Raka

836 30 0
                                    

Seperti biasa aku selalu pergi ke sekolah sangat pagi-pagi sekali. Karena aku tidak mau bermasalah dengan guru piket hanya karena terlambat masuk, itu bisa mengurangi nilai.

Lalu aku memutuskan untuk tidak masuk kelas telebih dahulu karena percuma, kelas pasti masih sepi. Aku lebih memilih melangkahkan kaki ku menuju kantin untuk sarapan dan meminum teh manis hangat di pagi hari.

Ketika aku sedang menikmati teh manis hangat, tiba-tiba ada seseorang yang duduk disampingku. Aku menatapnya dan tersenyum padanya, dia pun membalas senyumanku. Sepertinya hari ini dia berbeda dengan kemarin aku lihat. Mungkin perasaan nya sudah membaik, pikirku.

"Udah baik kan kak suasana hatinya?". Ucapku menggodanya.

"Ya begitu deh de, kalo disebut baik sih engga, tapi aku mencoba ikhlas hehe". Ucapnya Jujur.

"Kita gak berhak juga kak buat maksain seseorang biar milih kita. Kalo emang kita sayang, kita harus rela bila dia mencari kebahagiaannya sendiri." Ucapku tulus pada ka Betty.

"Kamu bener de, gak seharusnya aku terlalu berharap sama dia, gak seharusnya aku ngejar-ngejar dia, dan gak seharusnya aku perhatian banget sama dia." Jawab Ka Betty. "Tapi aku udah biasa aja kok de, aku udah anggap dia sebatas ade kelas aja gak lebih." Lanjut ka Betty yang terlihat tulus dalam perkataanya.

Aku hanya membalas dengan senyuman, karena aku tidak tahu lagi harus ngomong apa. Aku sendiri saja masih belum bisa menyembuhkan luka yang ada dihatiku, yang kusimpan dalam-dalam tak ada satu orang pun yang tahu.

"Disaat ku mulai menyadari bahwa aku mencintainya, di saat itu pula aku melepaskannya." Batin ku dalam hati.

Lama sekali aku terdiam dan tak menghiraukan kak Betty yang masih berada disampingku.

"Kak aku ke kelas duluan ya". Setelah mendapat persetujuan dari Ka Betty, aku pun melangkahkan kaki ku untuk meninggalkan kantin dan bergegas menuju kelas.

***

"Ri, gue minta nomer lu boleh gak?". Ucap Raka yang sekarang ada di sampingku.

"Nomer apa?". Tanya ku pura-pura tak mengerti.

"Nomer teleponlah Sari, masa nomer sepatu". Jawab Raka kesal.

Aku tersenyum melihat nya kesal karenaku. "Yaudah sini handphone nya". Raka pun mengambil handphonenya di dalam saku celananya dan memberikannya padaku. Lalu aku pun mengetik nomer telpon ku dan menyimpannya di kontak handphone Raka.

"Makasih ya Ri, ntr gue sms lu ya". Ucapnya antusias. Aku hanya membalas nya dengan senyuman.


Bel pulang pun berbunyi, semua teman-temanku sudah bersiap-siap untuk pulang. Aku masih saja merapikan buku dan memasukannya kedalam tas ku. Dari ujung mata ku, aku melihat ada seseorang yang menghampiriku.

"Ri, ikut futsal yuk?". Ajak Raka padaku.

"Futsal?". Tanyaku tak mengerti.

"Iya nemenin gue maen futsal, entar pulang nya gue anterin kok". Jawabnya dan tersenyum pada ku. "Tenang disana juga banyak kok anak ceweknya, ada kelasan kita juga kok, ada kakak kelas nya juga." Lanjutnya.

"Ada kakak kelas juga? Apa kak Skar ada disana buat nemenin Satriya?." Batin ku dalam hati.

"Emm..Maaf ya Raka bukannya gue gak mau, gue mau banget malah. Tapi gue kalo sekarang gak bisa. Kapan-kapan aja ya". Ucapku bohong pada Raka. Aku melihat ada kekecewaan di wajah Raka, tapi dia mencoba tersenyum padaku.

"Yaudah gak papa, tapi kapan-kapan lu harus mau ya". Tegas Raka padaku.

"InsyaAllah.." Jawabku. "Gue duluan ya Raka, semangat ya Futsalnya." Lanjutku.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang