Extra Part

38.6K 914 27
                                    

Tiada kisah yang indah tanpa air mata. Tiada cerita yang abadi didunia. Namun aku berharap cerita kami akan selalu abadi paling tidak untuk kami masing-masing dan bagi anak cucu kami.

3 tahun sudah kami menjalani bahtera rumah tangga kami. tak jarang juga perselisihan itu kembali menguji. Namun dengan keyakinan dan ketulusan cinta, semua terasa lebih mudah.

Saat ini anak-anakku sudah tumbuh besar. Sakti berusia 8 tahun dan Khanza berusia 3 tahun. Erik juga semakin bijak dalam membimbing kami. Dan untuk Shafa, dia sudah mendapatkan ganjarannya dengan mendekam dipenjara dan dideportasi dari Indonesia. aku rasa Erik sangat kejam melakukan itu semua, namun Erik mengatakan jika dia tidak diberi pelajaran maka dia akan terus mengganggu kami bahkan lebih parah lagi. Aku merasa sangat beruntung memiliki mereka yang mencintaiku.

Sekarang kami tengah menikmati liburan kami di pulau Dewata Bali. Kami memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin karena jarang sekali kami bisa berlibur bersama. Kesibukan masing-masing menghalangi waktu kami untuk bersenang-senang bersama.

"Bunda ayo kesini!!"panggil Sakti yang sedang bermain air bersama ayah dan adiknya.
Aku hanya memperhatikan mereka dari bibir pantai karena aku memang takut bermain air apalagi ombak.

"Tidak, kalian saja. Bunda disini saja"balasku. Sakti mencibir lalu menghampiriku dan menarik tanganku

"Sakti bunda tidak mau"kataku namun Sakti menghiraukannya

"Ayolah Bunda. ini tak semengerikan yang bunda kira, bahkan jauh lebih asik"bujuknya

"Ya benar.. Ayolah sayang.. Bergabunglah dengan kami"ajak Erik. Aku hanya menghembuskan napas pasrah lalu berdiri bergabung dengan mereka walau masih sedikit takut.

"Nah begitu bunda.. Anca saja tidak takut, kenapa malah bunda yang takut"ledek Sakti

"Sakti!!"ucapku kesal. Kalau takut ya takut!

"Benar.. Anca saja berani, kenapa kau tidak sayang?"Erik menatapku sambil meledek. Aku hanya mendengus lalu mengambil Khanza dari gendongan Erik.

"Hallo Anca sayang.. Jangan dengarkan ayah dan kakakmu yang sinting itu ya. Bermainlah bersama bunda. Kita akan menikmati segarnya AC di kamar"ucapku lalu pergi bersama Khanza meninggalkan mereka

"Yaah bunda..."



*

Aku membawa Khanza masuk kekamar hotel lalu membaringkannya diatas tempat tidur dan menyalakan AC. Khanza terus saja menyentuh baju bunga-bunga yang dibelikan opanya sebelum kesini. Sepertinya putriku ini akan menjadi pecinta tanaman.

"Khanza sayang, kau menyukai bajunya?"tanyaku. Khanza mengangguk

"Ya bunda, Anca cuka!!"ucap Khanza bersemangat

"Okay, nanti kita akan menambah koleksi baju bunga-bungamu"ucapku sambil memcium pipi gembilnya

"Yeeayy"Khanza berloncat girang

"Nah, sekarang tidur ya. Nanti siang kita akan berjalan-jalan bersama ayah dan kakak"ucapku membaringkannya kembali

"Ciap bunda!!"Khanza langsung memejamkan matanya. Aku menyanyikan beberapa lagu pengantar tidur kesukaan Khanza seperti lagu anak-anak pada umumnya ditambah lagu Justin Bieber kesukaannya. Tak lama kemudian Khanza pun tertidur.
Aku meninggalkannya dan beranjak kekamar mandi.

Ketika aku keluar dari kamar mandi aku dikejutkan oleh kedatangan setan tampan yang berdiri elegan didepanku.

"Erik!!"geramku

"Yaa?"jawabnya sok polos

"Kau ini!! Kau mengagetkanku!!"

"Benarkah? Tapi kenapa wajahmu tidak menunjukkan tanda-tanda kekagetan sedikitpun? Malah dipenuhi wajah cinta"ucapnya tersenyum miring

Love After Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang