Back to Brother & Sister

776 23 3
                                    

Hari ini aku berangkat sekolah agak sedikit telat karena semalam aku tidak bisa tidur, aku mulai tertidur saat larut malam.

Aku memasuki kelas yang sudah ramai. Aku melihat semua teman-teman ku sedang berlatih untuk praktek seni budaya. Terlihat sangat lucu mereka semua latihan bernyanyi dengan suara yang berbeda-beda.

Aku pun memilih untuk langsung duduk di tempatku sendiri, karena aku tidak mau mengganggu Mala dan Yuni yang juga sedang berlatih.

Mereka semua berlatih, aku hanya berdiam diri belum mempersiapkan apa-apa. Aku masih bingung lagu apa yang harus kunyanyikan, aku mengutuk diri ku sendiri karena tidak berlatih kemarin di rumah. Padahal sangat banyak sekali waktu ku ketika di rumah. Ya walau pun suara ku sudah sangat bagus tapi alangkah lebih baik nya jika aku berlatih terlebih dahulu. (Percaya diri ya pemirsa :D).

"Hei temen-teman ku, asiikk dah bahasa gue. Katanya kita gak jadi praktek sekarang, jadinya Minggu depan. Dan sekarang kita disuruh beres-beres kelas, harus bersih kelas nya baru boleh pulang. Soalnya hari ini guru-guru mau pada rapat." Jelas Putra memberitahu kami.

Terdengar sorak sorai dari teman-temanku dan kelas pun semakin seperti pasar bahkan mungkin lebih.

"Selamat..selamat." ucapku dalam hati.

"Yaudah semuanya jangan pada pulang dulu kita bersihin kelasnya dulu bareng-bareng". Ucap Satriya sebagai ketua kelas mengintruksikan.

"Ketua kelas lah yang bersihin. Kelas kan tugas nya ketua kelas." Jawab Putra dengan nada bercanda.

"Betul banget tuh. Ketua kelas harus nurut sama anggota haha". Ferdi menimpali.

"Tega banget lu semua nyiksa gue. Pantesan aja pas pertama masuk gue belum suap-menyuap udah pada milih gue jadi ketua kelas. Ternyata ujung-ujung nya gue disiksa". Jelas Satriya.

Kemudian kelas kembali riuh dengan suara tertawaan karena menertawakan candaannya Satriya barusan.

"Satriya hebat ya bisa membuat suasana kelas menghangat. Bukan hanya sekali dua kali aku melihat mereka tertawa karena Satriya, sangat sering mereka tertawa karena candaannya Satriya. Dia orang nya humoris banget, solid nya tinggi, suka ngebantu temannya. Dia tidak malu bila terlihat konyol di depan teman-temannya, karena semata-mata dia ingin menghibur. Pantas saja banyak yang ingin berteman dengannya. Terlebih yang paling beruntung...yang bisa ngedapetin hatinya". Ucapku dalam hati.

Entah kenapa bila aku terlalu asik dengan pikiranku, aku selalu tidak menyadari lingkungan sekitarku. Aku melihat disekeliling ku sudah pada sibuk sama tugas nya masing masing. Ada yang mengangkat kursi ke atas meja, ada yang menyapu, ada yang membersihkan kaca dan lain lain.

"Ri, lu bagian ngepel ya sama gue nanti". Ucap wulan yang tiba-tiba sudah ada di sampingku.

"Yaudah gue nyari dulu pellannya sama embernya". Jawabku.

"Iya. Gue juga mau beli pewanginya dulu Ri."

"Ok deh". Jawabku.

Kemudian aku turun ke bawah menuju kamar mandi untuk mengambil ember dan pellan. Kebetulan setelah aku sampai dikamar mandi bagian depan aku melihat sesuatu yang kucari. Lalu aku membersih kan nya terlebih dahulu dan mengisi air ke ember. Setelah selesai baru aku akan membawanya ke atas.

Ketika aku hendak mengangkat ember tiba-tiba ada lantai yang sangat licin yang menyebabkan aku terpeleset. Tapi untungnya ada seseorang yang menahan tubuhku sehingga aku tidak terjatuh.

Aku menatap orang yang kini sangat dekat dengan ku. Bahkan wajah kami hampir tidak ada jarak. Tanganku sangat erat memegang tangannya.

"Ya Allah..inilah hambamu yang telah mencuri hatiku sejak pertama kali aku melihatnya. Tapi mungkin Engkau tidak mentakdirkan kami untuk bersatu, buktinya dia sekarang sudah dimiliki orang lain. Tapi Engkau juga yang telah mentakdirkan untuk menumbuhkan perasaan ini dihatiku hingga tak pernah mati sampai saat ini. Aku memintanya kepadamu tapi tidak ingin ada yang terluka. Wahai Engkau dzat maha membolak-balikan hati". Curhat ku kepada-Nya.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang