Kamu Season 2

Kamu Season 2-18

Maaf lama tidak muncul, diriku sibuk mengurus segala macam urusan. Keep Voment cintah❤.

...
Selesai mengurus berkas kepindahannya, Athan melajukan mobilnya kembali ke rumah. Tak lupa membelikan eskrim matcha untuk tunangannya, Prilly.

Mobil putih miliknya masuk ke pelataran rumah, dengan langkah lebar dia masuk ke dalam.

"Prilly, aku bawa eskrim kesukaan kamu."

Athan membawa bungkusan kecil itu ke lantai atas. Dengan senyum lebar dia melangkahkan kakinya.

...

Prilly merasa gugup ketika asisten rumah tangganya membawa album berwarna pink itu ke arahnya.

"Makasih, bi."

"Sama-sama, non. Saya ke bawah dulu."

Prilly mengangguk dan segera membuka album itu dengan rasa penasaran yang besar.

"Gua foto sama siapa sih? Kok gua ingetnya cuma sama Athan doang." Gumamnya pada diri sendiri.

Di lembar pertama terdapat fotonya dengan dua orang perempuan, disitu senyumnya sangat lebar.

"Kok gua cantik banget sih, ini siapa ya?"

Kerutan di keningnya muncul begitu dia mengingat siapa kedua wanita di foto itu.

"Apa mungkin ingatan gua belum sepenuhnya kembali? Tapi ah nggak kok. Ah gak tau deh gua pusing."

Dia meletakkan album itu dan melupakan niatnya untuk melihat potret dirinya dengan lelaki yang membuatnya penasaran.

Merebahkan tubuh mungilnya, dia menatap langit-langit kamarnya. Menerawang masa lalu yang pernah terjadi, namun semuanya memang hanya Athan, tidak ada orang lain.

Terdengar suara langkah kaki yang masuk ke dalam kamar, Prilly menegakkan tubuhnya dan tersenyum lebar.

"Matcha!"

Dia berteriak keras dan berlari kecil menuju Athan untuk mengambil bungkusan di tangannya.

"Terimakasih, Athan."

"Anytime, sayang."

...

Athan membawa tas kecil milik Prilly dan memasukkan ke dalam mobil. Tak lama, Prilly menyusul di belakangnya sambil memakan roti selai coklat kesukaannya.

"Athan, makan dulu."

Tangan mungilnya menyuapi Athan dengan sepotong roti. Dengan senang hati Athan menerima suapannya.

"Udah siap?"

"Siap dong, kita keliling mall hari ini."

Athan mengacak gemas rambut coklat terang milik Prilly.

Keduanya masuk ke dalam mobil dan membelah jalanan sepi di perumahan itu.

Dua puluh menit duduk tenang di dalam mesin berjalan itu, akhirnya mobil putih milik Athan masuk ke dalam parkiran dengan rapi.

Prilly segera turun dan menunggu Athan. Dirangkulnya lengan tunangannya itu dengan erat, dan Athan tersenyum kecil mengelus lembut tangan mungil yang merangkulnya.

"Athan, aku mau beli boneka ya. Aku mau penuhin kamar aku sama boneka."

"Aku beliin semua yang kamu mau."

"Asik. Kita kayak suami istri ya, tinggal bareng, semuanya bareng."

"Kamu bahagia?"

"Banget, jauh lebih bahagia."