Part 26 - Akhir Cerita

39.1K 993 49
                                    

*

Kyeza POV.

"Ya, sebagai seorang teman.. Lalu apa maksud semua ini?"teriak Erik Sambil melemparkan sesuatu kemuka Kyeza

Foto.. Apa maksud semua ini? Siapa yang melakukannya? Batinku.

Kulihat Erik melemparkan beberapa lembar foto kehadapanku. Foto dimana saat aku menyuapi Fahrezi tadi siang

"Foto itu? Ku rasa ini masih dalam tahap wajar. Aku menyuapi temanku yang sakit. Ya hanya itu.."jelasku. Aku belum menceritakan tentang pembicaraanku dengan Rezi juga pertemuanku dengan Auryn.

"Baiklah, hal yang kau lakukan masih dalam tahap wajar. Baiklah.. Kali ini aku tidak akan membahasnya dulu. Oh iya, Aku mencarimu karena tadi polisi menghubungiku untuk meminta keterangan darimu tentang kecelakaan itu.."katanya

"Oh, okay.. Dimana alamatnya? Aku akan kesana nanti"jawabku

"Tidak bisa! Kita akan pergi bersama"tolaknya

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri"

"Kau akan pergi denganku. Kau tidak memiliki pilihan lain. Lakukan atau lupakan!"jawabnya tegas.

Huh astaga! Kenapa dia jadi otoriter seperti ini?! Aku menghembuskan napas pasrah "hhh.. Baiklah"jawabku lesu

"Ayo"ajaknya sambil berlalu

"Tunggu! Dimana Sakti? Apakah dia berasama mamanya itu?"sindirku

"Kyeza kumohon jangan memancing!!"Erik menatapku kesal

"Yasudah, katakan saja dimana Sakti?"ulangku

"Dia dirumah mama. Tadi papa yang menjemputnya"jelas Erik

"Ohh.. Baiklah"jelasku dan kami keluar lalu memasuki mobil

Erik memasuki mobil dan langsung menjalankannya menuju kantor polisi. Aku hanya diam karena tak tahu harus mengatakan apa. Tiba-tiba kurasakan sakuku bergetar dan ponselku berbunyi. Aku melihat siapa yang menghubungiku. Ternyata yang menelponku adalah Tyana, perawat Rezi yang sengaja kusimpan nomor teleponnya. Aku menggeser tombol hijau lalu mengangkat telpon itu.

"Hallo..."

"Nyonya Kyeza.. Dimana anda saat ini?"

"Saya sedang dalam perjalanan. Ada apa Tyana?"

"Maaf nyonya. Tapi saat ini keadaan Tuan Rezi kembali memburuk!"

"Apa? Bagaimana keadaannya?"

"Napasnya sesak dan tadi dia sempat memanggil namamu. Jika kau bisa, datanglah kemari"

"Baiklah, aku akan segera kesana"

Aku mematikan sambungan telpon lalu kembali menyimpannya. Keadaan Rezi kembali memburuk? Bukankah tadi dia baik-baik saja? Ada apa ini? Erik menatapku lama "Ada apa?"tanyanya

"Perawat Rezi menelponku dan mengatakan bahwa Keadaan Rezi kembali memburuk"jelasku. Erik mendengus

"Omong kosong!"tukasnya. Aku mendelik

"Apa maksudmu?"tanyaku geram

"Ya, tentu saja.. Karena dia memang ingin terus bersama dengan istriku dan memisahkan kau dari kami"

"Erik, justru sekarang kaulah yang beromong kosong. Apa yang kau katakan sama sekali tidak masuk akal"Bantahku

"Terserah kau saja"

"Baiklah, karena semuanya terserah kepadaku, sekarang aku mau kau mengantar ku ke rumah sakit"pintaku

"Apa? Kau gila!! Kita akan kekantor polisi bukan menjenguk teman yang sakit!"

Love After Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang