"Udah dua-duanya didepan!" Kata Itachi dan Itachi malah bikin SasoDei bingung gimana caranya dua-duanya didepan.
"Hey! Kok malah diem?" kata Itachi yang gak ngerti sama tatapan -kakak-serius-?- dari dua adiknya.
Tiba-tiba Kakuzu datang dengan motor bersama genknya. "Woy, gue mau begal adik adik dan kakak gue, mumpung bawa golok. Boleh kagak? Punya duit kagak? Kalo kagak berarti kagak jadi begalnya" katanya secara tiba tiba dan bikin kakak dan kedua adiknya giant sweatdrop.
"Jawab napa?! Kalo kagak gue copet aja ya! Hayo, pilih mana? Copet atau begal?" Tanya Kakuzu.
"Atau!" Teriak Dei yang nilai rapotnya rata rata merah.
"Golok mana golok?" Tanya Kakuzu. Dia pun melesat bersama genknya, dan dia berteriak. "Gue cari golok dulu, nanti gue balik lagi buat begal kalian ya!" Katanya, padahal dia masih memegang golok.
"Iya kakak, hati hati! Awas jatoh" 5 detik setelah Sasori bilang begitu Kakuzu langsung jatoh dari motornya ke sawah yang ada disampingnya. Sasori pun mengambil hpnya (?) dan menelpon ambulans. "Halo, ambulans. Ada yang terluka disini"
"Heh, sejak kapan adek punya hp?" Tanya Itachi pada adiknya yang bungsu gak jadi.
"Sejak kakak Kakuzu yang suka duit jatoh kesawah dan ada orang yang lagi bunuh mahasiswa disana" kata Sasori sambil menunjuk sebuah adegan seseorang membunuh mahasiswa pake goloknya Kakuzu.
"Udah cepetan naik!" Kata Itachi. Itachi pun mundur, dan SasoDei pun duduk didepan.
"Lah, kakak gak nyetir?" Tanya Dei yang berada di posisi supir dan Itachi malah di posisi penumpang.
"Oh iya" kata Itachi. Dia pun menurunkan Dei dari jok supir dan dia pun maju.
"Lah, Dei berarti gak ikut dong?" Tanya Dei yang berada diluar kawasan motor.
"Oh iya" Itachi pun turun dari motor dan menggendong Dei ke motor.
"Kakak kan nyetir, kenapa gak naik?" Tanya Sasori. Itachi sekali lagi berkata "Oh iya" dan menurunkan Sasori, kemudian duduk diposisi Sasori layaknya anak kecil.
"Kakak! Aku gak bisa pulang kalo gini caranya!" Protes Sasori. Itachi pun menaruh Sasori di jok penumpang sedangkan dia tetap di posisinya.
"Yaudah kalau kakak yang mau" kata Dei dan menarik (?) gas dari tukang gas yang lewat. Gas itu Dei simpen di atas kepala Itachi dan anehnya motor itu langsung maju dengan full speed sehingga nasib mereka sama seperti Kakuzu.
"Halo, ambulans. Saya sekarat. Tolong katakan pada orangtua saya kalau saya tidak mau pergi dulu, karena papa Pein masih punya hutang duit buat beli majalah bokep" kata Itachi pada hpnya Sasori yang sama sekali gak nyala.
"Halo ambulans, sepertinya genk saya tidak akan keurus, tolong jaga genk saya sebaik baiknya dan bilangin salah satu dari mereka masih punya hutang duit 750.000 yen" kata Kakuzu yang bicara ke kaca spion motornya yang terpisah dengan motornya.
"Halo, ambulans. Katakan pada semua lempungku bahwa mereka harus selalu siap meledak karena seni adalah ledakan" kata Dei yang bicara ke batu.
"Halo RSJ, ketiga kakak saya sudah gila. Tolong saya pesan burger 10, soda 6, dan kentang 4. Dibayarinnya sama kakak Kakuzu dan kakak Itachi" kata Sasori ke telpon umum. Dia menelpon RSJ tapi telponnya ditutup karena Sasori malah pesen makanan.
"Itachi?" Suara bidadari terdengar dari surga (?)
"Oh, bidadari, jika kau mau mengambil nyawaku sekarang, tidak apa apa, tapi tolong bilangin ke papa Pein selamat menikmati majalah bokepnya" kata Itachi. Dia melihat cahaya didepan matanya, mungkin itu cahaya dari surga (?). Tapi ternyata itu hanya sinar matahari yang terik.
"Woy, ini gue Miyu!" Miyu sweatdrop pada kelakuan calon k- /Akiko ditabok Miyu/ kelakuan temen sekelasnya ini.
"M-miyu-c-chan?" Itachi tergagap. Dia pun berdiri, membersihkan bajunya, dan menginjak muka Dei dan berpose layaknya pahlawan.
"Miyu-chan, aku kembali dari akhirat untuk menyelesaikan S2" katanya. Dia pun membusungkan dada. Perempatan pun muncul di kepala Miyu.
"Bakayaro!" Miyu menendang Itachi sekuat tenaga hingga mental ke Arab (?).
Tiba tiba Kakuzu berdiri dan melakukan hal yang sama seperti Itachi. "Oh gadis cantik, aku kembali dari akhirat untuk memalak duitmu". Kali ini Dei yang nendang hingga Kakuzu mental ke Afrika.
"Kalian tidak datang dari akhirat!" Teriak Dei dan Miyu bersamaan.
"Halo polisi, pesanan KSC saya belum datang, saya kan tadi pesan burger 10, soda 6, dan kentang 4. Dibayarinnya sama kakak Kakuzu dan kakak Itachi" kata Sasori yang masih di telepon umum. Polisi yang berada disebrang telepon giant sweatdrop.
Tiba-tiba Hidan, Zetsu, dan Kisame datang ke TKP. "Woy ada apa ribut ribut? Mau dijadiin tumbal buat dewa Jashin?" Kata Hidan. MiyuItaKakuDei yang masih ada disawah menggeleng sedangkan Sasori masih di telpon umum mau menelpon 911 karena pesanannya kagak datang.
"Oh tidak! Jangan injak tanaman padi itu!" Kata Zetsu yang langsung nyebur (?) ke sawah untuk menyelamatkan tanaman padi tercinta dari injakan MiyuItaKakuDei.
"Eh, aku nemu belut" kata Dei dengan polosnya. Hidan langsung turun ke sawah membawa sambitnya hendak menjadikan belut tangkepan Dei tumbal buat dewa Jashin. Dengan cepat Dei melemparkan belut itu ke sawah dan naik ke jalan diikuti MiyuItaKaku. Hidan langsung menancapkan sambitnya di sawah dan kalau diliat dari jalan dia kayak yang lagi ngebajak sawah.
"Aduh dek, makasih ya udah mau bantuin bapak membajak sawah" kata sang petani yang sedang membajak sawah dengan kerbaunya. Tiba tiba sang kerbau terlihat marah dan langsung menyerang Hidan. Hidan akhirnya dikejar kejar kerbau.
"Kakak Hidan! Kerbaunya mau nembak jadi pacar kakak tuh! Terima aja kak!" Teriak Sasori yang udah dapet pesanannya dari 911.
"Ditembak jidatmu! Lu mau juga?" Teriak Hidan yang masih lari lari dikejar Kerbau.
~¢~
Setelah sore, sang kerbau akhirnya lelah mengejar Hidan dan memutuskan untuk move on. Hidan yang kecapean kagak sadar kalau dia udah ditinggalin.
~$~
"Berbi akuu!!" Teriak Sasori yang ngejer-ngejer Tobi yang menculik boneka barbienya. Tobi tidak mau berhenti dan dia pun mencari tempat bersembunyi. Setelah sembunyi dia langsung memutilasi barbie tak berdosa itu.
"Yu gwu wa ha ha" oceh Tobi. Dia pun membuang sang kaki barbie keluar dari tempat persembunyiannya. Mama Konan pun berjalan kearah tempat persembunyian Tobi. Seketika dia melihat kaki barbie yang telah diamputasi yang entah dari mana keluar cairan merah. Mama Konan langsung teriak dan menggema diseluruh rumah.
"Mama Konan ada apa?" Tanya Papa Pein. Dia pun mendekati kaki mutilasi yang berdarah.
"Ada pembunuhan! Mutilasi!" Teriak Pein. Tiba tiba Zetsu dan Kisame datang membawa Kamera dan mic.
"Sebuah kaki yang telah dimutilasi telah ditemukan di rumah Akatsuki Family. Mama Konan dan Papa Pein ketakutan ditempat kejadian. Diduga korban adalah Tobi, yang entah sekarang berada dimana. Kisame melaporkan dari tempat kejadian. Kembali ke studio" kata Kisame layaknya reporter pada kamera yang belum nyala.
"Gimana, guenya kece kagak?" Tanya Kisame pada Zetsu sebagai kameramen.
"Kece banget vroh" kata Zetsu pada Kisame. Mereka pun pergi dari TKP dan meninggalkan Konan dan Pein yang giant sweatdrop.
"Berbi akuuuu!" Teriak Sasori saat melihat kaki itu. Dia langsung memeluk kaki itu.
"Maafkan aku yang terlambat berbiku sayang" Pein dan Konan yang melihat ini terhura, Tobi pun keluar dari tempat persembunyian dengan watados.
"Gwa hya ku man em" oceh Tobi dan kedengeran seperti preman yang minta tebusan untuk anak yang diculik.
Bagaimanakah nasib sang berbi? Cekidot di chapter selanjutnya!
~£~
A/N
Yoo! Akiko update lagi. Hehe, maaf yang req OC lewat pm FFn maupun review tapi gak dimasukin. Riweuh soalnya. Jaa, TTEBASA!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Akatsuki Family [DISCONTINUED]
Fanfiction[DISCONTINUED] (read below) Bagaimana jika Akatsuki berkeluarga? Dapat kah Konan dan Pein mengurus anak-anak Akatsuki yang nakal dan tidak bisa diam? Apakah Itachi akan menikah dan memberikan cucu pada orangtuanya? Cekidot! Warning : Gaje, garing, O...