Part 16 - Kado Untuk Ayah

38.6K 985 6
                                    

-

Erik POV.

Sekarang aku sedang berada di ruangan direksi perusahaanku. Aku duduk sambil memandangi lukisan besar foto pernikahanku dengan Kyeza. Disana aku terlihat -mungkin- sangat ceria, dan Kyeza juga begitu. Senyum lebar terukir dibibir manisnya.

Hari ini tepat 1 bulan pernikahanku Dengan Kyeza. Semuanya berjalan dengan baik dan sewajarnya. Dia menghormatiku sebagai suaminya dan aku juga menghargainya sebagai istriku. Aku sudah berjanji tidak akan menyakitinya. Dan Aku berjanji akan selalu menjaganya dengan Sakti.
Tepat satu bulan pernikahan kami, aku berencana ingin mengajaknya merayakannya bersama Sakti di rumah sakit. Aku sengaja mengosongkan jadwalku agar dapat pulang lebih cepat, ya walau akhir akhir ini aku memang selalu pulang cepat dikarenakan Istriku yang bawel itu selalu merentetiku dengan pertanyaan jika aku kembali diatas pukul delapan malam.
Pernah disuatu saat disaat aku sedang bertemu dengan klien ku, Kyeza malah membombardirku dengan telponan dan pesan yang tak ada hentinya. Jujur saja saat itu aku kesal, namun saat melihat tatapan manja darinya membuat emosiku menguap begitu saja. Jika mengingat kejadian itu, aku hanya dapat tertawa geli. Seperti saat ini, mungkin dia -yang ku cinta- akan mengomeliku lagi saat aku mengangkat telponnya.

"Hallo..."

"Kamu dimana?"

"Aku dikantor Kye. Ada apa?"

"Sibuk banget ya?"

"Ga terlalu. Kenapa?"

"Oh, berarti bisa pulang cepetkan?"

"Tentu saja bisa, seperti biasanya"

"Okey, dibawah jam delapan. Awas kalo telat!! Dan, aku boleh tidak memintamu membawakanku martabak manis yang ada didekat kantor mu itu?"

"Sesuai permintaan tuan putri. Apa lagi yang kau inginkan, sayangku?"

"Tidak ada lagi, dan aku bukan sayangnya kamu!!!"

Tit... Tit... Tit...

Dan telepon pun sudah diputuskan sepihak olehnya. Sepertinya dia selalu saja kesal jika aku memanggilnya sayangku. Aku juga tidak mengerti kenapa karena setiap aku bertanya, justru dia menjawab "karena aku bukan sayangnya kamu"
Atau apakah memang dia tidak menyayangiku?

Aku menghembuskan napasku berat. Memahami wanita itu tidaklah mudah. Mungkin sama seperti mengajak berbicara dengan orang bisu, semua serba salah. Apalagi dengan sikap "mendadak manja" istriku ini membuatku kewalahan. Namun aku sangat menyukainya.

Ya, aku menyukainya. Menyayangi dan mencintai seorang Kyeza Berliana Vanesza. Ibu dari anakku. Aku mencintainya dan akan selalu mencintainya.
Aku tak tahu kapan persisnya rasa itu datang, hanya saja setiap detik napas ini berhembus, hanya namanya saja yang terukir indah dihatiku. Hati yang sudah lama tak tersentuh setelah kepergiannya dan takkan ku biarkan hal itu terulang kembali. Tak pernah sedetikpun aku berpikir untuk menyakitinya lagi. Aku tidak ingin mengulangi hal yang sama dua kali. Membiarkannya berjuang ditengah pedihnya kehidupan. Dan aku bersumpah untuk diriku sendiri bahwa aku tidak akan membiarkan berlian dari pelupuk matanya itu kembali terjatuh.

Aku tersenyum sendiri mengingat kelakuanku saat ini. Sepertinya aku memang mirip dengan ABG labil yang baru mengenal yang namanya cinta. Haaahhh... Kyeza!! Lo benar benar bikin gue gilaaaa!!!. Batinku

Aku menyambar kunci Range Rover ku dan bergerak meninggalkan ruangan ini. Sekarang masih jam 5 sore, dan aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan istri bawelku itu. Dan tak lupa, aku mampir ke kedai martabak yang ada di dekat kantorku lalu memesankan dua bungkus martabak, karena aku yakin dengan porsi makan seperti kuli kelaparannya itu tidak akan cukup untuk satu martabak saja.

Love After Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang