Part 22

18.6K 625 14
                                    

"Mau dipraktekin...?" Tanya pak Ikbal padaku.
"Orang gila..." Jawabku dengan pergi cepat dan takut. Sementara pak Ikbal hanya tersenyum.
"Don..." Pak Ikbal memanggilku dan mengejarku. Tapi tak aku dengarkan. Biarkan saja dia mengejarku.
"Doni..." Panggil kembali Pak Ikbal padaku. Aku hanya berjalan dengan cepat. Sekali kali pengen dikejar Pak Ikbal. Namun lama berjalan Pak Ikbal tak memanggilku lagi. Ingin kulirik tapi gimana aku kan lagi ngambek. Masa iya nengok kebelakang. Tapi penasaran juga apa yang dilakukan Pak Ikbal. Kubalikkan badanku. Tak kulihat Pak Ikbal mengikuti ku. Mungkin dia cape ngejar aku. Aku mencarinya, lama mencari kutemukan Pak Ikbal sedang bersama wanita didepan cafe. Membuat mataku memmbulat dengan sempurna. 'Siapa lagi wanita itu...?' tanyaku. Cepat aku hampiri mereka. Ku ambil segelas air. Lalu kusiramkan pada wanita itu karena aku sangat marah.
"Aww...." Teriak wanita itu.
"Sorry... Sengaja..." Jawabku dengan mengatakan jujur sengaja. Sang wanita dengan cepat naik darah. "Heh... Bocah pake mata dong... lo nyiram..." Seru wanita itu dengan emosi. "Oh... maaf tante... aku emang pengen nyiram... wanita gatel... sih..." Jawabku dengan lebay mode on. "Tanten....?" Gumamnya shock kupanggil tante. Lagian dia juga kan yang bilang aku bocah. "Iya tante girang..." Jawabku dengan senyum. "Mas... belain... aku dong..." Seru sang wanita meminta dibela oleh Pak Ikbal. Kulihat Pak Ikbal hanya diam dan tersenyum pada wanita itu. 'Gimana mau nolong lo.. si ikbal kan anti wanita...' Ucapku dalam pikiran. "Ayah... ayah mau... bela wanita... ini..' Ucapku dengan akting menjadi anaknya. "Apa....??" Kaget wanita itu. "Ayah...? Dia anak kamu...?" Tanya wanita itu dengan masih kaget pada Pak Ikbal. "Iya saya... anaknya kenapa?? Sama ganteng ya...?" Tanya ku dengan lebay. Wanita itu semakin marah. Dia menghampiri Pak Ikbal dan mengambil tasnya lalu menampar Pak Ikbal #Prakkkk. "Dasar om om... gak tau diri... bilang perjaka..." Ucap wanita itu setelah menampar Pak Ikbal dengan keras. Lalu pergi begitu saja. Tamparannya membuat wajah Pak Ikbal menjadi merah. Kasian wajah tampannya. Tapi gak aku gak boleh peduli kan lagi marah.
"Sakitkan..." Ucapku dengan tersenyum bangga. Ku lihat wajah Pak Ikbal, pipinya dipegangi tanggannya. Mungkin sakit sekali. Tak lama kuperhatikan, Pak Ikbal malah tersenyum padaku. Aku kaget Pak Ikbal kenapa senyum?.
"Kenapa senyum...? Hah?" Tanyaku dengan sewot dan bingung. "Ini reaksi orang jatuh cinta?" Gumam Pak Ikbal padaku. "Maksudnya...?" Tanyaku balik. "Aku sedang mengetesmu..." Jawab Pak Ikbal dengan aneh padaku. "Tes...?" Ucapku semakin bingung. "He'em..." Pak Ikbal menganggukan kepalanya. "Ternyata walau kau marah Kamu tetap, cintamu tak hilang malah mati matian menjaga cinta dan berusaha memilikinya. Seperti yang tadi kau lakukan... padaku..." Seru Pak Ikbal dengan senyum manis padaku. Tapi tidak aku sedang marah aku tak boleh tergoda. "Denger ya, Mr.Baper... tadi gue ngelakuin cuman buat lo ditampar... dan Gue masih marah karena nonton Film Rumah dara tadi." Ucapku dengan emosi. "Oh... ya...?" Tanya Pak Ikbal dengan malah mendekatiku. "Oh... Tuhan... Kenapa dia mendekat' Ucapku dalam hati. Hatiku berdebar kemana mana karena Pak Ikbal makin mendekat padaku. "Jadi masih marah...?" Tanyanya padaku dengan makin dekat padaku. Bruk... kudorong tubuhnya agar menjauh. "Masih...." Ucapku langsung pergi dengan wajah memerah setengah mati. Pak Ikbal hanya melihat tingkahku lalu tersenyum. Aku stop sebuah taxi lalu pergi pulang kekosan.
Sampai kosan aku agak murung karena merasa bersalah juga setelah kupikir pikir. Aku duduk disofa. Tak lama Yusron dan Ibrahim menghampiriku.
"Ceelah... giliran... manyun kekita... senang ke Mr.Baper..." Ucap Ibrahim dengan duduk di sofa. "Diem... lo..." Ucapku dengan menpotkan bibirku. Ibrahim hanya tersenyum. "Kenapa ada masalah...?" Tanya Yusron padaku. Aku menggelengkan kepalaku. Aku lagi males cerita karena moot ku tak bagus. "Aku kekamar dulu..." Ucapku dengan lemah dan lunglai.
Sampai dikamar aku merebahkan tubuhku. Kulihat HPku, tak ada satu pun pesan atau misscall dari Mr.Baper. 'Tu orang emang gak bisa romantis... yang ada bikin gue jantungan...' Ucapku dalam hati. Tak lama aku merasa ngantuk hingga dengan cepat aku tertidur.
~~~
Pagi hari seperti biasa aku siap siap untuk pergi kekampus. Hari ini jadwal siaran radio. Kampusku memang punya radio sendiri. Setiap siswa diwajibkan untuk siaran setidaknya 1 kali. Dan hari ini giliranku. "Males...sebenarnya apa lagi sedang banyak masalah..." Gumamku seorang diri. Tak lama aku pun siap dengan cepat aku kekampus. Yusron dan Ibrahim masih tidur dengan nyenyak.
Sampai di kampus aku bertemu dengan Ruslan.
"Don.. lo siaran ya sekarang...?" Tanya Ruslan padaku. "Iya nih... males... sebenernya dita.bah ada masalah..." Jawabku dengan males. "Sama dong ama gue. Bareng ya... ke ruangan radio nya..." Seru Ruslan. "Iya iya..." Jawabku dengan merapihkan buku ku. "Don... don.. itu pak... Ikbal tuh... cie... cie..." Ucap Ruslan padaku. "Apaan sih gue lagi marahan..." Jawabku dengan tak menatap Pak Ikbal. Tak lama Pak Ikbal berjalan didepanku. Tak ku sapa karena memang lagi marahan. Jadi gak perlu disapa. Pak Ikbal pun tak menyapa ku, yang membuat aku semakin emosi. 'Kenapa si tu orang gak bisa apa nyapa aku...' Ucapku dalam hati. Tak lam jam pelajaran pertama pun dimulai.
~~~
Jam pulang kampus datang. Aku dan Ruslan pun pergi ke tempat siaran radion. Kulihat Pak Ikbal sedang didalam kelas membereskan buku bukunya. Aku menyuruh Ruslan untuk pura pura tak melihatnya. Ruslan pun setuju. Aku dan Ruslan pun berjalan melalu lorong ke tempat siaran.
Kami pun sampai diruang Radio. Hanya ada aku dan Ruslan diruangan.
"Kenapa sih.. bisa marahan...?" Tanya Ruslan padaku.
"Ya gitu lah... Mr.Baper nyebelin..." Jawabku dengan duduk ditempat siaran, karena yang pertama adalah aku. Sementara Ruslan didepan sistem pengoprasian Radio.
"Cerita dong..." Ucap Ruslan.
"Hah... Tau gak kemaren nie... yah... gue nonton..." Ucapku. Tak lama senior datang.
"Masa iya nonton film Rumah Dara... Gue kira tuh... film, film romantis... taunya film... mutilasi... najis banget... gue..." Ucapku curhat pada Ruslan.
"Udah curhatnya... 3 2 1 On" Seru senior tapi tak terdengar olehku.
"Ruslan bantu gue lah... supaya... tuh Mr.Baper... minta maaf ma gue... kan dia yang salah. Lo tau gak... malam tadi gue sebut sebut dia... kangen banget gue... Mr.Baper juga gak peka peka... gue... tuh mau di tembak... tapi gak ditembak tembak... juga... sedih... gue... Ruslan lo kan temen gue bantu gue.. dong jangan diem mulu... Bilangin gue tuh cinta setinggi gunung sama si Mr.Baper apa dia gak sadar..." Ucapku dengan sedih dan mencoba tegar. Tak lam kudenger suara bersorak anak anak dari kelas. "Kenapa..?" Tanyaku dalam hati. Aku pun dengan cepat menghampiri Ruslan dan Senior.
"Senior... ada apa?" Tanyaku dengan polos. Tapi senior malah terkekeh senyum bukannya menjawab pertanyaanku.
"Ruslan kenapa...? Kok dia tersenyum..." Tanya ku pada Ruslan. Ruslan pun ikut terkekeh senyum dan menepuk jidatnya.
"Heh... Untung nie sekolah... dibolehin cowo suka sama cowo...." Ucap senior dengan aneh padaku. Aku tau kalau homo disekolah ini tuh boleh. Tapi kok senyum nya agak aneh. Dia langsung pergi ketoilet.
"Don... Tau gak...?" Tanya Ruslan padaku.
"tau apa?" Tanyaku bingung.
"Lo tadi ngomong live... diradio... dan mungkin Mr.Baper lo itu denger..." Ucap Ruslan yang membuat ku shock dan malu setengah mati.
"Apa???" Tanyaku shock.
"Adehhhh tadi dibilangin senior live lo gak denger... jadi ya mau gak mau..." Seru Ruslan dengan senyum padaku.
"Keparat kau senior..." Ucapku kesal. Lalu pergi keluar dengan menutup wajahku. Tak lama ada yang memanggilku.
"Doni..." Ucapnya yang ternyata utu adalah Pak Ikbal. "Mampus gue... malu banget..." Ucapku dengan langsung pergi dengan jalan cepat. "Doni...." Tapi pak Ikbal Malah tersenyum dan terus mengejarku.
Aku pun terus berjalan hingga tak terdengar lagi suara Pak Ikbal. Kini aku ada di taman kamus dengan menatap bunga bunga. Tak lama seseorang memeluk ku dari belakang dengan hangat.
"Disini... ternyata..." Ucapanya yang ternyata itu Pak Ikbal.
...
..
.
To Be Continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang