Mind and my heart...

999 32 0
                                    

Aku duduk disebuah bangku di koridor sekolah untuk menjauhi keramaian kelas yang mungkin sudah lebih dari pasar. Menyendiri bagi ku sudah biasa, menyendiri juga membuat ku nyaman dan tenang. Aku membawa sebuah novel di tangan ku yang aku bawa dari rumah, untuk ku baca ketika ada waktu senggang seperti sekarang ini.Oh ya perlu kalian ketahui aku adalah pecinta novel, sangat banyak novel dirumah ku yang sudah ku koleksi untuk memberi inspirasi dan menambah wawasan, untuk membantu ku agar aku bisa menjadi penulis yang handal seperti penulis-penulis yang ada di novelku.

"Ekhm..gue boleh duduk sini gak?". Tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri disebelah ku. Aku memang kalau sudah fokus membaca novel pasti tidak pernah menghiraukan lingkungan sekitar.

"Boleh kok duduk aja". Jawabku. Kemudian dia duduk di sebelahku,tanpa sengaja aku memandanginya diam-diam. "Raka sangat tampan, baik , dan kelihatan nya dia pria yang sopan ". Ucapku dalam hati. Lalu aku kembali fokus ke novel yang sedang ku baca.

"Sory ya kalo gw ganggu". Ucapnya padaku. Lalu aku menutup novel ku untuk menghargai nya.

"Engga kok, santai aja kali". Jawabku.

Kemudian aku mengikuti arah mata Raka yang tertuju kepada novel yang sedang aku pegang.

"Bidadari tak bersayap". Ucap Raka membaca judul dari novelku. Kemudian dia tersenyum menatapku. "Kaya yang baca nya". Lanjutnya.

"Maksudnya?". Tanyaku tak mengerti.

"Iya yang baca nya juga bidadari tak bersayap". Jawab Raka.

Mendengar kata-kata dari Raka tiba-tiba pipi ku terasa memanas dan mungkin jika aku bercermin aku akan melihat pipi ku berwarna merah, karena marasa malu dengan gombalan nya itu.

"Gombal dasar". Ucapku sambil tersenyum padanya, Raka membalas senyumanku dan kami pun terdiam dalam pikiran kami masing-masing.

Sebenarnya aku paling gak suka di gombalin, karena aku beda dengan cewek-cewek yang suka nge fly apabila ada yang menggombali atau merayu nya. Tapi entah kenapa ketika Raka yang melakukannya, aku malah meresponnya terlihat jelas di kedua pipiku yang merona tadi dibuatnya.

Aku dan Raka berbicara sangat banyak sambil sesekali kami tertawa bersama, karena melihat tingkah lucu Raka. Ternyata dibalik sikap Raka yang pendiam dia punya rasa humoris yang tinggi. Raka adalah teman yang sangat menyenangkan bagiku. Entah sudah berapa lama kami berbincang-bincang karena kami tidak menyadari bel istirahat untuk shalat dzuhur pun berbunyi.

"Shalat dulu yuk udah bel tuh." Ucapku untuk mengakhiri pembicaraan kita.

"Yuk. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya. Soalnya baru kali ini gue ngerasa nyaman dan gak inget waktu ngobrol sama cewek." Ucap Raka kepadaku.

"Bisa aja lu". Jawabku singkat. Lagi-lagi Raka membuat pipi ku panas karena menahan rasa malu. Aku pun baru kali ini bisa ngobrol dan akrab sama cowok karena keseringan aku selalu menghindari yang namanya cowok. Menurutku mereka berbahaya.

"Serius..". Ucap Raka sambil terus menatapku. "Yaudah yuk shalat, dari pada pipi nya makin merah kaya kepiting rebus tuh". Lanjutnya lagi.

Lalu mataku melotot ke arah Raka yang sedang menertawakan ku. Rasa malu ku semakin bertambah dan mungkin sekarang di barengi dengan rasa kesal karena ulah Raka.

"Rakaaaa.." Teriakku kepadanya yang sudah berlari meninggalkanku,sambil sesekali dia membalikkan badan nya untuk mengejekku. Aku pun tertawa melihat tingkah nya yang sangat lucu.

Ketika aku hendak memasuki kelas, di depan pintu aku bertabrakan dengan seseorang yang berlawanan arah dengan ku. Lalu aku mengangkat wajah ku ke arah nya.

"Satriya". Ucapku dalam hati. Apa di dunia ini aku ditakdirkan harus selalu bertabrakan dengan nya.

Aku menatap wajah Satriya yang tak bisa ku baca ekspresinya. Baru kali ini aku melihat wajah nya begitu datar dan dingin. Dan aneh nya dia tidak mengucapkan apa pun kepada ku. Biasanya dia selalu menyapaku.
Tiba-tiba saja aku terbayang kejadian kemarin, saat aku melihat nya tertawa bersama ka Skar. Ada perasaan aneh yang sedikit sesak dihati ku, entahlah perasaan apa itu,yang harus ku lakukana adalah menepis perasaan itu jauh-jauh.

Dan aku pun mengalihkan pandanganku dari mata nya kemudian beranjak pergi meninggalkannya.

Ingat! Hanya mengaguminya tak lebih.. kata-kata itu selalu muncul di pikiranku. Tapi hati kecil ku mencoba menolaknya. Apakah perasaan ini lebih dari sekedar mengagumi? Tiba-tiba pertanyaan itu keluar begitu saja di pikiranku yang aku pun tak bisa menjawabnya.

***

Kau hanya rembulan yang selalu ku pandangi dari kejauhan..kau mungkin angin yang sampai kapan pun tak pernah bisa ku sentuh.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang