Boyfriend

809 32 0
                                    

Jika aku benar-benar mempunyai dua cinta. Mungkin yang harus aku lakukan melepaskan dan menerima. Sangat jelas cintaku yang pertama bertepuk sebelah tangan. Tapi aku belum tahu dengan cintaku yang kedua...

***

Semakin hari aku semakin dekat dengan Raka. Rakalah yang sudah membuat hari-hari ku menjadi lebih menyenangkan. Hari-hari kami juga dipenuhi dengan canda dan tawa. Aku sudah tak menghiraukan perasaan ku pada Satriya, karena semenjak ada Raka disampingku Satriya sudah sangat jauh menghilang dipikiranku. Ya hanya dipikiranku saja Satriya menghilang, karena hatiku masih menyimpannya baik-baik.

Tapi aku pun tak bisa membohongi perasaanku, Raka juga sudah menetap dihatiku. Semakin aku bersamanya semakin tumbuh perasaan itu. Aku mencintai mereka berdua dengan perasaan yang berbeda. Aku mencintai Satriya dari pertama kali aku menatap matanya, disana terlihat jelas ada kenyamanan dan ketulusan yang aku rasakan dan aku tak punya alasan lagi. Sedangkan aku mencintai Raka dalam tahap proses, aku mencintainya karena aku melihat dia adalah cowok yang baik dan sopan.

Jika aku harus memilih, lebih baik aku jatuh cinta dari pertama kali kepada Raka. Agar aku tidak terjebak dalam perasaan semu yang aku rasakan kepada Satriya.

Sudah sangat lama aku berdiam diri di kamar ku untuk mempertimbangkan perasaanku yang sebenarnya. Aku sangat bimbang dengan perasaan ku sendiri. Dan besok aku harus punya jawaban buat Raka.

Flasback on

Seperti biasanya setiap pulang sekolah dan malam hari aku dan Raka selalu teleponan. Seperti tak cukup waktu kita bicara di sekolah.

"Udah sampai rumah?". Tanya Raka diseberang sana.

"Udah kok". Jawabku.

"Lagi apa?". Tanyanya lagi.

"Lagi tiduran aja. Kalo lu sendiri?"

"Sama kaya lu". Jawabnya. Kemudian aku hanya terdiam menunggu dia yang membuka pembicaraann.

"Sari..". Raka memanggil namaku dengan nada serius.

"Iya ka..". Jawabku

"Gue..emm..gue.." . Terdengar ada hembusan kasar disebrang sana, seperti orang yang sedang menahan gugup.

"Iya..gue apa?". Tanya ku penasaran.

Sudah sangat lama aku menunggu Raka untuk bicara. Raka terdiam disana, entah apa terjadi sesuatu padanya.

"Raka?" . Panggilku.

"Gue suka sama lu Ri". Ucapnya sangat pelan.

"Apa ka? Gue gak denger suara lu". Jawabku bohong.

"Sari..gue suka dan cinta sama lu. Lu mau kan jadi pacar gue?. Ucapnya sangat jelas terdengar di telingaku.

Aku hanya diam dan tak tahu harus jawab apa.

"Gak usah dijawab sekarang, gue tau lu butuh waktu. Tapi gue bener-bener sayang sama lu Ri." Lanjut nya lagi.

"Gue..gue jawab besok aja ya ka". Ucapku pelan.

"Iya Ri, gak papa kok. Gue siap nungguin jawaban lu." Jawabnya.

"Emm..gue mau istirahat dulu ya ka".

"Iya Ri, Selamat beristirahat ya". Ucapnya.

"Iya ka..Lu juga". Lalu aku menutup telepon nya.

Flasback off

"Kenapa aku harus bingung? Gak ada salahnya kan kalo aku nerima Raka, lagian aku juga suka kok sama dia. Apalagi dia itu tampan, baik, lucu lagi." Ucapku pada diriku sendiri.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang