Feeling

719 29 2
                                    

Jika memang perasaan itu ada,,kenapa tidak kita satukan..
Jika memang cinta itu ada dihatimu,,kenapa tidak kau ungkapkan..
Kenapa kau terus membuatku,,
Berharap-berharap- dan berharap..
Menunggu-menunggu dan terus menunggu...

***

"Ayo Satriya ungkapin yang ada di hati kamu dengan sejujur-jujurnya". Perintah kak Megi kembali. Satriya tetap terdiam dengan cengengesan, terlihat dari raut wajah nya dia menahan rasa malu.

"Ungkapin..ungkapin..ungkapin.." Sorak sorai dari kami semua memaksa Satriya untuk mengeluarkan kata-katanya. Ketika Satriya berusaha untuk bicara kini suasana kembali hening membiarkan hanya suara Satriya yang menguasai alam ini.

"Ya..Gak perlu banyak-banyak sih. Buat orang yang gue sayang cepet peka ya sama perasaan gue". Ucap Satriya yang kata-katanya terdengar sangat dari hati.

"Ciee..ciee.. cieeeee". Kembali suara mereka terdengar sangat riuh dan ramai. "Buat siapa tuh?". Terdengar teriakan seseorang.

Aku pun samar-samar mendengar ada yang berteriak 'cie buat skar', 'cie buat Betty'. Entahlah yang pasti aku juga sangat penasaran buat siapa ungkapan Satriya. Jika memang Satriya memiliki pujaan hati lagi mungkin ini yang terakhir untukku berharap. Aku memutuskan untuk berhenti berharap dan menunggu. [Menyerah pemirsa :( ]. "Cewek mana lagi yang beruntung ngedapetin hati lu Satr..".

Sebenarnya banyak cowok yang lebih dari Satriya. Bahkan ada yang lebih segalanya dari Satriya. Entah kenapa hati ini selalu saja menyimpan nama Satriya di hati ku paling dalam yang sampai-sampai aku tidak dapat membuang perasaan ini jauh-jauh. Jika kalian bertanya, apa yang aku lihat dari Satriya? Aku tidak akan pernah bisa menjawabnya. Aku sendiri pun tidak tahu kenapa aku bisa cinta sama Satriya.

"Makasih buat Satriya. Kakak doain ya biar dia nya cepat peka sama kamu". Ucap kak Megi menggoda Satriya. Kemudian Satriya pun kembali ke tempatnya .

"Cie lahh.. udah ada yang baru lagi kayanya men". Ucap Ramdan setelah Satriya kembali duduk di dekat anak cowok kelompokku.

"Enggak. Itu gue ngarang aja biar cepet". Balas Satriya.

"Ada juga gak papa". Ucap Ramdan lagi masih menggoda.

"Haha. Entar kalo udah waktunya".

"Kapan men? Keburu di ambil orang". Ujar Ramdan. Aku sebenarnya tidak bermaksud menguping pembicaraan mereka hanya saja kami kan sekolompok jadi jarak kami sangat dekat.

"Ya berarti bukan jodoh gue. Simple kan?". Balas Satriya.

"Haha. Gue suka gaya lu. Cewek masih banyak tenang aja". Jawab Ramdan sambil menepuk pundak Satriya.

"Dasar cowok! Gampang banget kalo ngomong". Batinku kesal.

"Boong jangan dengerin Satr. Gue aja sekarang jones. Cewek emang banyak tapi yang serius NOL gede". Timpal Ferdi.

"Diem lu ikut-ikutan aja. Lu mah emang udah gak laku". Balas Ramdan seenaknya.

"Yeehh. Cewek tiap hari ngantri boy dirumah gue". Ucap Ferdi tak mau kalah.

"Ngapain?". Tanya Ramdan masih dengan nada meledek.

"Belanjalah. Emak gue kan ngewarung". Ucapnya sambil terkekeh Ramdan pun menimpuknya dengan batu kecil. Satriya yang sedari tadi diam hanya tertawa melihat tingkah temannya.

♡♡

Pagi harinya kami semua sudah bersiap mengkemasi barang-barang kami untuk bersiap kembali ke Jakarta. Padahal sebenarnya aku masih ingin sekali menikmati suasana keindahan alam ini, hanya saja kami disini kan untuk melakukan kegiatan bukan untuk berlibur sepuasnya.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang