Part 20 - Perdebatan

27.1K 758 9
                                    

Mohon maaf karena aku gak bikin scane proses penyembuhan Sakti karena aku ga tau harus mulainya dari mana. Tapi bakal aku bikin beberapa adegan yang bisa aku salurkan.
Jangan marah yaa love.. Hehehe

Happy Reading guys..
Semakin dekat konflik hihihi

*

Kyeza POV.

Pernah mendengar istilah menang jadi arang, kalah jadi abu? Itulah yang aku dan Erik lakukan saat ini. Kami sering bertengkar tanpa sebab dan alasan yang jelas. Terkadang hal sepele selalu berakhir dengan pertengkaran diantara kami. Entah ini karena hormon kehamilanku atau apa aku tidak mengerti. Yang jelas saat ini rumahtangga ku tidak dapat dikatakan dalam keadaan harmonis. Rasanya kehamilan ku saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan Sakti dulu. Jika dulu aku lebih sering murung dan tidak bersemangat, justru saat ini aku miliki energi yang bertambah tambah dan emosi yang sering naik turun. Untung saja dulu ada Rezi yang menemaniku, kalau tidak ada dia aku tak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya.

Berbicara tentang Rezi, hal ini juga menjadi salah satu pemicu keributan antara aku dan Erik. Aku tidak tahu apa yang membuatnya menjadi sangat membenci Rezi, entah itu karena masa laluku bersama Rezi, akupun tak tahu. Yang jelas jika Erik bertemu dengan Rezi, maka pertengkaran tak dapat dihindari lagi, dan untuk hal itu, aku masih bersyukur karena belum ada baku hantam diantara mereka.

FLASHBACK ON

Hari ini aku dan Erik akan bertemu dengan Fahrezi. Ini merupakan pertemuan pertamaku dengan Rezi setelah pertengkaran hebat yang terjadi beberapa bulan yang lalu.
Aku tidak mengerti kenapa sumsum tulang belakang Rezi bisa cocok dengan Sakti dan aku juga tidak ingin mencari tahu lagi. Yang terpenting untukku saat ini adalah kesembuhan Sakti. Hanya itu.

Aku melihat Seorang pria berbadan tegap dengan pahatan wajah yang sangat  tampan memasuki cafe ini. Dia mengedarkan pandangannya keseluruh cafe untuk mencari keberadaan aku dan Erik. Aku yang melihat dia kebingungan seperti itu langsung mengangkat tangan dan melambaikannya kepada Rezi. Erik yang melihat aksi memalukanku menatapku dengan tatapan tajamnya sementara aku tidak menggubrisnya dan terus melambaikan tangan kearah Rezi. Untung saja dia cepat tanggap sehingga aku tak perlu mempermalukan diriku lebih lama lagi. Kulihat Rezi datang ke meja kami dengan gaya cool dan berwibawanya. Aku tersenyum sekilas. Walaupun aku sakit hati kepadanya -terutama ibunya- tapi tak dapat kupungkiri bahwa rasa rindu itu tetap terpatri dihatiku. Sebagai seseorang yang pernah dibantu olehnya.

Rezi mendekati kami dan berhenti tepat didepanku. Dia menatapku lama lalu mengalihkan pandangannya kearah Erik. Erik balas menatap Rezi dengan tatapan yang errr.. Aku saja tidak dapat mengartikannya namun tatapan itu menyiratkan penantangan.

Aku merasakan hawa semakin memanas diantara kami. Aku berdehem sebentar lalu melotot kearah Erik dengan menyiratkan kata 'jangan macam-macam'.
Erik hanya mendengus pelan setelah mengartikan tatapanku barusan.
Aku berdehem sekali lagi untuk mencairkan suasana yang mendadak menjadi seperti di kutub utrara.

"Ehm.. Hai Rezi. Apa kabar?"tanyaku berbasa basi

"Oh iya.. Hai Kyeza, aku baik. Bagaimana denganmu?"tanyanya.

Oh.. Suara itu.. Aku sangat merindukannya. Sangat.. Sangat.. Sangat merindukannya. Maafkan aku Erik..

"Ehh? Ak.. Aku baik.. Hehehe"ucapku gugup sambil nyengir ga jelas

Kok jadi gugup ya?

"Ehemm..."Kali ini gantian Erik yang berdehem dengan keras. Oke, Ralat. SANGAT KERAS!! Sampai-sampai pengunjung cafe yang berada disekitar kami melihat sedikit sedikit kearah Erik.

Love After Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang