Taraweh Yuk -Puasa Edition-

941 80 4
                                    

"Asssalamu'alaikum!" teriak anak-anak Akatsuki yang baru pulang bukber pake toa ultrasonic dengan nada 50 oktaf keatas dari middle C (?).

"Wa'alaikumsalam..." jawab Pein, Konan, Kakuzu, dan Itachi sambil tutup telinga.

"Kalian di mesjid riweuh banget sih, sampe ada yang ngitung volume sop buah" komentar Itachi.

"Gak tau tuh, aku juga bingung kak" kata Hidan. "Kayak sop buah cuma ada sekali seumur hidup aja"

"Tadi juga ada yang nanyain kalo makan melanggar HAM atau kagak" tambah Kisame sambil cekikikikan.

"Dan, tadi elu ya yang salah baca do'a?" tanya Konan.

"Eh, kedengeran gitu?" tanya Hidan.

"Malu-maluin" kata Akatsuki Family minus Hidan sambil menatap Hidan dengan aura jengkel yang bikin sifat CinderHidannya keluar.

"Wah, hebat! Kak Hidan udah bisa berubah jadi Cinderhidan tanpa bantuan kata ajaib Tobi!" komentar Sasori sambil keketawaan kayak orang gila kesurupan.

"Jangan Cinderhidan mulu dong, kak! Kali-kali atuh Sleeping Hidan atau Hidan White" kata Deidara makin ngaco, tapi malah disetujui sama yang lainnya.

"Sleeping Hidan ya tinggal tidur aja, apa susahnya? Gue jadi Sleeping Hidan lah sekarang" kata Hidan. Hidan pun beranjak pergi.

"Woy, tunggu, kita mau tarawehan dulu cuk. Abis itu gue palak duit lu" kata Kakuzu.

"Apa hubungannya kak taraweh sama duit?" tanya Hidan, bingung sama pernyataan kakaknya yang udah jadi preman pensiun.

"Wah, tarawehan kak? Bener ay?" tanya Sasori sama Deidara antusias sampe berguling-guling nabrak tembok.

"Iya tarawehan, emang napa?" tanya Pein liat dua anak bungsu gak jadi yang lagi guling-guling nabrak tembok kejatohan vas.

"Enggak, kita kan seneng tarawehan" kata mereka berdua kompak lagi.

"Jangan bilang kalo kalian cuma mau main petasan aja disana" sindir Zetsu.

"Ih, abang mah negative thinking! Dede mah gak mau main petasan, belum beli juga" sanggah Sasori, dan kayaknya sanggahannya kurang tepat.

"Tuh kan, ada niatan main petasan" kata Kisame ngedenger sanggahan Sasori.

"Dosa dek, jangan main petasan di mesjid. Dilapang aja sono" nasehat Zetsu.

"Ih, abang ajaran sesat" kata Deidara karena emang percaya sama Zetsu mah sesat.

"Hidan kali yang sesat" kata Zetsu membela diri.

"Gue kan tobat sebulan bang, jadi gak sesat" kata Hidan bangga padahal cuma sebulan itu singkat sekali pemirsa.

"Elu yang sesatnya" komentar Itachi sambil neguk teh yang entah kapan bakal abis.

"Udah woy, sholat dulu. Keburu isya loh" kata Konan.

"Ibu kali yang belum, kita mah udah di mesjid. Sholeh, rajin" kata Kisame.

"Apaan yang rajin? Kakak hampir ditinggal juga, baru masuk pas mau baca al-Fatihah" komentar Sasori.

"Iya tuh, kerjaan kakak cuma mesra-mesraan sama ikan" tambah Hidan.

"Udah mah teriak-teriak 'woy jangan sholat duluan gue belum wudhu' padahal udah disuruh wudhu dari tadi sama ustadz" tambah Deidara.

"Tuh, itu contoh kakak sesat" kata Pein.

"Sesat~ Kakak sesat~" ejek Tobi sambil goyang dumang.

"Eh, sejak kapan ya Tobi ngomongnya lancar?" tanya Kakuzu yang beru peka.

Akatsuki Family [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang