Part 22 - Tragedi

24.8K 745 9
                                    


*

Kyeza POV.

Acara sudah selesai, semua tamu yang berdatangan satu-persatu meninggalkan rumah kami. Mama dan papa yang awalnya ingin menginap tidak jadi karena tidak mau merepotkan kami yang sebenarnya tak akan repot jika mereka ber-empat ingin tinggal disini.

Aku memasuki kamar setelah menidurkan Sakti. Badanku sangat letih seklai, ditambah perutku yang sudah mulai nampak membuatku mudah merasa lelah.

Namun benarapa yang dikatakan orang. Lelah badan tak seberapa dibanding lelahnya batin. Bayangan-bayangan ketika Erik tertawa bersama dengan Shafa membuat dadaku sesak seketika. Katakanlah aku seorang yang pencemburu, yang tidak memberikan akses kelonggaran suaminya bersama wanita lain! Namun ketahuilah, dibalik sikap baik wanita itu aku menangkap sinyal aneh yang datangnya entah darimana. Aku merasa dia bukanlah orang yang tulus kepada kami, apalagi kepada Sakti.

Aku mengembuskan napas berat. Sepertinya berendam dengan air hangat bukanlah ide yang buruk. Aku mengambil jubah mandiku lalu membawanya masuk ke kamar mandi dan mulai ritual mandiku didalam bath up.

Saat keluar dari kamar mandi aku mendapati Erik tengah duduk bersila di tepi ranjang sambil melamun. Aku tak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Aku menatapnya acuh, masih kesal dengan sikapnya.

Kurasakan Erik menatapku, namun aku tetap mempertahankan sikapku tidak mau menatapnya. Aku membuang muka saat menaiki ranjang dan bersiap tidur.

"Diam disitu! Aku ingin berbicara denganmu"ucap Erik membalikkan badannya menatapku. Aku diam duduk ditempat yangg sama tanpa melihatnya sama sekali

"Apa maksudmu berkata seperti itu kepada Shafa? Ucapan macam apa itu?"tanyaErik

Jadi kerena Shafa. Batinku

"Jadi karena Shafa? Sebegitu pentingnyakah dia untukmu?"tanyaku penasaran. Tak biasanya dia seperti ini

"Ini bukan masalah penting atau tidak, Kyeza!"

"Lalu apa masalahnya? Dimana letak kesalahannya Erik? Oh,, Kesalahanya adalah, suamiku memarahiku karena aku berkata tidak sopan kepada Assisten kesayangannya! Itu kan kesalahannya?"

"Jangan memancing kemarahanku, Kyeza!"

"Aku tidak memancing kemarahanmu, tapi kau sendirikan yang memulai terlebih dahulu?"

"Aku tidak memulai apapun. Aku hanya bertanya kenapa kau berkata seperti itu? Padahal kata-kata yang kau ucapkan itu sama sekali tidak sopan!"

"Lalu apakah sopan jika seorang wanita memandang suamiku dengan tatapan menggoda? Padahal sudah jelas disana istrinya berdiri bersama anaknya!!"pekikku. emosiku meledak seketika. Kulihat rahang Erik mengeras. Dia marah? Aku lebih marah pedanya

"Apa maksudmu? Hei sadarlah!! Dia hanya rekan kerjaku. Assistenku!"

"Rekan kerja yang meandangi boss-nya secara berlebihan! Erik, aku ini wanita, istri sekalius ibu. Tentu saja aku menyadari sinyal aneh yang diberikan seseorang kepada keluargnya, terlebih suaminya. Perasaan seorang wanita tak dapat dibohongi Erik.. Bahkan disaat kau tidak mengtahuinya, aku sudah merasakannya"ucapku lemah

"Jangan berpikiran macam-macam Kyeza. Sudah tidurlah! Hari sudah malam"ucapnya lalu pergi keluar kamar. Meninggalkan aku sendiri. Aku tidak bertanya dia ingin kemana, karena ku tahu itu hanya akan menyakitiku.

-Bahkan disaat kau tak mengetahuinya, aku sudah merasakan segalanya. Karena aku adalah seorang wanita, istri sekaligus ibu.-

-

Love After Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang