Part 7 - Rindu

38.1K 910 8
                                    

Kemaren ada yang nanya kemana Erik. Yaudah. Aku kasih POV Erik dikit eawww
Selamat membaca. Semoga masi pada suka ☺

* * *

Erik POV.

"Ma! Stop! Aku sudah besar. Aku bukan anak kecil yang harus mama atur atur lagi. Jadi berhenti mengekangku atau mengirimkan orang orang suruhan mu itu untuk mengikutiku. Aku lelah ma!"Aku memasuki kamarku menghindari teriakan dan amarahan mama ku. Mama kandungku.
Aku tidak mengerti mengapa dia Over Protective kepadaku padahal dia sendiri tahu bahwa aku sudah besar. Well, 25 tahun sudah bisa dikatakan dewasa bukan?

"Erik. Mama cuma ga mau kamu kenapa napa. Kamu tau tidak, dengan kamu terlalu sering pulang larut malam itu membuat mama khawatir. Kamu uuga haris memikirkan kesehatan kamu. Jangan terlalu lelah jika bekerja"titah mama. Aku haaya mendengus geli mendengarkan ceramah mama setiap harinya dan selalu ini yang diulang ulang oleh mama. Oh God mam. Aku sudah dewasa!

"Oke ma. Aku lelah ingin istirhat. Besok aku harus bekerja kembali"

"Kamu memang berbeda Erik. Mama menyesal tidak menemukan mu dari awal. Kau sangat berbeda dengan Kyeza yang sangat patuh dengan perintahku. Aku tidak percaya bahwa aku bisa mengendalikan anak orang lain sedangkan anakku sendiri aku tidak bisa"ucap mama sedih.
Kyeza lagi Kyeza lagi. Setiap mama memarahiku pasti nama wanita sialan itu selalu ada didalam katakatanya. Double Shit!

"Kyeza lagi Kyeza lagi. Selalu saja dia. Aku tahu mama menyayanginya tapi kumohon berhenti menceritakan perempuan itu. Aku muak mendengarnya. Kalau mama memang masih menyayanginya, maka aku akan memanggilkan ANAK PALSU mu itu kembali"ucapku berlalu pergi. Aku tahu perkataanku terlalu kasar, namun aku sudah terlanjur kesal kepada mama. Aku sengaja meninggalkannya karena aku tidak ingin menyakitinya lebih dalam lagi. Aku tidak ingin lebih menyesal lagi setelah apa yang aku lakukan dulu kepada Papa dan Mama kandungku.

Aku memasuki kamarku dan menghempaskan tubuhku ke kasur. Hari ini sangat melelahkan.

Berbicara Soal Kyeza, apa kabar wanita itu? Sudah lama aku tidak melihatnya. Apakah dia masih hidup? Ah ya! Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja dia masih hidup. Hidup dengan kekayaan dan kekuasaan Keluarga Greedy. Dasar jalang dan matre.

Aku membaringkan tubuhku dan
menyalakan Televisi. Berharap ada acara yang bagus malam ini.
Baru saja aku ingin menonton tapi ponsel ku sudah berdering terlebih dahulu. Aku menatap layar ponselku dan menemukan nama Adrian disana. Ada apa dia menelponku malam malam seperti ini?

"Halo Ad?"

"................"

"Apa? Ini sudah sangat malam sekali."

"......................."

"Baiklah. Tunggu aku Satu jam lagi"

* * *

Aku memasuki Diskotik tempat aku dan Adrian bertemu.
Well, Adrian adalah sahabatku. Sahabat karibku sejak kami masih SD. Dia mengetahui semua tentangku termasuk ya... Kyeza.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar diskotik ini.
Meskipun sudah larut malam tapi tempat ini masih sangat ramai. Benar benar ajaib.
Aku menangkap seorang pria terduduk lesu di meja bar. Siapa lagi kalau bukan Adrian. Pasti kali ini masalah dua dewi kunti yang selalu menggentayanginya itu lagi.

"Hey bro"sapaku yang hanya di tanggapi anggukan oleh Adrian. Jika dia sudah seperti ini berarti masalahnya sudah terlalu berat

"Sorry ganggu acara lo malam ini"

"Never mind"

"Mau pesen apa Bro?"Adrian menyenggol lenganku. Aku mengangkat tangan memanggil pelayan bar ini. Minum sedikit tidak masalah bukan

"Aaa..."ucapan ku terpotong

"Lepaskan aku! Aku tidak mau ikut denganmu. Lepas! Aku bukan wanita murahan yang bisa kau sentuh semaumu. Lepaskan aku ku mohon hiks..."
Aku menatap nanar ke arah pasangan yang sedang bertengkar itu. Si pria menarik tangan wanita itu sedangkan wanita meronta meminta dilepaskan.
Miris sekali. Entah mengapa hatiku tertusuk melihat adegan ini. Mengingatkan ku kepada apa yang telah aku perbuat beberapa waktu yang lalu. Ahh.. Kyeza.. kenapa bayanganmu selalu mengusikku?
Bayangan ketika kau menangis meminta kasihan ku. Bukan bayangan ketika kau tersenyum lebar dipertemuan pertama Kita. Sungguh Kyeza, aku menyesal. Maafkan aku.

"Bro?? Lo ga papa kan?"Adrian berujar namun tidak aku tanggapi

"Broo???"

"Erik? Erik? Lo kenapa? Lo ga papa kan? Atau jangan jangan lo mau nangis gara gara liat adegan itu. Please Rik. Jangan lebay seperti itu"Adrian menepuk pundakku

"Sorry Ad. Gue capek. Kita ngomong lain kali aja. Gue mau istirahat. Bye"aku langsung meninggalkan Adrian yang masih tercengang melihatku. Kyezaaaa!!! AKU MERINDUKANMU!!!

Rindu?


-

Kyeza POV



Aku terbangun saat mendengar tangisan putraku, Sakti. Sudah menjadi rutinitas setiap malamnya Sakti menangis jika merasa lapar.
Aku membawa Sakti kedalam pelukanku, memberikan ASI ku sambil mencium pipi gembilnya itu sesekali.
Aku bahagia. Sangat bahagia!
Memiliki Sakti disisiku membuat aku merasa menjadi wanita yang sempurna. Menjadi seorang ibu.
Aku bersumpah tidak akan membiarkan seorangpun mencelakai putraku. Dia hidupku. Sumber kekuatanku. Dia milikku!

"Anak bunda minumnya hati hati dong sayang. Jangan buru buru gitu. Nanti tersedak loh"aku mencium pipinya sekilas.
Sudah menjadi kebiasaanku mencium pipi Sakti jika dia sedang menyusu seperti ini. Biasanya jika Sakti terbangun seperti ini pasti Rezi lah yang membangunkan ku terlebih dahulu. Namun sekarang dia pergi karena ada pasiennya yang berasal dari luar daerah, jadi terpaksa dia meninggalkan aku dan Sakti seperti ini. Awalnya dia tidak ingin pergi namun aku menolak. Aku tidak ingin terlalu menyusahkannya -walaupun memang aku selalu menyusahkannya- dan menghancurkan kariernya. Aku beruntung memiliki Fahrezi. Malaikatku. Penyelamat hidupku.
Erik, lihatlah putramu sudah lahir. Andai saja kau ada disini.

Andai saja....

Ah!! Kenapa aku mengingat pria brengsek itu? Dia tidak lebih dari seorang pengecut tidak bertanggung jawab. Jika bertemu dengannya pun aku tak akan pernah memberikan saktiku kepadanya. Sampai kapanpun bahkan ketika aku sudah mati sekalipun. Tidak akan pernah!
Aku yang mengandungnya. Aku yang melahirkan dan membesarkannya. Aku yang menyayanginya. Sakti itu milikku dan selamanya begitu. Tidak ada yang bisa mengambil Sakti dariku. Dan tidak akan ku biarkan hal itu terjadi karena Sakti adalah putraku!!!

"Dia milikku. Dia putraku hiksss.. Dia milikku"

Tak terasa sebutir air mata meluncur dari pelupuk mataku.
Ah! Menangis. Aku benci ini. Karena jika aku menangis hal itu hanya akan mengingtkan kepada kisah kisah burukku saja. Termasuk dengan keempat orang tua ku. Mama dan papa. Astaga. Bahkan aku belum mengabari mereka tentang kelahiran putraku. Aku harus menelpon mama. Celaka aku jika tidak memberitahunya.
aku meraih ponselku dan langsung menghubungi mama


Bersambung....

Ini belum di edit ya. Jadi maafkeun atas typo typo yang ada. Semoga masih ada yang respect sama cerita alay ini

VOMMENT JANGAN LUPA GAEEESSS!!!

Love After Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang