Camping 1

632 24 0
                                    

"Ayok anak-anak bangun kita sudah sampai". Ucap pak Jamil mengintruksikan.

Lalu kami semua terbangun dengan mata masih menyipit, dan setengah sadar.

"Ayok barang-barang nya dikemasi jangan ada yang tertinggal di bus ya". Pak Jamil kembali mengintruksikan.

Dengan segera kami semua siap-siap mengambil barang kami masing-masing dan beranjak turun dari bus.
Setelah semua sudah turun dari bus dengan takjub kami memandang ke sekeliling kami, sungguh pemandangan alam yang indah.

"Waw. Indah banget kalo kaya gini sih gue gak nyesel ikut camping". Ucap Mala antusias, aku pun mengangguk menyetujuinya.

"Gue juga gak nyesel banget. Gue kan jadi bisa foto-foto deh entar langsung gue masukim ke Facebook". Timpal Yuni tak kalah antusias.

"Dasar RATU ALAY". Jawabku dan Mala berbarengan yang hanya dibalas kekehan Yuni.

"Oh ya kita kan masih ada barang-barang dibagasi bus". Ucapku mengingatkan.

"Tenang aja Ri. Tuh liat!". Kemudian aku melihat ke arah yang Yuni tunjukan. Aku tersenyum geli melihat anak cowok kelompokku yang membawakan semua barang-barangnya. Masalahnya mereka membawa barang-barang nya tidak wajar. Ember, wajan, panci dan gayung mereka taro di atas kepala mereka, tangan mereka pun memegang masing-masing satu kantong pelastik sedang yang berisikan rempah-rempah, bahan makanan, alat mandi, alat makan, dan lain sebagainya.

"Haha gak sekalian tuh kompor di buat liontin pake tambang". Ucap Mala yang disertai tawaku dan Yuni.

"Harus nya cewek tuh berterimakasih dong pengorbanannya banyak nih." Ucap Ferdi berlebihan.

"Tau tuh mereka mah bawa tas masing-masing. Palingan isinya makanan, kalo gak bedak kaya gitu. Atau gak dale..".

"SETIAWAAAN". Ucapku dan kedua sahabatku memotong pembicaraannya. Yang dipelototin hanya terkekeh bersama anak cowok yang lainnya.

"Kalian kenapa masih pada disini? Cepet ke perkemahan itu akan dibagikan tenda setiap kelompok". Ucap bu Ratih mengingatkan kami.

"Iya bu". Jawab kami serempak.
Kami berjalan menyusuri kebun teh dan turun ke bawah sedikit barulah kita sampai di perkemahan. Dan lagi-lagi aku takjub dengan keindahan alam ini, ini lebih indah dari yang tadi kulihat. Tidak jauh dari jarak tenda ada sebuah danau yang sangat luas yang di pinggirnya dihiasi bunga-bunga yang sangat indah, rumput-rumput yang terhampar hijau dan udaranya sangat sejuk sekali.

Kembali pak Subroto memberi pengarahan kepada kami.
"Baik Anak-anak. Sudah terhitung ada dua belas kelompok dan juga dua belas tenda. Jadi masing-masing kelompok mendapatkan satu tenda. Dan di tenda nya sudah terdapat nama kelompok kalian masing-masing. Mengerti semuanya?".

"Mengerti paak". Jawab kami serempak.

"Satu lagi. Semuanya pasti membawa tikar kan?. Untuk anak laki-laki tidurnya di luar tenda ya memakai tikar, dan yang di dalam tenda hanya anak perempuannya saja. Kalian bertugas sebagai penjaga anak-anak perempuan ya". Jelas nya lagi.

"Yaah pak. Terus kalau kedinginan gimana, kalau ujan gimana pak?". Ucap salah satu siswa laki-laki yang berasal dari kakak kelas.

"Jadi anak laki-laki gak boleh manja, harus kuat. Apa pun yang terjadi siap menghadapi. Dan jika hujan disana ada lima saung (tempat kecil yang terbuat dari kayu). Kalian bisa berteduh disana, tapi jika tidak hujan kalian masih kedinginan, kalian kan bisa buat api unggun kecil. Paham semuanya?".

"Pahaaam paak". Jawab kami serempak.

"Yasudah. Sekarang silahkan kalian membereskan barang-barangnya dan beristirahat di tenda masing-masing. Nanti sore kita akan mulai kegiatan nya.".

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang