Part 5

32K 981 19
                                    

Tak lama tiba tiba pak ikbal datang. Pak ikbal natap Ruslan dengan tajam.
"Ada apa ini?" Tanyaku dalam hati.
"Hai pak..." Sapa Ruslan pada pak ikbal.
Pak ikbal hanya menjawab dengan senyuman. Aku pun ikut tersenyum. Makanan ku sudah habis duluan jadi kuputuskan untuk pamit.
"Rus gua duluan ya...!!" Gumamku pada Ruslan yang melahap buburnya.
"Oh.. iya iya..." Jawabnya. Aku pun memberi senyum pada pak ikbal menandakan pamit duluan.
Aku pun berjalan disekitar kampus.. Aku tak ingin bergabung dengan mereka. Bukan apa apa. Karena aku hanya Lelaki dipinggir jalan. Jadi aku minder dan takut kalau kalau suatu hari aku keceplosan ngomong. Terkadang aku menangis. Kenapa tuhan tak adil padaku? Kenapa aku gak jadi orang kaya. Hheemmm... aku menari nafas.
Tak lama jam pelajaran pertama pun dimulai. Yang mengajar bukan pak ikbal karena pelajaran pertama itu management bisnis. "Hua... " Seseorang disampingku menguap..
Saat jam pelajaran ada pemandangan aneh yang kulihat. Ruslan seringkali menatap ku. saat ketahuan dia tersenyum padaku. "Adehhh..." Gumamku pelan. 'Kenapa tuh playboy natap gua terus... Apa dia tau gua lelaki dipinggir jalan.. ya...?' Tanyaku dalam hati.
Saat pelajaran berahir semua mahasiswa keluar. Termasuk aku. Ruslan yang tadi menatapku. Kini sedang dengan kekasihnya Nita. Kutatap Ruslan dengan kekasihnya dengan tatapan tajam. Beberapa menit kemudian Ruslan menyadari kalau aku sedang menatapnya. "Gila..." Gumamku. Kututup wajahku dengan buku lalu pergi keluar kampus.
"Orang orang dikampus pada stres... ahir ahir.. ini ngapain coba pada deket deket gua. Pan gua takut kalau ketauan lelaki dipinggir jalan... Achh..." Gumamku mengeluh pada diriku sendiri.
Aku pun balik kekosan. Dikosan ada Yusron dan Ibrahim sedang berbincang bincang.
"Cie... mahasiswa baru balik nie..." Seru Yusron pada Ibrahim.
"Iya mahasiswa teladan tuh... Hahaha tapi nilainya anjlok..." Jawab Ibrahim dengan memakan kacang.
"Liat liat mukanya cemberut kaya kacang rebus... digoreng pake mentega..." Seru Yusron kembali dengan ketawa.
"Jangan lupa tambahin bawang... hahaha...." Lanjut Ibrahim yang sepertinya puas mentertawakanku.
Aku menatap tajam mereka berdua. "Diam lo pada.. lagi stress... gua..." Jawabku dengan duduk di kursi.
"Cie... bisa juga toh mahasiswa stress..." Gumam Ibrahim.
"Bisa... lah kampreet..." Jawabku pada Yusron.
"Kenapa Don.. ada yang ngganggu lo... Bilang gua Don." ucap ibrahim.
"Cia... so pahlawan... suruh nangkap aya aja kagak bisa... hahaha..." Balas Yusron ke Ibrahim.
"Hahaha..." Aku pun ikut tersenyum mendengar yusron.
Malam hari kami ketempat biasa kami nongkong bertiga.
"syron lu pan udah punya si moge ngapain lu ikut mangkal..." Tanya Ibrahim dengan bingung.
"Gua disiruh pacar gua kesini... katanya mau ngedate... hehe.." Jawab Yusron dengan tersenyum.
"Cia... emang lu serius ama tu orang sron..." Tanyaku.
"Serius lah... Don... masa gak...." Jawab Yusron.
"Aduh... Gua takut lo patah hati ntar..." Seru Ibrahim.
"Gak apa apa gua siap kalau sampai terjadi... Tapi sebelum.. iru gua bakal ambil hartanya dan rumahnya... hahahaha..." Jawab Yusron dengan senyum devil.
"Gila... lo..." Gumamku.
"Becanda... Don..." Seru Kembali Yusron.
Tak lama kulihat seseorang turun dari mobil. Ternyata itu pak Ikbal. 'Ngapain dia ke sini?' Tanyaku dalam hati.
"Ehh.. ehh.. itu dosen gua... tuh..." Ucapku pada kedua temanku.
"mana... mana..." Tanya Ibrahim.
"Itu... yang pake jas... " Jawabku.
"Wah... ganteng Don...." Seru Yusron.
"Ngapain kesini... Don tuh dosen...?" Tanya Ibrahim.
"gak tau gua..." Jawabku bingung.
"Ya pasti nemuin... mahasiswanya... lah... buat ikkeh ikkeh.." Jawab Yusron.
Gua injak kaki yusron. "Aww..." Jerit Yusron.
"Enak aja lo ngomong... dia orang baik..." Jawabku. "Ya udah pura pura ngobrol..." Pintaku.
Pak Ikbal pun menghampiri kami bertiga.
"siapa nieh..... cie... cie.." Seru Ibrahim dengan senyum senyum. sementara pak Ikbal menatapku dengan tajam.
"Tatapnya... itu kaya didram drama... Co cweat banget....." Gumam Yusron dengan senyum.
"Boleh saya bicara dengan Doni...?" Tanya Pak ikbal pada kami bertiga.
"Oh... boleh dong..." Jawab Ibrahim. Semtara aku hanya diam mengunyah permen karet.
"Ya udah kita pergi kesana yu him... biarin mereka berdua.. puasin ya... Don... bye..." Seru Yusron yang langsung pergi meninggalkanku.
Aku kini hanya berdua dengan pak Ikbal.
"Sini pak ikbal duduk..." Seruku yang menyuruh pak ikbal duduk dikursi jalan. Pak ikbal pun duduk disampingku. Posisi nya agak jauh jadi kudekati pak ikbal.
"Ehem...." Aku pura pura batuk.
"Ohh... Iya...Don... mereka teman teman kamu...?" Tanya pak Ikbal yang membuka percakapan.
"Iya mereka teman teman saya...." Jawab ki dengan menggangguk anggukan kepalaku dan mengunyah permen karet.
"Mereka selalu seperti itu.. baju yang kancinnya terbuka...?" Tanya pak ikbal kembali.
"Iya..." Jawabku singkat.
"Selalu ketawa seperti itu...?" Tanya nya kembali.
"iya... Kenapa mas...?" Tanyaku balik sekarang. Pak Ikbal terdiam menatapku.
"Pak Ikbal gak suka sama mereka?" Tanyaku lagi. Pak Ikbal menggelngkan kepalanya tapi tak menjawab.
"kalau pak ikbal gak suka mereka berarti pak ikbal juga gak suka sama saya." Seruku dengan menatap wajah pak ikbal. "Saya juga sama kaya mereka. Pake baju sama, makan sama, ketawa bareng." Lanjutku.
"Oh...." Jawab Pak Ikbal dengan menarik napasnya.
"Kalau cuma mau ngobrol mending cari orang lain jangan sama saya. Waktu saya mahal kalau cuma buat ngobrol." Seruku yang langsung berdiri dan melangkahkan kaki. Tapi tiba tiba tanganku digenggam Pak Ikbal.
"Berapa...?" Tanya Pak Ikbal.
Aku tersenyum. "Katanya tadi waktu kamu mahal. Berapa?" Tanya Pak Ikbal kembali.
Aku makin tersenyum. Karena melihat pak ikbal yang berani dan mau membayar.
"Berapa yang bapak punya?" tanya ku pada pak ikbal.
"Berapa pun yang kamu mau..." Jawab Pak ikbal. Waw... ini pertama kalinya seorang pria berkata seperti itu padaku.
"Ok... kalau gitu kita cari tempat lain..." Seruku pada pak Ikbal.
Lalu pak ikbal membawa saya ke sebuah hotel mewah dijakarta. Dan menurut ku hotel ini sangat mahal. Dan kami berada dilantai 20. Aku bisa melihat indahnya jakarta.
Aku masuk kekamar pak ikbal pun sama.
"Oke... mau langsung...." Gumamku dengan membuka satu kancing atasku.
"Gak..." Jawab Pak ikbal.
"Emmhhh mau mandi...?" Tanyaku kembali.
"Gak..." Jawabnya kembali aneh nie guru.
"Mau tidur...?" Tanyaku kembali.
"Kamu tuh bisa diem... dulu gak...?" Tanyanya padaku kini.
"Ohhh oke oke... tapi inget pak saya gak mau diiket iket kaya BDSM gitu... ya..." Pintaku.
Pak ikbal menatapku tajam.
...
..
.
To be Continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang