Keputusanku

735 31 0
                                    

Malam harinya aku kembali menangis bila teringat tentang Satriya. Mungkin sekarang dia lagi bahagia dengan pacar barunya, mengingat hal itu saja sudah membuat dadaku sesak apalagi melihat langsung.

"Satriya..kenapa lu jahat banget? Kenapa lu datang dan pergi semau lu Satr.. kenapa lu ngasih harapan lebih sama gue?! Kenapa lu bersikap manis sama gue? Kenapa lu perhatian banget sama gue? Kenapa lu ngelakuin itu semua sama gue kalo lu gak punya perasaan apa-apa?! Dengan cara lu kaya gitu ngebuat gue semakin terikat sama lu. Gue benci sama sikap manis lu! Yang cuman buat lu jadiin semua cewek terikat dan kagum sama lu". Batin ku dalam hati.

Entah kenapa air mataku begitu deras mengalir sehingga sulit sekali aku menghentikannya.

Ini memang kesalahanku yang terlalu berharap lebih. Satriya tidak bersalah sama sekali dia mempunyai hak untuk memilih dan tidak seharusnya aku membenci karena aku bukanlah siapa-siapa dihidupnya.
Yang harus aku lakukan sekarang adalah berhenti berharap! Akan ku kubur kembali perasaan ini untuk ku simpan sendiri.

Apalah arti cinta, bila aku tak bisa
Memilikimu..
Apalah arti cinta, bila pada akhirnya
Tak kan menyatu..

Sesulit inikah jalan takdirku
Yang tak inginkan kita bahagia...

Bila aku tak berujung denganmu
Biarkan kisah ini ku kenang selamanya...
Tuhan tolong buang rasa cintaku
Jika tak kau ijinkan aku bersamanya

Inilah saatnya aku harus melepaskan dirimu...

(She_Apalah Arti Cinta)

♡♡

"Satriya..Satriya tunggu! Gue mau ngomong sesuatu sama lu Satr..". Aku terus berlari mengejar Satriya yang tak menghiraukanku. "Satriyaa.." . Aku berteriak menyebut namanya, tapi Satriya tetap tidak menghiraukan aku, dia tetap berjalan menjauh dari ku.

Entah kenapa sangat sulit aku mengejar Satriya padahal aku sudah berlari sekuat tenagaku, sedangkan Satriya hanya berjalan santai tapi aku tetap saja tidak bisa mengejarnya.

Aku masih saja belum menyerah untuk mengejarnya, dan tiba-tiba ada batu besar yang menghalangi langkahku. Aku terjatuh kaki ku terluka dan darah begitu banyak bercucuran mengenai pakaian yang ku pakai. Aku menangis tersedu-sedu sambil menutup mukaku dengan kedua tanganku. Aku menangis bukan karena aku terjatuh, tapi aku menangis karena aku tidak bisa mengejar Satriya.

"Gue cinta sama lu Satriya". Ucapku lirih, masih dalam keadaan menangis.

"Sari..".

Aku membuka tanganku yang sedari tadi menutupi wajahku. Aku terkejut Satriya ada di depanku saat ini. Dia dalam posisi berlutut dihadapanku. Tidak ku sia-sia kan kesempatan ini, aku langsung memeluknya sangat erat, Satriya pun membalas pelukanku.

"Gue cinta sama lu gue sayang sama lu lebih dari sebatas kakak". Ucapku pada Satriya. Satriya melonggarkan pelukannya dan melepaskan pelukanku. Kemudian dia menatap mataku dan hanya membalas dengan senyuman.

"Bilang sama gue Satr, kalo lu juga punya perasaan lebih kan? Bilang sama gue kalo lu nganggap gue lebih dari sebatas ade buat lu? Apa maksud dari sikap lu yang begitu perhatian dan ngehawatirin gue banget, kalo emang lu gak punya perasaan lebih sama gue?." Ujarku lagi pada Satriya. Air mata ku masih setia mengalir di pipiku.

Satriya menghapus air mataku dengan jemarinya sambil tersenyum padaku."Cinta itu butuh pengorbanan". Ucap Satriya.

"Apa maksud dari semua ini?". Tanyaku tak mengerti.

Kemudian Satriya berdiri, dengan susah payah aku pun ikut berdiri mensejajarkan tinggiku dengan Satriya. Aku tidak memperdulikan sakit yang ada dikakiku.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang