Tak lama kulihat seseorang sedang menatapku dengan pakaian rapih dan wajah kecewa padaku. Saat kulihat lebih tajam dan saat di peluk om om genit itu. Orang itu ternyata...
"MR.BAPER..." Ucapku saat melihat sosok Pria didepanku itu adalah Pak Ikbal. Dia hanya menatapkku dari jauh. Sementara Om Om ini makin gila. Dia mau mencium pipiku didepan umum. Kulihat Pak Ikbal wajahnya tak main main kini ia menghampiriku dan om om yang tengah memelukku. "Ada apa? Kalau mau tunggu giliran..." Ucap Om Om pada Pak Ikbal. Pak Ikbal tersenyum amat sinis. Seperti jiji pada Om Om. "Gak ada giliran..." Ucap Pak Ikbal dengan gagah. "Dia milikku... Kembalikan..." Ucap Pak Ikbal dengan mengepalkan tangannya. Firasat ku berkata Pak Ikbal sedang menahan emosinya, entah kenapa. Sementara aku makin tak nyaman dipeluk si om. "Enak aja... lu ngomong... dia itu kupu kupu yang bisa dinikmatin semua orang... gak usah so lo..." Ucap si om yang membuat ku tersenyum. Dia berani bilang bilang seperti itu pada orang yang dingin. Apa dia cari mati. "Gue bilang lepasin dia dari tangan lo yang hina... dia milikku... brengsek..." Ucap Pak Ikbal dengan menatap si om om. "Tidak...." Ucap si om yang kekeh menginginkanku. Tanpa banyak bicara lagi Pak Ikbal menarikku ke pelukkannya. Walau tarikannya terasa sakit tapi aku berhasil bebas dari pelukkan om om tak berotak itu. Pak Ikbal menatap tajam om om itu yang sedang menatap Pak Ikbal. Pak Ikbal membalikan tubuhnya mengisyaratkan akan pergi dari tempat itu. Tapi si om malah memegang tanganku. yang secara otomatis membuat Pak Ikbal tak mampu menahan emosinya lagi. Pak ikbal langsung mendorongnya ketanah dan memukulinya dengan kencang. "Ampun ampun...." Ucap Si om setelah dipukuli Pak Ikbal. Pak Ikbal berhenti memukulinya. "Jangan pernah menyentuh milikku. Atau akan lebih dari ini kusiapkan kuburan untuk mu" Ucap Pak Ikbal dengan memberikan 1 pukulan lagi. Lalu Pak Ikbal pergi menarikku dari tempat itu. Aku mengikuti langkah Pak Ikbal. Pak Ikbal membaku ketaman apartemen, kami duduk dikursi taman. Aku terdiam, entah dari mana harus kumulai ceritaku. Kulihat tangan kiri Pak Ikbal berdarah. Mungkin saking kencangnya memukul om om brengsek tadi. Ku ambil tangan Pak Ikbal. Ku hisap darahnya agar tak terus terusan mengalir. Pak Ikbal hanya menatapku, ketika ku hisap tangannya. Ketika terasa sudah sedikit kering. Kuambil sarungan yang ada disaku celanaku. Kuikatkan pada lengan Pak Ikbal. "Sakitkah....?" Gumamku memulai membuka percakapan. "Lebih sakit melihatmu dipeluk orang lain..." Jawab Pak Ikbal padaku tanpa melihatku sedikit pun. "Maaf..." Ucapku meminta maaf. "Sedang apa kau disini... tadi... apa kurang uang yang ku beri... apa kurang biaya kuliahmu hah..." Ucap Pak Ikbal dengan nada marah padaku. "Aku... Aku... menjenguk temanku... Mr.Baper..." Jawabku dengan gugup dan menatap wajah Pak Ikbal. "Aku tak menjual diriku lagi..." Lanjutku dengan menunduk kini. "Lalu kenapa ada om om itu... hah...?" Tanya kembali Pak Ikbal padaku. "Akutak tau... om om itu datang saat aku menunggu Yusron dan dia tiba tiba datang." Terang ku menjelaskan yang terjadi. Pak Ikbal hanya diam tak melakukan apapun. Tak lama Pak ikbal berdiri. Aku pun ikut berdiri. "Mr.Baper aku minta maaf..." Ucapku dengan memeluk tangan Pak Ikbal. Namun Pak Ikbal tak menjawab pertanyaanku. Dia hanya diam. Tak lama mulai melangkan kakinya. Aku tetap memeluk tangannya yang membuat ku hampir jatuh. Pak Ikbal berhenti saat aku hampir jatuh. Aku melihat ke atas kewajah Pak ikbal. Pak Ikbal pun menatapku. Aku mengedip kan mataku beberapa kali. "Maaf... Mr.Baper... Honey...." Ucapku dengan tersenyum. Pak Ikbal tersenyum padaku dan melepaskan tanganku agar tak jatuh lalu pergi meninggalkanku. "MR.BAPER... maaf..." Gumamku saat melihat Pak Ikbal pergi meninggalkanku. Aku menangis sendiri rasanya Pak Ikbal membenciku. Aku jadi nyesel nganter Yusron kalau gini. 'Tunggu Yusron... ??? Kok tuh anak gak ada kabar....' Gumamku dalam hati. Tak lama Handphone ku berbunyi.
"Hallo..." Jawabku.
"Ehhh kampret... Lo dimana? Katanya mau nganter... tapi malah ngilang..." Ucap Yusron yang mengomel panjang lebar.
"Lo dimana...?" Tanyaku balik.
"Gue dikamar moge sekarang. Dari tadi ditelp gak diangkat. Mana tadi dibawah katanya ada yang ribut... gue kuatir" Ucap Yusron dengan marah marah ditelp.
"Sorry... itu Mr.Baper... Gue pulang ya..." Ucapku dengan lemas.
"Apa....?" Seru Yusron dengan kaget dan shock. Aku tutup telpku. Karena lagi stress Pak Ikbal marah padaku.
Aku pulang dengan menggunakan taxi. Dengan pikiran tak tenang. Pak Ikbal aku kepikiran dengannya. Kucoba menelponnya saat ditaxi. Tapi tak pernah diangkat. 'Sorry Pak Ikbal...' Ucapku dalam hati.
Tak lama aku sampai dikosan ku. Aku buru buru masuk kamarku. Dikosan tak ada siapa siapa karena Ibtahim sedang main dengan Ruslan. Aku mencoba kembali menelp Pak Ikbal. Namun hasilnya tetap sama tak ada jawaban. Waktu menunjukan pukul 12.00 tapi aku belum bisa tidur. Sumpah Pak Ibal selalu ada dipikiranku. Kini aku mencoba mengirimkan sebuah pesan agar Pak Ikbal mau memaafkanku.
SMS
---------
12.00 Malam : Mr.Baper maaf aku benar benar minta maaf. Dan aku benar benar tak jual diri. Aku hanya menjual diriku. Padaku orang yang sangat aku cintai. Please percaya padaku Honey. ;) Kedip mata tanda cinta. (Tak ada balasan)
12.05 Malam : Mr.Baper... ayolah handsome maafin aku... please. AKU CINTA KAMU. AKU TAK BISA HIDUP TANPAMU. APALAGI DIMUSUHIN. DIDIEMIN AJA KEMAREN BERASA GAK HIDUP. MR.Baper.... (Tak ada Balasan)
12.10 Malam : Tok tok tok.... Mr.Baper.... aku gak Bisa tidur... bisa gak bales atau angkat telpku... sombong amat sih... jangan sok kegantengan ya. Mr.Baper.... angat telpnya... (Tak ada balasan padahal kesel)
12.10 Malam : ehhh sombong... ayolah... bales... please.... cuman bales doang iya aku maafin.. susah amat sih... cape nie ngetik. Emang gak enak jadi bot. Diginiin mulu ama top bikin nyesek. (Tak ada balasan tapi berharap dibales)
12.15 Malam : Mr.Baper... Aku benci kamu.... I hate you I hate you tapi I miss you. Aaaaaaa bales... kampret... gue gak bisa tidur nie... diotak ngerasa bersalah.... bales.... dong... jangan ke gantengan ya. Jangan merasa dicintain bisa giniin gue. Gue gak akan sms lagi. Najis.... sampah lo. ( Lempar hp karena emosi tapi bukan HP pak Ikbal sayang kalau itu dilempar yang lama)
12.20 Malam : Bener bener deh lo ya... gak punya otak bales ke... gue cape ngetik... ngetik HP. Mana tarif SMS mahal. Pikir dong.... Gue gak akan sms lagi beneran nieh.. mau jadi bot mahal sekarang... (Tetep gak dibalas. Dikamar makin panas).
12.25 Malam : Ping!!"
12.26 Malam : -_- Bales.... (Gak dibales padahal udah cape dongkol)
12.27 Malam : Ping!! 200x Biar kaya anak alay :) (Gak dibalas)
12.28 Malam : Sayang banget ama Mr.Baper... please... bales...
12.35 Malam : Angkat telp aku kali Mr.Baper.... Sombong amat lu.... Brengsek. Tai lah... Sok kegantengan. Dasar Homo murah....(Padahal gue yang murah huakkkkkkkk)
12.45 Malam : Mr.Baper...
12.45 Malam : Mr.Baper...
---------------------
Hingga pukul 1 malam aku terlelap tidur setelah puas mencaci maki Pak Ikbal.
Pagi hari aku terbangun dengan kantung mata menghitam seperti panda akibat kurang tidur. Aku pun siap siap kuliah. Sebenarnya gak mau juga malu liat Pak Ikbal. Tapi mau gimana lagi aku harus tetep ketemu dan minta maaf lagi. Apa lagi semalam labil ku kumat. Sampai aku hina hina. Setelah rapi aku pun pergi ke kampus dengan menaiki taxi. Sesampainya dikampus suasana masih sepi mungkin aku kepagian datang. Aku duduk dikelas. Tak lama ku lihat Pak Ikbal berjalan menuju koridor kantornya setelah melewati kelasku. Aku keluar kelas, lalu ku kejar Pak Ikbal aku teriak teriak memanggilnya. Untung aja masih sepi jadi gak akan ada yang liat.
"Mr.Baper... tunggu..." Panggiku berteriak. Tapi ia tetap melangkah pergi. "Mr.Baper... aku ingin ngomong..." Ucapku kembali berteriak dan berjalan cepat. Namun ia tetap tak berhenti. Aku berpikir dengan cepat bagaimana supaya ia bisa berhenti. Tak lama aku pun menemukan jalan. "Mr.Baper..." panggilku. Bruk... aku pura pura jatuh agar Pak Ikbal menghampiriku. "Aduh... Mr.Baper can I help... me... aku jatuhhh please..." Ucapku dengan memegang kakiku. Pak Ikbal berhenti melangkahkan kakinya. Aku tersenyum sinis hatiku melompat lompat. Ahirnya dia mendengarkanku. "Mr.Baper..." Panggilku. Tapi Pak Ikbal hanya diam tak menjawab tak kembali berjalan. 'Kampret nie orang... beneran... marahnya parah...' Gumamku dalam hati. Tak lama Pak Ikbal kembali berjalan dengan tersenyum. Kulihat di cermin ia tersenyum. Seperti puas melihatku seperti ini. Pengen nangis tapi malu. Aku bangkit dari jatuhku. Aku balik kekelas dengan kesal. Aku duduk dibangku ku. "Aneh... dosen ama siswa sama gilanya... jam 9 gak ada yang datang. Nie kampus stres... kali." Gumamku dikelas yang kosong.
"Bukan mereka yang gila... kamu yang gila... Hari minggu ngapain ke kampus... kurang kerjaan hah..." Ucap seseorang dipintu. Yang ternyata itu Pak Ikbal. Aku hanya diam menatap sinis. Pak Ikbal menghampiriku kemejaku. Aku menatap kearah lain. "Ngapain kesini... sana pergi..." Ucapku dengan kesal. "Mana kakiku yang sakit...?" Ucap Pak Ikbal dengan menatapku. "Gak usah so perhatian... basi... sakitnya tadi ditanya sekarang... gak ada efek sekarang..." ucapku dengan bangkit daru tempat duduk ku. Dan mau meninggalkan Pak Ikbal. Tapi ia malah menahan tanganku. Dan menarik kepelukkannya. "Jangan kaya anak kecil gini... dong..." Ucap Pak Ikbal dengan memelukku. "Pak Ikbal yang kaya anak kecil. Bukan aku..." Jawabku dipelukan Pak Ikbal. "Ok Ok maaf aku... marah karena aku... cemburu..." Jawab Pak Ikbal dengan manis padaku.
"Cemburu....??" Ucapku
...
..
.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)
Lãng mạnIni adalah kisah tentang lelaki bayaran yang berjuang untuk hidupnya. Ini adalah cerita keempat saya. Maaf jika nanti ada typo. Saya masih belajar. Selamat membaca. Note : Cerita saya 1.Romeo VS Romeo 2.Between heaven and hell 3.Me Gusta Tu Bisa dib...