari semua perhatiannya, mungkin sekarang dia sudah jadi milikku.
Aku terlalu buta untuk melihat dia.
Aku berbohong soal aku yang hanya menganggapnya adikku, itu salah besar.
Kenapa aku masih mencari kalau nyatanya yang terbaik ada di hadapanku?
Aku merindukan Olivia. Sangat.
Aku merindukan cara makannya yang seperi babi, haha. Meskipun mulut lo mangap-mangap kaga jelas lo tetep keliatan cantik.
Aku merindukan rengekkannya padaku saat aku mencubit pangkal hidung, atau pipinya. Atau bahkan mengacak-acak rambutnya. Lo malah lucu anjing kalo ngambek.
Aku merindukan tawa lepasnya, suaranya sudah seperti melodi di telingaku. Indah.
Aku tersenyum iba pada diriku sendiri,
Gue kangen monyet kecil gue.
Aku tahu keputusan dia untuk menjauh dan menghindar dariku itu yang terbaik untuk aku dan dia. Dia jadi bisa melupakanku. Tapi ini tidak adil untukku, dan perasaanku.
"Ahhhhh!!!" Aku mengerang frustasi, lalu mengacak-acak rambutku.
Aku harus kemana? Aku harus berlari kemana?
I miss my home.
Aku membenamkan kepalaku ke bantal, "Aaah, Olivvv... Gue kangen,"
"Maafin gue, Liv, maaf,"
Is it too late now to say sorry?
Aku bangkit lalu memutuskan untuk pergi ke apartemen Megan. Siapa tahu dia ada di sana.
Aku memakai jaket dan mengambil kunci mobilku lalu bergegas keluar kamar. Tak lupa, aku mengusap air mataku yang tak kusadari mengalir dari tadi.
"Louis! Mau kemana kamu?!" Bentak Ayahku, lalu memandangku sinis.
Aku menghiraukan seruan itu dan melesat ke garasi. Melajukan mobilku.
Meg keluar, gue depan apartemen lo.
Aku mengetikkan pesan itu, dan menunggu dia membalasnya.
Beberapa menit dia tidak membalas pesanku, aku masuk ke bangunan itu dan menuju kamarnya.
Kamar no.69, duh
Belum sempat aku masuk, aku mendengar Megan mendesah, dan seorang laki-laki juga.
Aku diam di tempatku, berusaha mengintip ke kamarnya yang tidak dia kunci.
"Gue berhasil, Cal! Akhirnya gue bisa naklukin tu cowok playboy juga!" Seru seorang gadis yang kuyakini adalah Megan.
"Maksud lo? Louis?" tanya seseorang, laki-laki.
Aku semakin serius mendengarkan,
"Jadi lo selama ini cuma pura-pura doang sama Louis? Tapi kan lo yang nembak dia duluan?"
"Tapi dia nyium gue duluan," balas Megan.
Aku terbelalak, aku sudah tidak tahan lagi, kemarahanku memuncak, aku langsung membuka pintu itu lebar-lebar,
"MEGAN?!?!?!"
--------
Gimana? Jangan kacangin dd:')
Btw, nama ship yg bagus apaan ya? Saran dong:')
Kalian lebih ship siapa?