Part 25 - Aku Tidak Bisa

26.5K 707 8
                                    


*


Kyeza POV.


Aku terbangun dipagi hari dan melihat sekitar namun aku tak menemukan Erik disamoingku.
Dimana dia? Entahlah. Mungkin sedang diluar atau dikamar Sakti.

Aku meregangkan otot-otot ku lalu beranjak kekamar mandi lalu membersihkan tempat tidur.
Setelah semuanya selesai aku memutuskan untuk keluar dan masak sarapan untuk kami. Namun sebelum aku membuka kenop pintu, aku mendengar deru mobil Erik. Lantas aku berjalan ke jendela dan melihat keluar.

Dan tahukah kalian apa yang terjadi? Disana, diluar sana. Aku melohat suamiku beserta anakku menaiki mobil disertai seorang wanita yang membawa tas anakku -yang jelas bukan aku- masuk ke mobil.
Aku mempertajam penglihatanku untuk memastikan siapa wanita itu. Dan benar saja. Dia, wanita yang sama. Shafana Sintya.

Mobil Erik bergerak keluareninggalkan pekarangan rumah kami. Tak terasa air mataku mengalir dari pelupuk mataku. Aku tak menyangka bahwa mereka bisa pergi tanpa alu dan hebatnya bisa membawa wanita lain.
Apakah aku memang sudah tak dianggap? Apakah aku memang sudah tak dibutuhkan lagi? Apakah aku memang sudah dilupakan?




*

Aku berjalan melewati koridor rimah sakit Centra Medika karena tadi Axton menelpon ku dan mengatakan bahwa Fahrezi dirawat dirumah sakit tersebut. Aku berjalan menelusuri tiap lorong rumah sakit sampai kekamar yang kutuju. Aku memasuki kamar tersebut setelah memastikan tujuanku benar. Ruang VIP nomor 27.

Aku membuka kenop pintu dan mendapati Rezi terbaring disana dengan selang infus meliputinya diiringi beberapa selang lainnya. Apakah lukanya separah itu sampai-sampai banyak sekali selang-selang yang terpasang pada tubuhnya?

Aku berjalan mendekatinya lalu duduk disamping ranjangnya. Rezi menoleh kearahku lalu tersenyum.
Aku menyentuh lengannya dan balas tersenyum.

"Hallo.. Apa kabar? Maaf baru bisa menjengukmu"sapaku

"Hallo.. Rasanya lebih baik setelah kedatanganmu"jawabnya sambil tertawa kecil

"Kau ini.. Aku sedang tidak ingin bercanda Rezi.."geramku

"Aku juga tidak bercanda. Hanya saja rasanya lebih baik saat kau ada disini"

"Hmm.. Baiklah kalau begitu.. Jadi, tuan baik-baik saja, apa yang kau rasakan saat ini?"tanyaku

"Aku 'kan sudah menjawabnya.. Rasanya lebih indah dan berbunga-bunga"katanya

"Fahrezi, jika kau bercanda terus, aku berjanji tidak akan pernah kesini lagi!!"ancamku

"HAHAHAHA... Baiklah-baiklah.. Maafkan aku.. Aku tidak akan bercanda lagi. Tapi aku serius, rasanya lebih baik saat kau disini. Hanya saja terkadang aku masih merasakan nyeri disekitar tulang rusukku"jelasnya

"Memangnya ada apa dengan rusukmu?"tanyaku

"Beberapa tulangnya mengalami retak, namun masih bisa diatasi.."

"Astaga.. Apakah separah itu?"tanyaku

"Tidak lebih parah dibanding saat kau meninggalkan aku"guraunya lagi

"Fahrezi!! Kau sudah berjanji padaku!!"teriakku yang dibalas tawanya. Aku hanya mendengus kesal lalu ikut tertawa bersamanya.

"Baiklah, apakah kau sudah makan?"tanyaku

"Kau cerewet sekali, nona.. Aku belum makan"jawabnya

"Biarkan saja, dan sekarang... Kau harus makan!!"ucapku sambil menyiapkan makanan untuknya. Aku duduk lalu menyodorkan sesendok nasi kemulutnya

Love After Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang