"Ohhh oke oke... tapi inget pak saya gak mau diiket iket kaya BDSM gitu... ya..." Pintaku.
Pak ikbal menatapku tajam.
"Emang siapa yang mau kaya gitu.. saya kan belum bilang mau saya apa." Jawab pak ikbal dengan tegas. Emm iya juga sihhh pak ikbal emang belum ngomong apa apa. Aku nya aja yang kegeraan duluan hehe. Mungkin karena pak ikbal ganteng.
Aku pun terdiam menatap pak ikbal. Beberapa menit kemudian pak ikbal mengambil sesuatu dari tas nya. Dan mengeluarkan beberapa lembar kertas. Aku menaikan alisku. Karena bingung tapi juga penasaran.
"Ini punya kamu kan...?" Tanya pak ikbal dengan meletakkan kertas kertas, yang ternyata itu adalah lembar ujian semester ku yang nilai nya rata rata 5.5.
Aku mengambil kertas ujian itu.
"Udah lah gak penting ini pak..." Jawabku dengan menyingkirkan kertas ujian itu. " Yang penting aku lulus kuliah aja... gak apa apa nilai jelek juga." Lanjutku dengan duduk dikasur hotel.
"Gak penting...?" Tanya pak ikbal padaku.
"Demi masa depan kamu. Kamu bilang itu gak penting....?" Tanya nya dengan makin kencang padaku.
"Iya gak penting..." Jawaku dengan mengunyah permen karet.
"Aneh... jalan pikiranmu. Saya mau mulai besok nilai mu harus bagus dan kamu lulus dengan nilai terbaik." gumam pak ikbal padaku. Aku hanya tersenyum melihat wajahnya yang tegas dan tampan itu.
"Sini de pak..." Seru ku dengan menepuk kasur disampingku.
"Saya....?" Tanya pak ikbal padaku.
"He.em..." Jawabku dengan mengganggukan kepalaku.
Pak ikbal berjalan pelan. Kutarik jas pak ikbal. Kudorong pak ikbal keranjang dengan posisi duduk. Sementara aku diatasnya.
"Semua laki laki tuh sama ucapan diawal selalu gombal dan manis. Tapi ujung ujungnya mereka butuh sex..." Seru ku didekat wajah pak ikbal.
"Saya... saya... beda...." Gumamnya pelan dan gugup yang disertai keringat dan kulihat ada ang menonjol di celananya.
Aku tersenyum melihat pak ikbal sepertinya dia terangsang. "Ok.. sekarang kita berdua dikamar." Gumamku lalu kubuka selangkangan pak ikbal. "Jadi kita lakukan..." Lanjutku dengan membuka kancingku.
Namun pak ikbal langsung bangkit. Aku pun sontak kaget dan jadi berdiri karena didorong pak ikbal. Dalam hatiku bertanya "kenapa".
Pak ikbal mengambil tasnya. Lalu mengambil sebuah amplop ditasnya.
"Ini bayaran yang kamu mau..." Seru pak ikbal dengan bercucuran keringat padahal belum diapa apain. "Besok kamu datang keruangan konseling saya..." Lanjutnya.
Aku hanya tersenyum. "Ya besok datang..." Gumam pak ikbal kembali dengan langsung meninggalkanku sendiri di hotel. Kuhitung jumlah uang diamplop.
"Waw... banyak juga ternyata.." Gumamku. Tapi aku gak kerja dan ini salah. Harusnya aku kerja dulu baru nerima duit. tapi gak apa apa kali ya sekali kali.
Aku pun langsung check out dari hotel. Aku langsung memanggil taxi dan pulang menuju kosan.
'Sebenernya ada rasa berbede saat aku bersama pak ikbal. Seolah aku menjadi lelaki murahan. Padahal ketika dengan pria hidung belang biasa aja... aneh.' Gumamku dalam hati.
Bebetapa menit kemudian aku sampai dikosan. Masih sepi, karena teman temanku masih bekerja.
Didalam kosan aku teringat ucapan pak ikbal. Kalau aku harus belajar sungguh sungguh. "Hah... susah... kali pak..." Gumamku seorang diri.
Hari semakin malam. Aku pun mulai menutup mataku dan tertidur pulas.
Pagi hari saat aku sudah siap siap akan pergi kuliah. Kedua temanku datang dengan wajah senyum.
"Cie.... yang abis maen ama dosennya..." Seru Yusron menggejekku.
"Puas gak.. ya tuh dosennn...?" Tanya ibrahim sambil berfikir.
"Ya puas dong.... Doni kan paling ahli... soal muasin." Jawab Yusron pada ibrahim.
"Gue gak disentuh..." Gumamku dengan membereskan buku kuliah ku.
"Hah.." Kedua temanku kaget mendengar jawabanku. Dan tiba tiba mereka menyuruhku duduk dikursi. Yusron dan ibrahim dikiri dan kananku.
"Seriusan lo gak disentuh...?" Tanya ibrahim penasaran.
"Seriusan masa gua bohong." Jawabku.
"Wahhh berarti pak ikbal tuh baik ya...?"Tanya yusron padaku.
"mungkin juga si sron.." Jawabku.
"Kagak mungkin... semua laki laki tuh sama dikasih lobang aja mereka pasti mau.." Seru Ibrahim dengan lantang.
"Pak ikbal sama beda kali him..." Seru Yusron.
"Dari mana lo liat bedanya hah...?" Tanya ibrahim pada Yusron.
"Ya dari pakaianya wajahnya... beda.." Jawab Yusron.
"Ala sama aja kali..." Jawab Ibrahim.
"Beda.." Tangkis Yusron.
"Sama.."
"Beda..."
Aku hanya tersenyum melihat kedua temanku sedang beragumen.
"Oke.. gini de... kita taruhan kalau pak ikbal ke goda sama Doni. Berarti gua menang. Lo harus kasih makan gua selama 2 tahun." Seru Ibtahim
"Kalau gak kegoda..?" Tanya Yusron.
"Lo menang gua akan kasih makan lo selama 2 tahun." Seru Ibrahim dengan agak takut kalah dia.
"Oke fix... gua setuju.. Gimana menurut lo don?" Tanya Yusron padaku.
"Terselah lo pada. Gua mau kuliah bye..." Aku meninggalkan mereka berdua.
Dikejauhan terdengar ibrahi dan yusron berteriak.
"Don goda ya..." Seru Ibrahim.
"Semoga pak ikbal gak ke goda." Doa yusron.
Aku tak hiraukan. kupanggil taxi dan langsung pergi ke kampus.
Aku berjalan dilobi untuk pergi keruang kelasku. Tak lama Ruslan menghampiriku.
"Hai Don..." Sapanya dipagi hari yang cerah ini.
"Hai juga Ruslan... tumben sering sapa sekarang... ada apa niehhh... ? Gua gak punya cewek cantik kaya temen temen lo." Seruku dengan panjang lebar.
"Gak apa apa lo aja udah cukup kok gak perlu cewek..." Balasnya dengan menaikan alisnya.
"Aiiijhh" Kagetku mendengar apa yang diucapkan Ruslan. 'Maksud lo apa playboy?' Tanyaku dalam hati.
"Hehehe... ya udah gua duluan.. ya ada perlu dulu mau kekantin... disuruh nita. Ntar ngobrol lagi..." Gumam Ruslan yang langsung pergi ke kantin.
Aku mengerutkan dahiku. "Siapa juga yang mau ngobrol sama lo Ruslan... Aneh..." Gumamku didepan ruangan guru.
"Anehnya....?" Tanya seseorang dibelakangku.
"Hah..." Kagetku mendengar ada yang membalas ucapanku. Dengan cepat aku membalikkan tubuhku.
"Pak Ikbal...??" Sahutku.
Dia hanya tersenyum manis. 'Hah... senyumnya manis semanis gula andai aku ice pasti udah meleleh...' Gumamku dalam hati.
Lalu ia berjalan kembali melewatiku. "Oh ya pulang sekolah jangan lupa ya..." Gumamnya dengan berjalan dan mengedipkan mata.
"Aiiiihhh... satu lagi orang gila... " Gumamku kembali.
'Kenapa jadi ribet gini... ya...!!! Anehhh... liat aja nanti kau pak ikbal pulang kuliah. Apa kou masih so alim.. nanti...' Gumam ku dalam hati.
...
..
.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)
RomansaIni adalah kisah tentang lelaki bayaran yang berjuang untuk hidupnya. Ini adalah cerita keempat saya. Maaf jika nanti ada typo. Saya masih belajar. Selamat membaca. Note : Cerita saya 1.Romeo VS Romeo 2.Between heaven and hell 3.Me Gusta Tu Bisa dib...