"Cinta... Itu Apa...?" Tanyaku dengan senyum.
"Cinta...?" Tanya kembali padaku.
"He.em... Cinta..." Jawabku.
"Cinta itu..." Pak Ikbal menatapku dengan tajam.
"Cinta itu apa Mr.Baper...?" Ucapku pada pak Ikbal.Kulihat pak Ikbal hanya diam menatapku. "Kok pak Ikbal diem aja...?" Tanyaku kembali.
"Cinta itu... Cinta itu... " Ucap pak Ikbal dengan terbata bata.
"Heem... Lama.... Cinta itu adalah perasaan seseorang terhadap lawan jenisnya karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya." Gumamku dengan memberi arti cinta.
"Benarkah seperti itu....?" Tanya pak Ikbal padaku.
"Iya kaya gitu..." Jawabkku. "Terus kalau menurut pak Ikbal cinta itu apa...?" Tanya ku kembali.
"Cinta itu..." Jawab pak ikbal. Aku berdiri dan menghampiri pak ikbal lebih dekat.
"Cinta itu apa..." Ucapku dengan makin dekat ke pak Ikbal.
"Cinta itu.. Jam perlajaran tambahan sudah habis... bereskan barang mu dan segera pulang..." Ucap pak ikbal.
"Tapi Mr.Baper belum jawab pertanyaan saya..." Gumamku pada pak Ikbal.
"Besok besok aja lagi ya." Pak ikbal membereskan buku ku ke tas milikku. Lalu menyerahkannya padaku. Dan mendorong ku keluar. "Sekarang kamu pulang... ya. Ganteng..." Ucap pak ikbal dengan langsung menutup pintu, ketika aku diluar rumah.
"Mr.Baper.... " Teriaku didepan pintu yang sudah ditutup. "Kenapa gak bisa romantis... sihhh Gue kan Pacarnya... walau gak tau kapan jadiannya hehehe.." Gumamku. "Tenang tenang aku yakin dia pasti membuka pintu bentar lagi... hitung mundur." Ucapku kembali.
"3.... 2.... 1..." Hitungku. Dan benar saja pak Ikbal kembali membuka pintunya. Aku tersenyum merekah.
"Kok dibuka lagi...." Ucapku dengan melipat kedua tanganku didada. "Ah.... Saya tau masih kangen ya...Mr.Baper... cie.... bilang aja pak kalau masih kangen... saya siap kok buat ngilangin kangen Mr.Baper... Sini mau ku peluk..." Gumamku dengan percaya diri dan tersenyum.
"GR nya to the max ya kamu..." Ucap pak Ikbal dengan senyum padaku.
"Gak GR juga kali Mr.Baper karena itu kenyataan.. kan... Mr.Baper... Kangen... Ungkapin aja pak... Dari pada entar jerawatan.. loh..." Seruku pada pak ikbal.
"Kata siapa..?" Tanya pak Ikbal.
"Kata saya lah.. Masa kata si Ruslan..." Jawabku kembali.
"Oh.. ya...?" Gumam pak Ikbal dengan nada bertanya.
"Iya.." Ucapku.
"Oh... yaudah..." Seru pak Ikbal.
"Kangen ya...?" Tanyaku.
"Balikin kacamata saya... kemaren.." Seru pak ikbal.
"Aihhh...." Gumam ku kaget.
"Balikin.. kacamata saya...." Ucap pak ikbal kembali.
"Iya iya..." Jawabku dengan langsung mengambil kacamata yang ada ditasku. Setelah kutemukan ditas. Kuberikan pada pak Ikbal.
"Mr.Baper..." Panggilku.
"Apa...?" Jawabnya nya.
"Kangen sama aku kan..." Ucapku.
"Emmm... Gak... Itu kamu aja ke GRan..." Jawab pak Ikbal dengan menutup pintu.
"Aiiiihhh..." Gumamku dengan menggaruk garuk kepaaku.
Aku menarik nafasku lalu pergi dari rumah pak Ikbal dengan senyuman. Ku stop Taxi dijalan, dan kunaiki langsung. Dalam taxi tersenyum mengingat kejadian yang terjadi. Rasanya seperti mimpi memang. Pak Ikbal tersenyum padaku dan bukan hanya itu tadi terahir dia memanggilku GANTENG. Membuatku merasa senang dan tersenyum hahahahaha.
"Mas... kenapa..?" Seru sang supir taxi yang melihatku senyum sendiri.
"Ah... gak apa apa kok hehehe lagi melamun aja.." Jawabku. Sang supir hanya tersenyum padaku.
Lama ditaxi ahirnya sampai juga didepan kosan. Aku berjalan menuju kosan kulihat Ibrahim Keluar kuhampiri Ibrahim.
"Eh.. mau kemana him..." Tanyaku dengan heran.
"Ini ada yang booking... gue.. dihotel Grand Indonesia Bim... Gila gak tuh..." Seru Ibrahim
"Waw... tumben... Siapa tuh..." Ucapku dengan senyum senyum.
"Kagak tau... don pan belum ketemu... Kampret... Doni... Sayang...." Seru Ibrahim dengan senyum.
"Panggil nama satu aja kali... jangan tiga kampret doni sayang..." Ucapku kesal.
"Jangan manyun gitu dong.. Gantengnya ilang.. loh..." Seru Ibrahim dengan senyum.
"Idih... ganteng gue udah permanet... mana bisa ilang...." Ucapku dengan emosi meninggi. "Beliin... martabak kalau balik besok..." Pintaku dengan mengedipkan mata dan tersenyum.
"Boleh.. jangan lupa transfer duitnya..." Seru Ibrahim
"Yeh... Gratis keles..." Ucapku.
"Ya udah abang... On The Way yah... bye adik kecil..." Seru Ibrahim yang sukses membuatku tercengang melihat tingkah ibrahim. Ini pertama kalinya dia manggil gue adik kecil dan mau di bilang abang. Ibrahim pun pergi dengan senyum.
"Abang...?? Adik kecil.??" Tanyaku.
"Heh kenapa...?" Seru yusron yang tiba tiba datang dari belakang.
"Eh... syron.." Ucapku. "Itu ibrahim aneh... lo. gue dibilang adik kecil...." Seruku dengan merasa bingung.
"Lagi seneng kali dia.. dapet job di Grand Hotel." Gumam Yusron.
"Iya kali... ya.." Ucapku. Tak lama kucium wangi parfum yang enak. Ternyata Yusron udah rapi. "Mau kemana abang yusron..?" Tanyaku kembali dengan senyum dan menaikan alisku.
"Biasa... Moge.. hehehe." Jawab Yusron.
"Gue dirumah dong... sendiri..." Ucapku galau.
"Iya lah.. sendiri. Masa iya harus ku telp Mr.Baper kesini.."Jawab Yusron.
"Hehehehe.." Aku hanya tersenyum pada yusron. Moge datang seperti biasa menjemput Yusron. Yusron menhampiri Moge, sementara aku masuk ke dalam kamarku.
aku menyimpan tas ku dan pergi mandi. Selesai mandi aku terdiam menatap foto pak Ikbal.
Tanganku bergerak menuju pesan SMS. Kukirimkan pesan beberapa pada pak ikbal.
SMS
"Hai Mr.Baper kangen nih. Lagi apa?"
"Mr.Baper udah makan belum..."
"Mr.Baper.. bales kek.."
"Mr.Baper... #pake toak..."
Namun belum juga ada balasan. Hingga aku terlelap tidur.
Pagi hari kulihat ada satu pesan. Aku langsung berdoa. "Ya Allah semoga dari pak ikbal".
Saat ku buka aku sangat terkejut. ternyata itu dari...
...
..
.
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)
RomanceIni adalah kisah tentang lelaki bayaran yang berjuang untuk hidupnya. Ini adalah cerita keempat saya. Maaf jika nanti ada typo. Saya masih belajar. Selamat membaca. Note : Cerita saya 1.Romeo VS Romeo 2.Between heaven and hell 3.Me Gusta Tu Bisa dib...