Kamu 5.

5.1K 608 72
                                    


"Aku pulang dulu ya Dien." Ali tersenyum manis pada Andien.

"Iya kak, makasih ya kak. Lain kali mampir aja kesini, rumah aku terbuka lebar buat kakak." Ucap perempuan cantik itu riang. Ali terkekeh geli setelah akhirnya mengucapkan kata yang tak seharusnya terucap.

"Pasti." Dia tidak menyadari kalau kata pasti itu memperluas gerak Andien untuk mendapatkannya.

Ali meninggalkan rumah mewah itu tanpa beban sama sekali. Sesekali dia tersenyum geli.

"Astaga gue kan mau fitting baju." Ingatnya. Dia melihat jam di pergelangan tangannya.

"Telat hampir 2 jam ? lo udah buat cewek lo nunggu bro." Gumamnya pada diri sendiri. Dia mempercepat laju mobilnya. Tak lama dia bergumam lagi.

"Mereka udah pulang kali ya. Gue susul di rumah Mila dulu lah. Eh telpon Prillly dulu."

Lama Ali menunggu jawaban dari Prilly, tak ada hasil sama sekali. Hanya terdengar suara merdu dari operator. Tanpa berfikir lebih panjang lagi Ali melajukan mobilnya ke rumah Mila. Tempat biasa mereka berkumpul selama ini.

Sesampainya di pintu pagar rumah Mila dia memilih keluar dan meninggalkan mobilnya. Dia sudah tidak sabar untuk masuk. Tepat saat masuk ke dalam, pemandangan yang tak enak didapatinya. Dan dia sadar kalau dia sudah mengambil jalan yang salah.

**

"Sayangggg." Mila berteriak dari atas kamarnya. Kevin, Barka dan Gritte yang tengah menonton film action kesukaan mereka menoleh bersamaan.

"Kenapa sih Mil ?" Tanya Gritte kesal dengan mulut penuh keripik.

"Mama tadi telvon Prilly belum ada yang jemput. Dia sampai ketiduran di butik loh. Ayo kita kesana." Ujarnya tergopoh – gopoh mengambil tas. Kevin menegang, dia segera mengambil kunci diatas meja dan berjalan keluar rumah. Diikuti Barka dan Gritte yang tak kalah cemas.

"Pokoknya awas ajaa kalau...Duh Kevin kalau mau berhenti itu bilang dulu, sakit nih hidu.." Ucapan Mila terhenti saat Kevin melayangkan pukulannya pada orang yang tengah berdiri di hadapan mereka.

"Arghh Kevin stop Kevin." Mila memekik histeris, Barka berusaha menahan Kevin yang membabi buta memukul Ali.

Ali meringis menahan sakit, sudut bibirnya terluka. Ali berdiri dengan emosi yang memuncak.

"Maksud lo apa mukul gue ?" Sentaknya keras. Kevin tersenyum remeh.

"Itu buat cowok yang nggak bertanggung jawab kayak lo."

"Vin." Barka berusaha menenangkan Kevin.

"Prilly mana ?" Tanya Ali, dia sedang tidak ingin berdebat dengan sahabatnya sekarang. Karena sekarang dia hanya ingin bertemu Prilly dan meminta maaf.

"Lo tanya siapa ? Prilly ? Prilly nunggu lo di butik selama berjam – jam tapi yang ditunggu malah asyik berduaan sama cewek gak bener." Ucap Kevin keras. Mila menatap tajam Ali dan Kevin setelah mendengar kalimat itu. Dia butuh penjelasan sekarang juga.

"Dia cewek baik – baik." Teriak Ali keras. Kevin mendaratkan pukulannya tepat di ulu hati Ali.

"Lo buta, lo gak bisa liat mana cewek bener dan nggak. lo gak mikirin gimana perasaan Prilly. Dia rela nunggu lo. Lo buat impian dia berantakan, di hari yang penting kayak sekarang aja lo nggak ada, gimana nanti waktu hari pertunangan ?" Kevin mengucapkannya penuh emosi.

"Kita jemput Prilly Vin." Ucap Mila dingin.

Tiba –tiba saja Ali berdiri dengan sisa tenanganya. Menahan langkah para sahabatnya.

"Biar gue yang jemput." Ucapnya sambil menahan sakit. Tak ada yang menjawab ucapannya, mereka berbalik dan meninggalkan Ali begitu saja. Dan Ali sadar dia sudah melakukan kesalahan yang besar.

"Maafin aku Bie. Aku Cuma cinta kamu." Gumamnya dan berlalu menuju mobilnya.

**

Ali berlari kecil menuju dalam butik mama Mila.

"Loh Ali ? kamu darimana saja, hampir aja tante mau nyuruh orang buat ngangkat Prilly." Ucap mama Mila saat berpapasan dengan Ali.

"Prilly kenapa tante ?" Tanya Ali kaget. Mama Mila tertawa renyah.

"Anak muda jaman sekarang ya langsung khawtir sama calonnya. Dia ketiduran mulai tadi sore, samperin gih. Kasian." Ali mengangguk kemudian mengucapkan permisi pada mama Mila.

Ali terus berjalan menuju ruangan tempat dia dan teman – temannya biasa berkumpul. Hatinya berdenyut nyeri melihat seseorang yang amat dicintainya tertidur pulas di sofa. Dengan langkah pelan dia mendekati Prilly dan duduk di sampingnya.

Tangannya terulur merapikan rambut nakal yang menutupi wajah bidadarinya.

"Maaf bie." Bisiknya. Dia mencium kening Prilly lembut.

Pandangannya jatuh pada kedua tangan Prilly yang memeluk baju untuk pertunangannya. Dan penyeselan itu semakin besar, seharusnya dia tidak perlu menerima tawaran Andien. seharusnya dia datang tepat waktu. Seharusnya dia tidak menghancurkan impian Prilly. Seharusnya dia tidak membuat Prilly menunggu. Dan seharusnya dia tidak membuat Prilly kecewa.

Akhirnya dia menyesal dengan penuh kata seharusnya.

"sorry princess." Ali menarik pelan baju di pelukan Prilly, dia takut Prilly terbangun karena ulahnya. Diletakkannya baju itu di meja dekat sofa. Erangan kecil yang sangat dikenalinya membuat Ali menoleh cepat. Prilly nya terbangun sambil mengucek kedua mata hazelnya.

"Sayang." Ali mendekati Prilly dan segera memeluknya erat. Prilly yang tidak menyadari jika ada Ali di deketnya merasa terkejut. Tak lama dia membalas pelukan Ali dan mengelus punggungnya.

"Kamu sudah selesai meetingnya hon ?" Tanya Prilly dengan suara serak. khas orang bangun tidur.

Mendengar pertanyaan Prilly, Ali merasa dirinya adalah laki – laki terbodoh yang sudah membohongi malaikat tanpa sayap seperti Prilly. Ali mengangguk ragu dalam pelukannya.

"Maaf sayang aku terlambat, aku.."

"Ssstt, aku gak apa – apa honey. Kita pulang ya, aku udah capek banget." Tutur Prilly. Dan Ali tau kalau sebenarnya Prilly kecewa padanya.

Ali membantu Prilly berdiri dan membawa tas milik Prilly.

"Honey biar aku aja yang bawa tasnya."

"Aku aja, kita pulang ya," Ucap Ali lembut. Prilly tersenyum manis kemudian mengangguk.

"Kamu besok mau jalan – jalan gak sayang ? kalau udah selesai praktek." Tanya Ali girang. Prilly menoleh.

"Boleh." Jawabnya singkat sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil Ali. Ali berhenti melangkah, mata onyxnya menatap nanar punggung Prilly. Besok dan seterusnya dia berjanji tidak akan mengulangi hal yang lebih fatal dari hari ini.


**

haii ada yang kangen aku ? gak ada ya ? tapi aku  kangen kalian :* makasih untuk doa kalian, dan maaf sudah membuat kalian menunggu. semoga masih ada yang sudi membaca cerita abal - abalku.


Kamu Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang