Brother & Sister???

752 30 0
                                    


Hari demi hari aku menjalani hubungan dengan Raka sangat baik. Raka begitu sangat menyayangiku, tidak pernah sedikit pun dia marah padaku. Semakin hari aku semakin cinta dan sayang padanya.

"Makasih ya buat hari ini nya." Ucapku padanya setelah sampai di depan rumahku.

"Sama-sama ay..". Jawabnya sambil tersenyum padaku. "Yaudah masuk sana!." Perintahnya.

"Kamu gak mau mampir?". Ucapku basa-basi. Sebenarnya aku belum siap juga sih ngenalin seseorang ke mamah hehe.

"Kapan-kapan aja ay makasih". Jawabnya. "Yaudah kamu masuk aku pulang ya". Lanjutnya.

"Hati-hati ya yank, jangan lupa udah sampai kabarin aku." Ujarku dan tersenyum padanya, dia pun membalas senyumanku. Lalu dia pun pamit dan pergi meninggalkan aku.
Aku masih memandanginya, setelah dia sudah sangat jauh, aku pun masuk ke dalam rumah.

Ternyata di dalam rumah sangat sepi. Mungkin mamah nganterin Rahma les, pikirku. Lalu aku pun memilih masuk ke kamar ku dan beristirahat.

Baru saja aku ingin memejamkan mata ku, ponselku berdering tanda panggilan masuk. Apa Raka sudah sampai rumah ya, cepet banget , pikirku.

Lalu aku melihat ponselku ternyata yang menelepon bukan Raka, nomor yang tertera di ponselku nomor yang tak ku kenal.

"Halo Assalamualaikum". Ucapku.

"Waalaikumussalam." Jawab seseorang diseberang sana.

Deg tiba-tiba hati ku berdegup kencang, aku sangat tahu dan mengenal suaranya. Entah kenapa hati ku masih saja meresponnya.

"Satriya?". Tanyaku meyakinkan.

"Iya Ri, sory ya kalo gue ganggu lu." Ucapnya.

"Iya gak papa ko santai aja. Ada apa emangnya?". Tanyaku basa-basi.

"Gak ada apa-apa sih, gue gak ada temen ngobrol aja". Ujarnya lagi.

"Emang ka Skar kemana?". Tiba-tiba pertanyaan keramat itu keluar dari mulutku.

"Gue udah putus sama dia Ri." Jawabnya lirih.

Entah setan mana yang merasukiku, setelah mendengar dari mulut nya langsung kalo dia udah putus. Tiba-tiba hati aku merasa senang. Lalu aku menepis perasaan jahat itu jauh-jauh. Karena aku gak akan berharap lagi padanya, aku sudah punya Raka. Aku gak boleh menyia-nyiakan orang yang tulus sayang sama aku.

"Oh maaf gue gak tau". Jawabku menyesal.

"Iya gak papa ko Ri." Ucapnya. "Oh iya lu gak teleponan sama Raka? Sory ya kalo gue ganggu lu." Ujarnya terdengar sangat tulus.

"Gak papa kok, lagian Raka juga belum ada kabar dari pas abis nganterin gue."

"Mungkin dia kecapean kali jadi belum sempat ngabarin lu".

"Iya mungkin". Jawabku tidak yakin.

"Tapi kalo Raka tau gue telepon lu, dia gak marah kan?".

Aku hanya terkekeh mendengar pertanyaan Satriya. "Ya enggalah, lu kan sahabatnya." Ucapku.

"Ya gue takutnya salah paham aja. Gak enak.".

"Gak enak kasih kucing". Jawabku. Dan kami pun tertawa.

Cukup lama sekali aku berbicara di telepon dengan Satriya. Baru kali ini aku ngobrol banyak sama dia. Ternyata dia orang nya sangat-sangat menyenangkan. Sesekali kami bercanda dan tertawa bersama. Sekarang perasaan ku yang selalu gugup bila bicara dengannya sudah hilang digantikan dengan perasaan hangat dan nyaman ketika berbicara dengan nya.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang