Part 12

22.1K 677 10
                                    

Mampus kok bisa dia tahu. Tahu dari mana? Apa Ruslan bakal manfaatin saya yah...? Gimana ini apa harus pindah kuliah.
"Heh... Kok bengong... kamu lelaki dipingir jalan... kan..." Gumam Ruslan sekali lagi padaku.
"Iya...." Jawabku dengan menatap tajam Ruslan. "Terus lo mau apa sekarang... dari gue..." Jawabku dengan sinis.
"Gue mau lo...." Ucap Ruslan.
"jangan bilang lo mau nidurin gue.. Gue gak mau... mending lo cari yang lain aja..." Gumam ku memotong pembicaraan Ruslan.
"Bukan... bukan... gue bukan mau itu... gue gak ancur juga kali... Don..." Jawab Ruslan padaku.
"Terus... mau lo apa?" Tanyaku sambil menatapnya.
"Deketin gue ama Ibrahim. Gue suka sama ibrahim... please..." Ucap Ruslan. Mataku membulat sempurna. Mendengar apa yang diucapkan Ruslan.
"Hah..." Kagetku.
"Bisa gak don...?" Tanya Ruslan padaku.
"Bukannya lo jadian sama nita...?" Tanyaku balik.
"Nita itu cuman buat nutupin... kedok aja kok don..." Jawab Ruslan dengan menaikan alisnya dan tersenyum.
"Aiiihh..." Gumamku saat mendengar Nita hanya dijadikan kedok atau topeng oleh Ruslan.
"Jadi boleh gak gue... minta nomor Ibrahim...?" Tanya Ruslan padaku yang masih kaget.
"Bolehh... tapi kok lo bisa suka sama Ibrahim. Gue bingung... status lo yang anak pemilik kampus. Harta bejibun. Wajah.... lumayan ganteng sih... jadi Homo..." Jelasku dengan merasa heran.
"Udah gak usah dipikirin... mana nomornya...?" Pintanya dengan cepat.
"Nih... 083818910913..." Seruku menyebutkan nomor Ibrahim.
"Ok Thanks... ya..." Gumamnya dengan langsung pergi kekantin.
"Sama sama..." Ucapku pelan. Pikiran ku terasa berat. Ahir ahir ini banyak kejadian yang tak terduga. Tapi ini yang paling aneh. Atau cinta gue ke pak ikbal paling aneh.
"hah.... Andai pak Ikbal kaya Ruslan. Cinta sama Ibrahim..." Gumamku sendiri lalu berjalan menuju kelas ku.
Kelas pun dimulai. Aku mengikuti setiap jam pelajaran. Jadwal hari ini pak Ikbal tak masuk kelasku. Kangen rasanya. Apalagi kalau ngajar suaranya itu sexy. Tubuhnya keren dengan menggunakan jas.
Jam perkuliahan ku telah selesai pada pukul 2 siang. Anak anak pun ada yang istirahat menunggu pelajaran lain ada yang pulang karena telah selesai. Aku menuju ruang konseling ruangan pak Ikbal. Walau ngajar Bisnis management. Pak ikbal juga sekaligus guru konseling mahasiswa.
saat didepan ruangan kulihat gedung sepi. Aku tersenyum nakal dan berpikir cara mengajak pak ikbal ikkeh ikkeh. Entah kenapa rasanya penasaran sekali bagaimana pak ikbal ikkeh ikkeh.
Aku membuka pintu ruangan konseling, lalu masuk kedalam. Kulihat pak ikbal tidut dikursi sofa ruangam. Aku dekati pak Ikbal. Kulihat wajahnya yang sedang tidur. "Waw... bidadara dari langit..." Gumamku dengan tersenyum. Kusentuh wajahnya yang tidur. Membuat jantungku seakan melompat lompat kegirangan. Kerah baju pak Ikbal terlihat terbuka 1 kancing dan "Wow..." Sexy. Hahahaha hatiku tersenyum kembali. Wajahnya tetap kusentuh tapi ketika menyentuh hidungnya. Tak ada nafas. Deg... aku panik dan bingung lalu aku simpan telingaku didada pak ikbal untuk mendengar denyut jantungnya. Aku dengarkan baik baik ternyata masih ada. Aku merasa nyaman kepalaku ditubuh pak Ikbal hangat dan basah keringat.
Tiba tiba pak ikbal bangun dan menatapku. kini pandangan kami saling bertatapan satu sama lain. Kudekatkan wajahku pada pak ikbal. Untuk mencium bibir pak Ikbal. Ketika jarak bibir ku dan bibir pak Ikbal hanya tinggal 1 jari. Pak ikbal menahan dengan tangannya.
"Kamu mau ngapain...?" Tanya pak Ikbal dengan menatapku.
"Saya... mau cium... bibir Mr.Baper... boleh kan..." Jawabku dengan senyum.
"Jangan..." Jawabnya.
"Kenapa? Tanggung Mr.Baper kita udah deket... ya..." Seruku kembali. Kulihat pak ikbal seperti berfikir.
"Kamu mau cium... saya..." Ucapanya padaku.
"He.eh..." Jawabku dengan menggangukan kepalaku.
"Besok ulangan dapat 10 baru saya cium..." Seru pak Ikbal dengan langsung berdiri.
"Hah... Susah Mr.Baper... apa lagi Bisnis Management hadehh...." Jawabku dengan kesal.
"ya usaha dong... belajar..." Gumamnya. Pak ikbal langsung membawa tas nya.
"kerumah saya yu... kita belajar disana..." Ajak pak Ikbal padaku.
Aku pun mengikutinya. Aku kerumah pak ikbal menggunakan mobil pak ikbal. sesaat aku kepikiraan Ruslan. Apa dia serius suka sama ibrahim. Anak dari pemilik sekolah yang hartanya kemana mana ternyata juga seorang gay. "Hah..." Aku menarik napas.
"Kenapa...?" Tanya pak Ikbal saat melihatku.
"Gak apa apa... Ehhh kok Mr.Baper perhatian sama saya..." Tanyaku dengan heran. "aku tau.... cie... Mr.Baper mulai suka ya sama saya.... hehe..." Lanjutku.
"Jangan GR lah... saya kan cuman tanya.." Serunya.
Aku mendekat pada pak ikbal. "Saya gak GR soalnya itu kenyataan... Mr.Baper... hehehe..." Ucapku dengan senyum.
"Tuh... liat punya Mr.Baper tegang haha saat saya goda hahaha Turn On..." Jawabku dengan menatap milik pak ikbal.
"Jangan suka aneh.. aneh..." Jawabnya dengan senyuman. Ini pertama kalinya aku melihat pak ikbal tersenyum. Sangat manis bahkan gula saja kalah renyahnya.
Beberapa menit kemudian aku dan pak Ikbal sampai dirumah pak ikbal.
Rumah yang besar nya bukan main. Aku sangat kaget melihat rumah pak ikbal.
pak Ikbal mengajakku masuk kedalam rumahnya. Pak Ikbal pergi kekamarnya untuk menyimpan tasnya. aku menungu diruang tengah sambil berdiri melihat lihat foto pak ikbal yang terpang pang di dingding. Wajah pak ikbal memang tampan sejak kecil terbukti dari foto fotonya.
Tak lama pak ikbal menghampirimu membawa netbooknya.
"Siap... belajar..." Tanya pak ikbal.
Aku tersenyum "Selalu kalau sama Mr.Baper.." Ucapku dengan langsung duduk disofa.
"Oke kita belajar cara memasarkan sebuah prodak dikalangan publik. Dimana prodak kita harus bagus dan menarik. Kemasan bagus barang juga bagus akan memudahkan prodak kita cepat laku..." Ucap pak ikbal panjang lebar menerangkan tentang pemasaran prodak. Sementara aku hanya memperhatikannya. Sesekali aku tersenyum melihat expresi wajahnya yang terlihat cape namun tetap tersenyum.
"Ada yang ingin kau tanyakan... don...?" Tanya pak ikbal.
"Ada... Mr.Baper..." Jawabku.
"Apa ??" Tanya pak ikbal padaku.
"Cinta... Itu Apa...?" Tanyaku dengan senyum.
"Cinta...?" Tanya kembali padaku.
"He.em... Cinta..." Jawabku.
"Cinta itu..." Pak Ikbal menatapku dengan tajam.
...
..
.
To Be Continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang