haii bagaimana kabar kalian ? maafkan kesibukanku ya. semoga tidak ada halangan di lain hari. jadi aku bisa bermanja - manja sama kalian. wkwk
follow ig baruku yapp >> dhewiakira
aku buat cerpen disitu juga kok. tapi kadang haha. tapi di follow dong yaa haha #maksa
happy reading kalian :*
Siang itu Prilly berniat mengunjungi kantor Ali, sudah lama dia tidak kesana. Apalagi setelah tadi pagi Mila mengatakan padanya kalau undangan miliknya sudah tersebar, tapi kenapa miliknya dan Ali belum juga ada kabar. Prilly mengira kalau Ali sangat sibuk akhir – akhir ini, sampai dia lupa. Iya itu mungkin saja terjadi bukan.
"Bie, lo mau kemana ?" Prilly menoleh ke sumber suara yang tak asing baginya, Mila.
"Mau ke kantor Ali, sekalian mau ngambil undangan, niatnya sih gue mau nyuruh sopir gue nanti." Mila mengangguk mengerti, dia berlari kecil ke arah Prilly sambil membawa box berwarna ungu pekat.
"Ini gue titip buat Kevin ya Bie, dia pasti belum makan siang. Hari ini gue ada banyak pasien, jadi gak bisa kesana." Prilly terkekeh geli melihat wajah Mila yang tertekuk.
"Uuuu lutu anet sih ini pipinya kalau gitu. Haha yaudah gue yang anter ya. Jangan lupa ongkos delivery nya tas model baru ya di tempat kemarin." Prilly mengedipkan matanya lucu dan berbalik meninggalkan Mila.
"Monyett, itu harganya gaji sebulan gue Prilly." Mila berteriak heboh dan dengan cepat menutup mulutnya setelah dirasa dia salah tempat. Dalam hati dia merutuki Prilly yang memancing suara cemprengnya.
-
Prilly berhenti tepat di depan pintu kerja Ali setelah mendengar pembicaraan yang mengganggu pikirannya akhir – akhir ini.
"Gue gak deket kok sama Andien, lagian gue juga sebatas mau bantuin dia doang Vin." Prilly sangat kenal kalau itu adalah suara Ali. Siapa Andien ? Pikirnya. Dia berusaha mengingat siapa wanita yang bernama Andien itu.
"Dengan sikap baik lo ini, dia bisa aja berpikiran lebih sama lo Li. Lo seharusnya mikir."
"Maksud lo apa sih Vin, gue juga nggak ada apa – apa sama dia. Gue juga nggak punya perasaan selain sebatas temen."
"Temen kata lo ? menurut lo setelah lo biarin Prilly nungguin berjam – jam di butik demi nganterin Andien itu cuma sebatas temen ? lo dengan gampangnya biarin dia masuk ke perusahaan kita. Apa itu biasa aja ?"
"Gue cuma nerima tawaran dia mampir kok. Gue ngehargain dia yang mau ngucapin terimakasihnya." Jawab Ali keras.
"Lo bisa nolak permintaan dia buat mampir. Lo gak bisa biarin Prilly nungguin lo, lo gak bisa ngancurin acara penting buat kita semua !." Prilly meremas bekal makanan yang dibawanya. Sekretaris Ali yang mencoba mendekat padanya segera ditahan olehnya. Dia memberi isyarat kalau dia baik – baik saja.
"Lo lebay tau gak, lagian gue nggak macem – macem kok di rumah Andien." Suara Ali terdengar menyakitkan baginya. Kenapa Ali menyimpan hal seperti ini padanya, bukankah selama ini dia selalu jujur.
"Ok lo emang nggak macem – macem disana. Tapi waktu gue denger suara sumringah lo di telfon, gue liat gimana semangatnya lo bicarain dia, gimana senengnya lo waktu dia kesini, lo pikir itu hal biasa buat gue ?" Prilly memejamkan matanya kuat. Perkataaan Kevin benar- benar semakin menyakitinya.
"Lo berlebihan Vin, Prilly aja gak pernah masalahin hal ini. kenapa jadi lo yang sok penting hah !"
"Brengsek !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Season 2
Fanfictionmereka memulai dengan kisah yang hampir sempurna. kebahagiaan , kesedihan sampai semua cobaan mereka hadapi. hingga kini mereka menemukan cobaan kembali saat pertama kalinya mereka mendapatkan kebahagian yang melengkapi kehidupan rumah tangga merek...