"Yaudah deh, maap" ucap Nagato. "Yuk ah, ke tukang ketok magic"
Pein yang cemberut langsung sumringah, tapi cemberut lagi.
"Emang di sekitar sini ada?" tanya Pein.
"Ada, tempatnya dijamin bisa bikin mobil lu mirip bugatti" ucap Nagato meyakinkan si pierching berjalan yang merupakan rekan kerjanya itu.
"Terus, harus telpon derek, gitu?" tanya Pein lagi.
"Dorong!!" teriak Nagato, kemudian lari ke belakang mobil, dan mendorong mobil Pein.
*di tempat anak-anak menunggu
"Ayah udah kelamaan nih!" protes Zetsu. "Telpon gih"
"Gak punya pulsa" ujar Hidan.
"Pake telepon umum aja" usul Dei nunjuk telepon umum ditengah sawah.
"Hayu ah, cobain" kata Sasori semangat main lumpur.
*kembali ke Pein
"Kayaknya kita udah jauh nih" ujar Nagato.
"huft, keringet gue udah bejibun" kata Pein sambil mengelap keringatnya kemudian masuk ke ember yang dibelakangnya ada ember dan ember dan ember dan ember dan ember berisi keringet Pein semua.
"Lebay lu" kata Nagato. Dia dan Pein pun berhenti mendorong dan melihat sekitarnya.
"Nagato" panggil Pein, yang dijawab dengan kata 'apa?'.
"KITA MASIH DI DEKET KANTOR KAMPRET!" protes Pein.
"Enggak, kita udah jauh, udah maju 10 cm" kata Nagato dengan senyum sumringah tanpa dosa.
"10 cm?! Sama aja gak ada kemajuan kali!" bentak Pein.
"Ssssst!" ujar Nagato mendiamkan Pein yang jadi cerewet. "Denger suara ringtone gak?"
Pein berhenti berbicara, dan mereka pun mendengarkan ringtone itu dengan katel (?). Bukannya nyari tau ringtone hp siapa, mereka malah joget, nge disco ditempat /plak/.
"Sewa kost mahal and i hope to die~" Nagato bernyanyi (baca : ngitung beas) mengikuti ringtonenya.
"Dead i online say with kost won more knight~" Pein bernyanyi dengan lebih asal lagi.
"End i now i sad it a milin tai" Nagato meneruskan lirik abal-abal itu.
"Butt i online say white you one more knight~!" suara cempreng mereka berdua pun melengkapi lagu yang 1/16 selesai itu, tepuk tangan!
"Woy, bukannya nyanyi! Lanjut jalan!" ujar Pein tiba-tiba.
"Lah,yang pertama ngitung beas kan elu!" protes Nagato.
"Suara gue lebih merdu daripada elu cuk!" ucap Pein.
"Kata siapa?" tanya Nagato.
"Kata bini gua" kata Pein dengan bangga.
"Mentang-mentang lu udah nikah sombong ya. Bisa aja di depan bilangnnya gitu dibelakang mah beda cerita!" kata Nagato.
"Kata siapa?" kali ini gantian Pein yang bertanya.
"Kata hati kecil gua" ucap Nagato dengan lebay (SFX : huekkkk).
"Udah lah gue telpon derek aja" kata Pein, nyari-nyari hpnya di saku. Gak ada. Dia nyari di dalem mulutnya, lobang idungnya, lubang telinganya, tapi masih gak ada. Dia rogoh-rogoh saku Nagato, tapi gak ada juga.
"Pein, kan hp lu di mobil, yang ada ringtone sewa kost" ujar Nagato.
"Oh, iya ya" jawab Pein santai. Mereka pun ketawa barengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akatsuki Family [DISCONTINUED]
Fanfiction[DISCONTINUED] (read below) Bagaimana jika Akatsuki berkeluarga? Dapat kah Konan dan Pein mengurus anak-anak Akatsuki yang nakal dan tidak bisa diam? Apakah Itachi akan menikah dan memberikan cucu pada orangtuanya? Cekidot! Warning : Gaje, garing, O...