Part 24

17.5K 576 10
                                    

"Ini untukmu... Ini untukku... jadi kita pemenang..." Ucap Pak Ikbal memberikan 1 HP padaku. Dan menyebut kita pemenang. Aku hanya busa tersenyum sekarang. Lalu Kupeluk Pak Ikbal sebagai ucapan terima kasih. Tak lama kulepaskan kembali pelukanku. Lalu tersenyum pada Pak Ikbal. "Pulang yu..." Ajak pak Ikbal padaku. Aku pun mengganggukan kepalaku. Aku dan Pak Ikbal pun berjalan keluar dari store, setelah melakukan pembayaran Handphone milikku. Saat sampai di dekat mobil. Seorang pengemis menghampiri Pak Ikbal. "Mas... bagi sedekah mas...." Ucap sang pengemis dengan pakaian kotor dan topi jelek. Kulihat Pak Ikbal hanya diam tak menjawab atau memberikan respon sedikit pun. Aku berpikir Pak Ikbal sedang mengambil uang. Karena pikir ku walau Pak Ikbal benci cewe dan cowo, kalau melihat pengemis pasti hatinya berubah. "Mas bagi sedekahnya..." Ucap kembali sang pengemis. "Pergi..." Ucap Pak Ikbal dengan pelan dan membuka pintu mobil. Kulihat wajah Pak Ikbal biasa saja. "Tapi mas... saya belum makan..." Ucap kembali sang pengemis dengan menyentuh jas Pak Ikbal. Pak Ikbal terlihak tak terima disentuh orang lain. Pak Ikbal menutup Pintu dengan kencang lalu menghampiri pengemis itu. "Heh... Anjing... berani sekali lo.. nyentuh gue... hah..." Ucap Pak Ikbal dengan kasar dan penuh amarah, yang membuat kedua mataku terbuka. Tak lama Pak Ikbal menghantap pengemis yang berani menyentuhnya #Bhakkkkk. Pipi sang pengemis itu berdarah. Deg... dada ku berdegup kencang. Melihat sosok Mr.Baper yang berubah menjadi menyeramkan.
Dengan cepat kuhampuri Pak Ikbal, saat akan memukul sang pengemis itu. Kutahan lengan Pak Ikbal yang akan menghantam pengemis itu. "Stop... Mr.Baper..." Ucapku lembut. Pak Ikbal pun tak jadi menghantam sang pengemis. Ku tatap wajah Pak Ikbal, Pak Ikbal pun menatapku. Tak lama kulihat wajahnya tenang tak seperti tadi, saat memukul pengemis yang berubah seperti setan. Kulihat sang pengemis terlihat shock melihat Pak Ikbal. Dalam hati "Disuruh pergi dari tadi gak denger liat kan suami gue marah hehehe" Ucapku dalam hati dengan senyum. Tak lama kulihat Pak Ikbal mengambil dompet dan beberapa Rupiah berwarna merah 100 ribu 5 lembar. lalu menyerahkannya padaku. "Berikan padanya... suruh buat berobat..." Ucap Pak Ikbal padaku dengan masuk ke mobil. Aku terdiam, agak bingung dengan sikapnya tadi memukul sekarang memberikan uang atau lebih tepat menolong sang pengemis. Aku pun tersadar. "Iya..." Jawabku. Ku hampiri pengemis yang masih shock. "Pak..." Panggilku. "I... Iy...a" Jawab Pengemis dengan kaget. "Ini gunakan uang ini untuk mengobati luka dipipi sang pengemis yang berdarah. Kulihat pipinya berdarah pak Ikbal mukul dengan kencang kayanya. Ditambah lengan pak Ikbal yang memang kekar dan besar membuatnya lebih kuat. "Gak usah gak usah..." Ucap sang pengemis dengan merasa takut. "Kalau bapak gak ambil uang ini... Orang didalam mobil itu bisa lebih marah..." Gumamku dengan menunjuk kemobil. Sang pengemis pun menatap kearah Pak Ikbal, lalu menatap ke uang yang kupegang. "Ya udah... makasih..." Ucap sang pengemis langsung pergi dengan cepat. Aku tersenyum menatap tingkah sang pengemis, padahal Pak Ikbal tak akan keluar dari mobilnya lagi. Setelah selesai aku pun kembali ke mobil. Duduk disebalah Pak Ikbal. Pak Ikbal menatap ku dengan tajam tapi aku tak menatapnya karena agak takut juga dengan sikapnya tadi. "Kenapa melihatku seperti itu...?" Tanyaku bingung saat melihat Pak Ikbal menatapku. ""Tak apa apa..." Jawab Pak Ikbal yang langsung menatap kedepan dan mulai menyetir mobilnya.
Dalam perjalanan menuju kosanku. Tak ada perbincangan, aku hanya menunduk takut. Padahal sebenarnya Pak Ikbal tak pernah memperlakukanku seperti tadi. Cuman tetap aja ada rasa takut, karena aku hanya manusia biasa. Tak lama Aku dan Pak Ikbal pun sampai dikosan. Aku pun mulai menggerakan tanganku untuk membuka pintu. Tiba tiba Pak Ikbal memegang tangan kanan ku. "Aku minta maaf atas kejadian tadi. Pasti membuat mu takut..." Ucap Pak Ikbal meminta maaf padaku. Aku menatap Pak Ikbal lalu tersenyum. "Tak apa apa... Rubah sedikit... sifat itu.. secara perlahan... Mr..." Ucap ku dengan tersenyum. Pak Ikbal menatapmu dengan tersenyum. Pak Ikbal mendekat padaku, lebih dekat hingga nafas kami berdua bisa kurasakan. Hingga sebuah keciuman manis terjadi. Bibir ku dan bibirnya bersatu. Tak lama ciuman kami terlepas. Pak Ikbal tersenyum padaku. "I Love You Mr.Baper..." Ucapku dengan senyuman. Tapi Pak Ikbal hanya tersenyum padaku. Tanpa membalas apa yang aku ucapkan. Aku pun keluar mobil. Kulihat kepergian Pak Ikbal yang telah memberikan ciuman indah didalam mobil.
Setelah mobil tak terlihat aku melangkah kan kaki kekosanku. Aku masuk kedalam kosan dengan senyum merekah membayang kan yang terjadi hari ini. Kulihat Ibrahim sedang duduk disofa menonton TV. Kuhampiri dan duduk disampingnya.
"Ceelah... seneng amat lo..." Gumam Ibrahim padaku. "Seneng dong... dibeliin Handphone terbaru masa gak seneng... hehehe" Jawabku dengan terkekeh. "Cah... gue aja dibeliin motor biasa aja ama Ruslan..." Jawabnya seperti iri padaku. "Itu kan lo bukan gue... kali..." Jawabku yang merasa senang. Tak lama Yusron datang menghampiri kami berdua. "Eh... besok anter gue... jenguk moge... ya lagi sakit... dia" Ucap Yusron yang kuatir. "Gue gak bisa... besok... gue diajak Ruslan jalan jalan..." Ucap Ibrahim. "Lu Don...?" Tanya Yusron padaku. "Bisa...!" Jawabku dengan tersenyum. "Jam berapa?" Lanjutku dengan bertanya. "Jam 5" Jawab Ruslan padaku. "Oke.." Gumamku dengan mengangkat jempol ku. Tak lama Yusron balik kembali ke kamarnya. Aku pun pergi kekamarku. Dikamar aku membuka Handphone baruku. Kucoba menelpon Pak Ikbal.
Tut.....tut...
Telp
------
"Hallo???" Ucap Pak Ikbal ditelp.
"Hehe..." Aku tersenyum kaget karena Pak Ikbal mau mengangkat telpon.
"Kok senyum? Ada apa telp...?" Tanya Pak Ikbal padaku.
"Gak apa apa cuman kangen doang..." Jawabku.
"Keseringan kangen kamu..." Balas Pak Ikbal yang tak lama menutup telpnya.
----
"Hemmm.... telp ditutup tapi gak apa apa yang pentingudah ngomong... hehehe" Ucapku dengan tersenyum. tak lama aku pun terlelap tidur.
Pagi hari aku bersoap siap dan langsung pergi kekampus. Dikampus seperti biasa gak ada yang aneh dan luar biasa. Aku masuk kelasku. Kulihat Ruslan gak ada. Baru aku sadar mungkin dia pergi sama Ibrahim jalan jalan sampai gak masuk kuliah. Jam Istirahat tiba, aku pergi keruangan Pak Ikbal untuk minta izin hari ini gak bisa belajar. Aku akan mengantar Yusron.
"Mr.Baper..." Panggilku saat aku sampai di Ruangan. "Heem..." Jawabnya dengan wajah datar. "Hari ini aku gak belajar dulu... ya..." Ucapku dengan duduk dikursi. "Kenapa?" Tanyanya dengan membaca buku sambil berdiri. "Aku mau jenguk teman sakit..." Ucapku dengan mendekatinya. "Oke... berarti besok minggu kerumah saya sebagai gantinya..." Seru Pak Ikbal. Aku tersenyum karena dibolehkan. Kupeluk Pak Ikbal dari belakang. "Makasih ya Mr.Baper..." Ucapku dengan memeluknya. "Udah lepaskan entar ada orang yang liat..." Jawab Pak Ikbal. Aku pun melepaskannya. Dan langsung pamit. Sebenernya gak enak juga sih gak belajar ama Pak Ikbal walau cuman sehari. Kangennya pasti berasa banget. Tak lama jam pelajaran berikutnya akan dimulai. Akupun dengan cepat kekelasku.
Waktu menunjukan pukul 4 sore. Aku keluar dari kampus dengan cepat aku kembali kekosan. U tuk mengatar Yusron menemui Moge yang tengah sakit. Sampai dikosan Yusron rupanya sudah siap dengan kepergiannya. Aku pun mengganti bajuku. Setelah siap kami pun mulai pergi dengan menggunakan Taxi.
Aku tak tahu rumah Yusron. Dan saat aku turun. Aku turun disebuah apartemen mewah sekali. "sron... lo gak salah... rumah moge disini..?" Tanyaku pada Yusron yang takut salah rumah. "Enggak lah... orang gue tiap FUN disini kok..." Jawab Yusron dengan yakin. "Oh... Ok Ok.." Jawabku.
Aku dan Yusron sampai dilobi apartemen. Tak lama Yusron minta izin sebentar ke toilet. Ahir ya aku menunggu dilobi sebentar. Seseorang menghampiri tak lama setelah Yusron pamit.
"Doni... kan...?" Tanyanya.
"iya..." Jawabku.
"Doni... ya Lelaki dipinggir jalan...?" Tanyanya kembali.
"Iya..." Jawabku dengan sopan.
"Boleh dong saya Booking... lagi pengen niehh kebetulan.." Serunya dengan meluk meluk padaku yang membuatku tak nyaman.
Tak lama kulihat seseorang sedang menatapku dengan pakaian rapih dan wajah kecewa padaku. Saat kulihat lebih tajam dan saat di peluk om om genit itu. Orang itu ternyata...
"MR.BAPER..."
...
..
.
TO BE CONTINUE

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang